Hay prend, aim kombek!!
Jumlah vote menurun:)
。◕‿◕。
"JAUHIN ALTA!" tegasnya tak kalah ngotot.
"PUNYA HAK APA LO NGATUR GUE?" Dan sekarang mereka mulai jadi pusat perhatian.
"Dia punya gue, TOLOL!" balas Maura penuh intimidasi, tak lupa tangannya menunjuk tepat di depan wajah Bulan.
Tiba-tiba Daniel lewat, dia berjalan lurus tanpa berhenti. Tangan kirinya terangkat ke samping, menyebabkan leher Maura tersangkut. Otomatis gadis itu ikut terseret mundur.
"Gila! lo mau bunuh gue?" tanya Maura ketika Daniel menghentikan langkahnya, jauh dari keberadaan Bulan. Sekarang mereka berada di dekat lab komputer. Tempat yang jarang dikunjungi para siswa.
"Lo makin nggak waras, ya!" Daniel menaruh kedua tangannya ke pinggang.
"Lo yang nggak waras!"
"Oke, gue tau kalau dari kecil keinginan lo selalu terpenuhi. Tapi nggak semua yang lo mau bakal jadi punya lo," ujar Daniel menggebu-gebu.
"Bisa nggak sih, nggak usah ikut campur?" Maura mendorong lengan Daniel.
Lelaki itu tersenyum paksa. Harus pakai cara apalagi untuk menyadarkan gadis ini, "Gobloknya alami ya, tanpa pengawet dan pewarna buatan."
Daniel memutar badannya membelakangi Maura, setelah itu berlalu begitu saja. Percuma berbicara dengan orang seperti Maura.
"Gue cuman merjuangin apa yang seharusnya jadi milik gue," kata Maura.
Tungkai Daniel berhenti melangkah, dia kembali menatap Maura, "Terserah! Nggak peduli gue."
。◕‿◕。
"Kak Bulan, titip ini buat Kak Alta, ya. Katanya lo, sekarang jagain kak Alta." Seorang adik kelas menghampiri Bulan. Dalam genggamannya terdapat sebuah kotak berwarna biru langit.
"Ini apa?" tanya Bulan, setelah menerima benda itu.
"Kado. Nanti titip salam juga ya." Bulan menganggukkan kepalanya.
"Aku juga, Kak," sahut para gadis di belakangnya. Kalau dihitung ada 6 orang.
Setelah menerima barang-barang dari para adik kelasnya. Bulan mengambil motornya ke parkiran. Seperti kemarin, setelah pulang sekolah dia langsung ke rumahnya Alta. Namun kali ini, gadis itu tidak sendirian. Karena teman-temannya juga ikut.
Bulan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sengaja memilih jalan pintas agar terhindar dari kemacetan. Butuh waktu 10 menit untuk gadis itu sampai di tempat tujuan.
Bulan tiba lebih dulu dibandingkan teman-temannya yang lain. Setelah memarkirkan motornya, dia mendekat ke arah pintu rumah Alta.
"Permisi," salamnya sembari mengetuk pintu.
Selang beberapa menit, pintu pun terbuka. Menampilkan seorang asisten rumah tangga yang biasanya Bulan temui ketika datang kemari. "Oh, Non Bulan. Mari masuk!"
"Makasih, Mbak," Balas Bulan.
Hal yang pertama kali Bulan lihat adalah Daniel sedang rebahan di sofa panjang dan Alta yang bermain ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan untuk Altair
Teen FictionDia Altair, seperti namanya dia itu bintang. Tinggi dan sulit digapai, diam namun bersinar. Tumbuh dalam kebencian membuatnya menjadi seorang yang dingin, arogan dan suka semena-mena. Dia dapat melakukan apapun dengan semaunya. Namun semua berubah...