Berantem

140 29 0
                                    

Hay im come back!!
Keknya aku cuma bisa up seminggu sekali deh.
Aku sekarang update setiap Sabtu ya.

.......

Asap rokok mengepul di udara. Seperti biasa, Alta duduk di rooftop bersama Daniel sambil mengisap lintingan tembakau. Dua cowok itu tak pernah berpenampilan rapi. Baju yang selalu dikeluarkan, tak memakai ikat pinggang dan oh! jangan lupa dasi pun entah kemana. Hal itu menambah kesan bad boy pada diri mereka. Alta suka dirinya dicap jahat oleh semua orang. Karena dengan itu dia tidak akan dianggap lemah. Baiknya dia cukup Tuhan yang tau.

Dari kejauhan seorang lelaki menghampiri mereka dengan berlari. Setelah sampai dia mengatur nafasnya.

"Kak Alta, Barra nantangin lo gelud sama ngatain lo. Katanya dia nggak takut sama lo," ujarnya. Cowok itu sengaja berada di kubu Alta agar dapat menjadi temanya. Dengan begitu dia akan mudah terkenal dan mendapatkan kekuasaan. Basi sekali! Alta hanya menganggap orang seperti itu sebagai parasit.

Alta mengangkat alisnya." Mana dia?" tanyanya singkat.

Cowok itu menerbitkan senyum liciknya, sepertinya rencananya akan berhasil. "Di kelas."

Alta mengambil ranselnya lalu pergi dari tempat itu dengan Daniel yang mengekor di belakangnya. Sepertinya akan ada tontonan menarik setelah ini. Mereka berjalan ke kelas cowok bernama Barra tersebut. Lebih tepatnya timur lapangan basket SMA Gemilang.

Daniel mengendus. Cowok tadi ternyata juga mengikutinya. "Ngapain lo ngikutin kita? Cabut!,"

"I– iya kak," gagal sudah rencananya.

Sayup-sayup terdengar suara Barra dari koridor. Dan nyatanya benar cowok itu menjelekkan dirinya dihadapan teman sekelasnya. Seakan mengibarkan bendera  perang untuk Alta.

Satu pukulan dilayangkan oleh Alta mengenai wajah Barra. Dia yang tak siap terhuyung ke belakang hingga punggungnya menabrak meja.

"MAKSUD LO APA HA?"  dengan tatapan penuh amarah Alta mendekat kearahnya. Tangannya mencengkram kuat kerah seragam milik cowok itu.

"LO NANTANGIN GUE?" teriaknya kencang tepat di depan wajah Barra hingga membuat para penghuni kelas ketakutan. Sebagian dari mereka langsung meninggalkan kelas.

Untung saja hari ini semua guru sedang mengadakan rapat dadakan. Jadi tak akan ketahuan ataupun menghentikan mereka.

"Kalo iya kenapa? Lo sadar nggak sih lo itu bossy, urakan, kekanakan, egois. Kemaren adek gue diskors gegara berantem sama lo, tapi lo bisa bebas dari hukuman. Lo selalu dibela," dia tidak tau saja bahwa Alta adalah pemilik yayasan. Dengan sengaja cowok itu mengambil botol minuman berisi jus  di meja dan mengguyurkan isinya pada seragam Alta. Dia tau titik lemah Alta terdapat pada amarahnya.

Tentu saja perilaku itu mendapat balasan. Dengan dada yang naik-turun. Alta menendang cowok itu. Seakan belum puas dia memberikan pukulan bertubi-tubi pada perut Barra. Membuatnya mundur kebelakang. Barra tak kalah hebat dalam berkelahi. Dia menangkis dan membalas serangan Alta. Adu jotos antara mereka menjadi pusat perhatian. Banyak pasang mata yang melihat dari dalam kelas dan di luar jendela. Sedangkan Daniel berjaga-jaga di depan pintu mengawasi jika ada guru. Pergibahan pun dimulai.

"Eh, ada apaan tuh? Mereka ngapain? Gelud?" tanya salah satu siswi.

"Main bekel! Pake nanya lagi, dah jelas berantem," sungut orang disampingnya.

"Isss, gue nanya baek-baek juga. Mereka berantem gegara apa?"

"Itu pada rebutan permen,"

"Hah? Kok bisa?"

Rembulan untuk AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang