Chapter 11

262 25 0
                                    

"Apa!? Kita akan berangkat sekarang? Ini terlalu cepat!" Protes Nicholas. "Terlalu cepat? Hei, kalau kau mau menyelamatkan negerimu sendiri, tidak ada kata terlalu cepat, bukan?" Sindir Marceline.

"Baiklah, Princess," jawab Nicholas pasrah.

"Jadi, petualangan apalagi yang akan kita hadapi?" Tanya Thomas. "Entahlah, aku bermimpi tentang Golden World, dan keadaan di sana sudah sangat parah karena Ratu Eleanor." Jelas Marceline.

"Apa? Golden World dimasuki Ratu Eleanor?" Tanya Michael terkejut.

"Ya, itu benar. Dia mengutuk Golden World juga, dan penguasa di sana, Valerina Rutheford, meminta bantuan kita untuk menyelamatkan Golden World." Jawab Claire.

"Tapi, bukannya kita harus ke kerajaan Fontarion dulu?" Tanya Madelaine bingung. "Tentu saja, bodoh! Kita ke sana dulu, baru kita bisa menyelamatkan Golden World!" Jelas Marceline kesal sambil menjitak kepala Madelaine.

"Baik, kalau itu rencananya, apa tidak lebih baik kita pergi sekarang?" Kata Nicholas. "Ya sudah, apalagi yang kalian tunggu? Ayo cepat!" Seru Marceline sambil mengambil barang-barangnya. Yang lain pun mengikuti dan segera berjalan meninggalkan tempat mereka berkemah menuju kerajaan Fontarion.

                 ~~~~~~*~~~~~~

NEGERI QUARTERION, KERAJAAN VORTHERION

"Kau tidak bisa sembarangan mengirim putramu untuk menyusul Marcie dan Maddie, meskipun dia mengajukan diri, My Lord!" Seru Lady Morgenstern penuh kemarahan di ruang rapat.

"Tapi mereka juga perlu menyusul Marcie dan Maddie! Bagaimana jika mereka tidak dapat mengatasi bahaya? Walaupun sudah ada teman-temannya, aku tidak bisa mempercayai mereka begitu saja!" Jawab Lord Morgenstern.

"Kalau kita kehilangan mereka, setidaknya kita masih punya Chris dan Joe!" Sanggah Lady Morgenstern.

"Tapi kita perlu Chris untuk memastikan apa mereka selamat atau tidak!" Bentak Lord Morgenstern penuh kemarahan. Dia membanting meja rapat, membuat semua orang yang berada di ruangan itu bergidik ngeri.

"Baik kalau begitu, My Lord. Tapi, kalau mereka tidak selamat, maka bersiaplah untuk menuju neraka!" Ucap Lady Morgenstern dingin sebelum dia pergi meninggalkan ruangan itu.

"Dad, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Jonathan. "Mom tidak menyetujui kalau Christian yang pergi untuk menyusul Marceline dan Madelaine, memang ada kemungkinan kalau Christian tidak selamat," sambungnya lagi.

"Aku mengerti kalau kalian semua khawatir akan hal ini. Aku mengerti kalau kita kehilangan Marceline dan Madelaine, setidaknya kita tidak kehilangan yang lain lagi. Namun, apakah kita akan membiarkan mereka sendirian di sana?" Kata Lord Morgenstern lirih.

"Mungkin aku bisa menemani Christian untuk menemukan Marceline dan Madelaine," seru Peter tiba-tiba.

"Apa kau serius, Peter?" Tanya Dionisius. "Ya, aku serius. Setidaknya masih ada yang menemani Christian untuk bertarung melawan makhluk halus di hutan nanti." Sahut Peter santai.

"Apa Anda yakin, Prince Peter?" Tanya Lord Remington memastikan. "Saya yakin, Your Majesty." Jawab Peter mantap.

"Baiklah kalau begitu. Dengan persetujuan semuanya, kurasa 2 hari lagi Prince Christian dan Prince Peter sudah bisa berangkat," sahut Lord Morgenstern dingin.

               ~~~~~~*~~~~~~

"Hei, tidak bisakah kita berhenti dulu?" Keluh Caroline yang mulai kesusahan membawa banyak barang. "Sedikit lagi, Carol. Harusnya Dad dan Mom memberi kita kuda untuk ditunggangi. Mungkin beban kita akan sedikit berkurang," timpal Marceline.

"Mungkin pihak kerajaan takut kalau saat kita diserang, kudanya mati ataupun ditinggalkan," celetuk Nicholas yang mengundang tawa dari pihak laki-laki.

"Sialan kau!" Umpat Marceline geram sambil menjitak kepala Nicholas keras.

"Aduh, sakit tau!" Seru Nicholas sambil mengusap-usap kepalanya. Marceline pun tertawa jahat sambil berkata, "Makanya, ngomong jangan sembarangan!" Ucap Marceline. "Oke, oke, sorry, Princess," ucap Nicholas terpaksa.

"Ya sudah, selanjutnya kita akan ke mana?" Tanya Madelaine. "Kita akan ke perkampungan para healer. Mungkin kita bisa memperoleh sedikit pertolongan di sana," jawab Claire.

"Healer? Aku belum pernah dengar," celetuk Michael.

"Setahuku healer adalah keturunan penyihir dengan manusia yang memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain, seperti tabib. Apakah aku benar, Claire?" Tanya Thomas.

"Ya, kau benar," jawab Claire. "Bagaimana caranya agar kita bisa sampai ke sana?" Tanya Marceline.

"Teleportasi." Jawab Claire santai. "Hah? Teleportasi? Apaan itu?" Tanya Michael bingung. "Teleportasi adalah ketika kau dapat berpindah tempat dalam waktu singkat, kaum supranatural bisa melakukannya, kecuali manusia," jelas Nicholas.

"Makanya, kau harus lebih sering lagi membaca buku, Mike," sahut Marceline sambil menampilkan smirk andalannya.

"Seenaknya saja kau berkata seperti itu. Kau saja tidak pernah membaca buku, malahan kau lebih sering membolos sampai si guru tua itu kewalahan menghadapimu," celetuk Michael yang langsung mengundang cubitan keras dari Marceline.

"Aduh, sakit tau! Kau mengerikan, Princess," keluh Michael sambil mengelus-elus bekas cubitan tadi.

"Masa bodoh dengan itu," sahut Marceline cuek. "Jadi, kita akan berteleportasi dari mana?" Tanya Thomas.

"Hmmm... biar kupikirkan dulu. Mungkin sebaiknya kita berteleportasi dari kerajaan Fontarion saja... Aku masih tidak terlalu baik dalam hal teleportasi, sepupuku yang ada di sana mungkin bisa membantu kita," jawab Claire.

"Baiklah. Dan bukankah kita harus mencari jurnal milik Ratu Casey untuk mengetahui seluruh kebenarannya, bukan?" Caroline setuju dengan usul Claire.

"Baik, kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo kita ke kerajaan Fontarion!" Seru Nicholas, dan mereka semua berjalan menuju kerajaan Fontarion.

               ~~~~~~*~~~~~~

"Sylvester." Panggil seorang wanita bertudung hitam.

"Ya, My Lady?" Jawab Sylvester.

"Keturunan Morgenstern itu tampaknya akan menuju ke kerajaan Fontarion. Jangan sampai mereka menemukan jurnal Casey lebih dulu daripada kita. Kau harus bisa mengirim sebanyak mungkin bahaya untuk menghadang mereka. Kita tidak ingin mereka mengetahui kebenarannya, bukan? Satu lagi. Dengan sangat terpaksa, kita akan meminta bantuan dari negeri Iceland untuk menyerang Quarterion, setelah itu kita khianati mereka. Bagaimana, Sylvester? Apa ini usul yang bagus?" Kata si jubah hitam meminta pendapat Sylvester.

"Sangat bagus, My Lady. Dengan begini, Anda akan menjadi penguasa seluruh dunia!" Kata Sylvester menyetujui usul jubah hitam tersebut.

"Kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo, segera laksanakan!"

"Of course, My Lady."

------------------------------

Hi, guys! Akhirnya TDTS update juga setelah author gak update selama... Hitung sendiri, deh! Sorry juga karena buat kalian nunggu lama buat kelanjutan chapter ini!

And, please vote, comment, share this story through social media, and nominated this story in The Wattys account with hashtag #Wattys2015, and help this win Wattys 2015! Thank you!

---Marinka---

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang