Chapter 13

302 24 0
                                    

"Uh..." Claire terbangun. Dia memegang kepalanya sambil mengaduh kesakitan.

Seharusnya aku tidak menggunakan komunikasi pikiran terlalu lama. Batinnya. Dia mencoba mengingat apa saja pesan ibunya kemarin.

"Pesanku, cepatlah datang, dan bantu kami. Dan satu lagi, berhati-hatilah terhadap si jubah hitam."

"Ya ampun, apa yang harus kulakukan?" Ucap Claire frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Ada apa, Claire? Apa ada yang salah?" Tanya Madelaine bingung melihat Claire yang frustasi. "Ah, ti-tidak ada apa-apa, Maddie. Tidurlah lagi." Jawab Claire gugup sambil menyuruh Madelaine untuk kembali tidur.

Pasti ada yang dia sembunyikan. Batin Madelaine sambil menatap Claire curiga. Sedangkan yang dicurigai sudah kembali tertidur.

Ada apa, ya? Kenapa belakangan ini semua orang jadi aneh? Seperti Claire contohnya. Apa aku harus mencari tahu? Pikir Madelaine lagi sambil merebahkan badannya, mencoba untuk tidur kembali.

                   ~~~~~~*~~~~~~

NEGERI ICELAND, KASTIL KERAJAAN

"Your Highness, para pemimpin di Golden World sudah mulai bergerak untuk melawan kita." Lapor Perdana Menteri.

"Kalau begitu, tingkatkan latihan para prajurit! Buat mereka latihan sepanjang hari! Kita akan menyerang Quarterion dan Golden World bersamaan!" Perintah Ratu Eleanor.

"Baik, My Lady." Jawab Perdana Menteri sambil berlalu pergi.

"Sebentar lagi, mereka semua akan hancur. Quarterion dan juga Golden World." Desis Ratu Eleanor tajam.

"Maaf menyela, Your Highness, tapi saya juga mendapat kabar kalau pasukan patroli kita di perbatasan kerajaan Asterion diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal. Juga seseorang berjubah hitam yang kelihatannya merupakan pemimpin mereka membunuh pasukan kita satu per satu." Jelas Perdana Menteri sambil menatap sang Ratu takut.

"Oh, benarkah? Tampaknya ada satu musuh lagi yang harus kita basmi selain para anak ramalan itu." Ucap Ratu Eleanor, matanya menyiratkan kemarahan. "Kalau begitu, kau boleh keluar." Perintahnya tegas.

"Baik, Your Highness." Jawab Perdana Menteri lalu segera berlalu dari ruang tahta secepat mungkin.

Mom, mungkin rencanaku akan berjalan dengan banyaknya hambatan. Tapi tenang saja. Segera setelah aku membunuh anak ramalan itu dan mengambil jantungnya, aku akan mencari pembunuh Mom. Lalu aku akan membalaskan setiap dendam yang kau wariskan, setiap tetes air matamu, setiap tetes darahmu, dan harga nyawamu. Mereka akan membayar itu semua, Mom, jangan takut. Batin Ratu Eleanor sambil tersenyum licik.

                   ~~~~~~*~~~~~~

NEGERI QUARTERION, KERAJAAN VORTHERION

"Apa kau siap berangkat, Chris?" Tanya Jonathan pada saudaranya itu.

"Tentu saja, brother, aku dan Peter akan mencari Marcie, Maddie, serta teman-temannya. Dan setelah kami membunuh Ratu Eleanor, kami akan segera pulang." Jawab Christian penuh tekad.

"Berjanjilah satu hal padaku, brother." Kata Jonathan serius, membuat Christian yang hendak pergi menoleh ke arahnya.

"Apapun yang terjadi... selamatkan Marcie dan Maddie, dan bawa mereka pulang hidup-hidup." Jonathan berkata dengan tegas, menyuruh Christian berjanji.

"I promise, brother, I'll bring them back, all my life is dedicated for them, both of them. Don't worry, take care of Mom and Dad, okay?" Christian berjanji pada Jonathan.

"Deal." Jawab Jonathan mantap.

"Hei, Chris, apa kau siap untuk berangkat?" Tanya Peter yang muncul tiba-tiba. Refleks Jonathan dan Christian langsung menoleh ke arahnya.

"Baiklah. Ayo, brother." Ajak Christian sambil melangkah mengikuti Peter yang sudah pergi duluan.

                  ~~~~~~*~~~~~~

"Kuharap kalian dapat menjaga diri baik-baik. Temukan Marcie dan Maddie, dan bantu mereka mengakhiri musim dingin ini." Lord Morgenstern berpesan kepada Christian dan Peter.

"Pasti, Dad. Aku akan mencari dan membantu mereka." Ujar Christian mantap.

"Serahkan saja pada kami, Lord Morgenstern. Kami akan membawa mereka kembali dengan selamat." Peter mencoba meyakinkan Lord Morgenstern. Dan dengan begitu, Christian dan Peter pun pergi, melangkahkan kakinya keluar dari kerajaan Vortherion, dalam misi mencari putri kembar kerajaan itu.

NEGERI GOLDEN WORLD, WILAYAH PARA VAMPIR

"Tidak seharusnya kau menyerang warlock itu, Anthony!" Ucap Robert Blake, pemimpin bangsa vampir sekaligus ayah dari Anthony.

"Aku sekarat, Dad! Aku butuh darah! Aku menduga kau tidak ingin kehilangan pewarismu, bukan!?" Bentak Anthony penuh emosi.

"TIDAK HANYA KAU YANG SEKARAT, ANTHONY! SEMUA MAKHLUK DISINI JUGA! KITA HANYA BISA MENUNGGU!" Bentak Robert tak kalah keras.

Anthony terdiam. Dalam hati dia membenarkan perkataan ayahnya tersebut. Dia menunduk, tak berani menatap mata ayahnya.

"Bersyukurlah Ratu Valerina mengurangi masa hukumanmu." Ucap Robert dingin seraya meninggalkan Anthony sendirian di kamarnya.

"Dad." Panggil Anthony. "Ada apa?" Tanya Robert.

"Jika negeri ini melakukan hal yang sama dengan yang kuperbuat tadi, apa yang akan kau lakukan? Memarahi mereka seperti yang kau lakukan padaku tadi? Atau memenjarakan mereka? Atau justru membantu mereka?" Tanya Anthony.

Robert membeku di tempatnya. Ia tidak bisa memungkiri kalau apa yang dikatakan Anthony tadi benar adanya. Haruskah dia memarahi rakyatnya? Atau memenjarakan rakyatnya? Atau membantu rakyatnya, seperti mengusahakan agar mereka tetap hidup?

"Aku tidak tahu." Jawab Robert datar sambil berjalan meninggalkan kamar Anthony.

"Kalau begitu, Dad," kata Anthony. "Kau gagal menjadi pemimpin bangsa vampir." Sambungnya dingin.

                   ~~~~~~*~~~~~~

"Claire." Panggil Michael. "Ada apa?" Tanyanya. "Tidakkah lebih baik kita melakukan teleportasinya sekarang? Apakah kita harus menunggu lebih lama lagi?" Tanya Michael.

"Apa kau paham akan konsekuensinya, Mike?" Ucap Claire datar.

"Tapi kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Kita harus cepat, Claire! Kalau kita menunggu lebih lama lagi, kita tidak akan selamat! Quarterion dan Golden World sepenuhnya milik Ratu Eleanor! Apa kau mau hal itu terjadi?" Sanggah Nicholas yang mulai tidak sabaran.

"Nick benar, Claire. Kita tidak bisa menunggu. Kita harus segera menyelamatkan Quarterion! Belum lagi Golden World membutuhkan bantuan kita." Marceline mengiyakan perkataan Nicholas.

"Jadi, apa mau kalian?" Tanya Claire.

"Pertama, mengajari kami sihir. Kedua, bawalah kami ke tempat dimana para healer tinggal. Ketiga, antar kami ke Golden World dan bantu kami menyelamatkan mereka." Jelas Madelaine.

"Baik, kalau itu mau kalian. Tapi, ingat, kalian harus menanggung konsekuensinya apapun yang terjadi. Mengerti?" Kata Claire.

"Baiklah!" Jawab mereka semua serempak.

"Kalau begitu, ayo kita mulai!" Ucap Claire.

-------------------------------------------

Hai, semua!

Udah sampai di chap 13, nih!

So, bingung kenapa kali ini banyak latar tempatnya? Well, aku hanya mau menjelaskan apa saja yang terjadi di dunia Quarterion maupun Golden World.

Pic di sebelah Alex Pettyfer as Christian Morgenstern...

Please vote and comment!

---Marinka---

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang