Chapter 15

214 19 0
                                    

NEGERI QUARTERION, KERAJAAN FONTARION

"Aku tahu hal ini akan datang, Karen." Ucap seorang pria pada wanita bernama Karen.

"Dan mereka akan mengambil jurnal yang dulu kita sembunyikan, bukan?" Tebak Karen.

"Benar. Setidaknya kita harus berterimakasih pada Ratu Rosaline yang telah memberi kita kehidupan abadi untuk menjaga jurnal ini agar jangan sampai jatuh ke tangan para putri ramalan." Jelas pria itu.

"I know, Dad, tapi wanita itu sangat munafik. Dia bilang dia membenci sihir,.nyatanya? Dengan sihir-lah dia memberi kita kehidupan abadi ini." Sahut Karen.

"Benar juga. Kau tahu apa yang harus dilakukan?" Tanya pria itu.

"Membunuh mereka semua dari dalam." Jawab Karen sambil tersenyum licik.

                  ~~~~~~*~~~~~~

NEGERI ICELAND, KASTIL KERAJAAN

"Apakah kau sudah menyelidiki orang berjubah hitam itu, Jenderal?" Tanya Ratu Eleanor.

"Kami sudah berusaha semampu kami, Your Highness, namun kami tidak menemukan apa-apa. Mereka selalu berpindah tempat, dan aku rasa orang berjubah hitam ini ada kaitannya dengan kematian Lady Casey Athreon." Jelas sang Jenderal.

"Whoa, benarkah? Berarti tinggal selangkah lagi dan aku akan membalaskan dendam Mom." Ucap Ratu Eleanor sambil mengeluarkan smirk.

"Saya harap begitu, Your Highness. Sekedar tambahan, anak-anak ramalan itu ada di desa healer dengan keadaan tidak sadarkan diri. Aku rasa warlock itu membawa mereka berteleportasi di tempat yang salah." Ucap Jenderal itu.

"Benarkah? Mungkin ini adalah salah satu pertanda bahwa mereka tidak akan bisa mengalahkan kita," jawab Ratu Eleanor.

"Itu benar, Your Highness. Kalau begitu, saya mohon diri dulu," Jenderal itu meminta izin pada Ratu Eleanor.

"Baik. Kamu boleh pergi." Perintah Ratu Eleanor.

                    ~~~~~~*~~~~~~

DESA PARA HEALER

"Aku ada dimana?" Marceline yang pertama kali sadar langsung bergumam pelan. Dia melihat ke sekelilingnya, dan sadar bahwa dia tidak ada di hutan maupun tempat lain yang dia kenali.

"Anda sudah sadar, Nona," ucap seorang wanita sambil membawa nampan yang berisi teh hangat. "Putriku menemukan kalian di perbatasan desa dengan tubuh membiru, apa yang terjadi?" Tanya wanita itu pada Marceline.

"Entahlah. Aku tidak ingat. Yang kuingat, kami berteleportasi, dan setelah itu, semuanya jadi gelap." Jelas Marceline. "Ngomong-ngomong, aku ada dimana?" Tanya Marceline.

"Kau ada di desa healer, Nona. Dan, siapa namamu?" Tanya wanita itu.

"Aku Marceline Morgenstern." Jawab Marceline.

"Oh, Your Highness! Sungguh suatu kehormatan Anda mau datang ke desa kami ini!" Sembah si wanita sambil bersujud hingga mukanya mencium lantai.

"Ah, tidak usah sungkan begitu, Bibi." Kata Marceline sambil membantu wanita itu berdiri.

"Aku Ivana, dan anak gadis yang menolongmu tadi adalah putriku, Gretel. Ah, sepertinya yang satu itu sudah sadar, My Lady." Wanita itu memperkenalkan diri, kemudian menunjuk ke arah Michael yang jari-jarinya mulai bergerak kecil.

"Bibi mungkin saja benar. Oh ya, aku ingin berkeliling desa ini." Kata Marceline dengan mata berbinar.

"Gretel bisa menemanimu. Gretel!" Teriak Bibi Ivana sambil memanggil Gretel. Tak lama kemudian, Gretel datang dengan langkah tergopoh-gopoh.

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang