Chapter 22

202 15 0
                                    

"Hei, apa kau sudah selesai mengepak barang-barang itu?" Tanya Christian pada adiknya, Madelaine.

"Sudah! Ayo berangkat!" Ajaknya semangat.

"Setelah ini, kita akan kemana?" Tanya Peter.

"Kita akan ke kerajaan Fontarion, mencari jurnal milik Ratu Casey Athreon. Siapa tahu, kita bisa dapat petunjuk mengenai apa yang sebenarnya terjadi." Jawab Marceline.

"Memangnya apa isi jurnal itu, sih? Aku penasaran." Ucap Michael.

"Katanya sih, tentang kenyataan dan misteri di balik kejadian yang ada di negeri Quarterion. Dan alasan mengapa Ratu Eleanor sampai menyerang negeri Quarterion dan membekukannya," Jelas Marceline.

"Ya sudah, tunggu apalagi? Ayo, kita segera ke sana." Kata Claire. Merekapun mulai berjalan. Sesekali diselingi dengan percakapan dan canda tawa dari Peter yang ternyata pandai melucu.

"Seperti apa kerajaan Fontarion sekarang, Peter? Terakhir kali kami ke sana, itu musim panas lima tahun yang lalu," kata Madelaine.

"Bagaimana, ya? Kalau kalian dulu mengenal kota itu sebagai kota paling panas sepanjang musim panas, sekarang tidak lagi. Musim panas tidak begitu panas lagi, mengingat karena kutukan Ratu Eleanor begitu berpengaruh di sana." Jelas Peter.

"Peter, apa kau punya saudara?" Tanya Marceline.

"Punya, namanya Johanna," jawab Peter.

"Kau tahu, mungkin kau bisa membantu kami menyelidiki penghuni istana kerajaan Fontarion, siapa tahu kami menemukan sesuatu di sana." Kata Claire.

"Aku mendapat mimpi. Kata Ratu Casey, jurnal itu disembunyikan sama tabib kerajaan Fontarion. Bisa saja, dia salah satu dalang dari semua ini." Timpal Marceline.

"Marcie benar. Lagipula, banyak yang bisa dicurigai di negeri ini. Oh ya, dan satu lagi, kami akan mengupayakan agar negeri Quarterion dan negeri Golden World bisa bekerjasama dalam perang." Kata Nicholas.

"Bekerjasama? Bukankah itu negeri para makhluk supranatural?" Tanya Peter, lebih terkesan menyindir.

"Memangnya kenapa?" Balas Claire, terlihat tersinggung.

"Hei, kau membuat Claire tersinggung. Kau tidak tahu dia warlock?" Bela Thomas.

"Ah, maaf."

"Hei, lihat itu!" Teriak Michael sambil menunjuk ke arah langit. Sontak mereka semua menoleh ke atas. Seekor burung phoenix terbang dike atas dan menukik, menuju ke arah mereka.

"Burung phoenix!" Teriak Marceline.

"Bagaimana bisa seekor phoenix ada di tengah-tengah kita?" Tanya Michael takjub.

Tak lama kemudian, burung phoenix itu berhenti di depan kami. Dia melakukan salam hormat kepada Marceline dan Madelaine.

"A-apa yang harus kulakukan dengan ini?" Tanya Madelaine panik.

"Elus kepalanya." Kata Claire.

Kedua saudara kembar itu mulai mengelus puncak kepala burung phoenix itu. Tak lama kemudian, burung itu memekik, dan seketika itu juga semuanya terperanjat.

"Burung ini mau kita menaikinya," jelas Claire, "sekarang."

"Apa dia akan mengantarkan kita ke kerajaan Fontarion?" Tanya Michael.

"Tentu saja. Dia akan mengantarkan kita ke segala tujuan. Dan aku rasa... ini milik Ratu Valerina Rutherford." Kata Claire.

"Siapa dia?" Tanya Christian.

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang