Chapter 23

184 19 0
                                    

"Apa kalian sudah selesai memata-matai seluruh negeri Quarterion?" Tanya seseorang berjubah hitam pada Sylvester.

"Sudah, My Lady, dan kami mendapatkan banyak informasi penting." Jawab Sylvester sambil menunduk hormat.

"Bagaimana hasilnya?"

"Pihak negeri Quarterion dan negeri Golden World menyetujui kerjasama dalam perang ini. Bisa dipastikan bahwa dalam waktu dekat, mereka akan mengadakan latihan bersama pasukan gabungan. Para putri ramalan beserta teman-temannya telah sampai di kerajaan Fontarion, dan disambut langsung oleh Princess Johanna Charlevine. Pihak negeri Iceland juga telah mengadakan latihan buat para pasukan. Aku takut si tabib tua kerajaan Fontarion dan putrinya tidak bisa menjaga jurnal milik Ratu Casey." Jelas Sylvester.

"Begitu, ya? Apa kira-kira mereka telah mengetahui kedatangan putri ramalan?" Tanya si Jubah Hitam.

"Sudah. Barusan mereka melakukan kontak dengan bagian intelijensi." Jawab Sylvester.

"Bagus kalau begitu. Bilang pada pemimpin pasukan untuk segera mengadakan latihan dan menyusun strategi. Kita akan menculik mereka, lalu menunjukkan jati diri kita yang asli." Kata si Jubah Hitam.

"Baik, My Lady," jelas Sylvester sambil berlalu pergi dari hadapan si Jubah Hitam.

              ~~~~~~*~~~~~~

NEGERI QUARTERION, KERAJAAN FONTARION

Saat ini, Marceline, Madelaine dan teman-temannya yang lain sedang mengadakan latihan bersama dengan prajurit kerajaan Fontarion, juga Johanna.

"Ayo, Marceline, kalahkan mereka semua! Buktikan kalau kau jago memanah dibandingkan Johanna!" Sorak-sorai Nicholas, Thomas, Michael, Claire dan Gretel mengalahkan kebisingan yang dibuat para prajurit.

"Tenang saja! Aku akan menang!" Balas Marceline sambil melambaikan tangan. Sementara Johanna telah menunggunya di arena dengan smirk khasnya.

"Apa kau siap, Marcie?" Tanya Johanna.

"Aku selalu siap!" Balas Marceline dengan keyakinan kuat.

Maka dimulailah kontes memanah antara Marceline dan Johanna. Masing-masing memiliki kekuatan yang sama besar, hingga pada akhirnya, tembakan Johanna meleset, menyisakan Marceline sebagai pemenangnya. Semua teman-teman Marceline pun berhamburan memberikan selamat dan memeluknya.

"Selamat, Marcie! Kau mengalahkan Johanna!" Kata Nicholas sambil memeluk Marceline.

"Kau hebat, bisa mengalahkan Princess Johanna!" Puji Gretel.

"Selamat, Marceline Morgenstern. Selama ini, belum ada orang yang mengalahkanku dalam panahan." Puji Johanna sambil bertepuk tangan.

"Thanks, Johanna." Ucap Marceline tulus.

"Ya sudah. Sekarang, mari kita mencari jurnal itu! Sudah tidak ada waktu lagi." Ajak Claire sambil berjalan keluar arena panahan.

               ~~~~~~*~~~~~~  

"Kita akan kemana mencari jurnal itu?" Tanya Madelaine.

"Aku akan memasang pelacak di sekeliling kerajaan ini, juga di istana. Dan juga, aku sedang berusaha melacak jejak Bibi Ivana. Kalau kemarin jejaknya tidak bisa dilacak, maka kali ini jejaknya samar-samar." Jelas Claire.

"Apa kau menemukannya?" Tanya Gretel cemas.

"Belum, aku belum menemukannya." Jawab Claire prihatin.

"Apa kau merasakan sesuatu, Claire. Aku merasa... seperti jurnal itu berada di sekitar sini. Benar kan, Maddie?" Kata Marceline sambil terus menelusuri jejak yang dibuat Claire.

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang