Welcome back!!!
"Orang jahat itu juga punya sisi baiknya, tapi hanya sebagian orang yang menyadarinya"
~Rembulan untuk Alta~
****
Alta memilih mengalah daripada mendengar ocehan gadis yang menurutnya kurang waras itu. Alta mengambil alat kebersihan diikuti Bulan. Mereka Memberishkan ruangan tampak penuh dengan debu itu. Alta tidak niat menyapa lantai ruangan itu. Terbukti dia hanya mengayunkan sapunya kesana-kemari, toh tidak dibayar. Bulan yang melihatnya menjadi kesal."Yang bener dong! kalo gitu kapan selesainya." Bulan membuka suara. Namun Alta masih tetap diam saja.
"Lo bisa nyapu nggak sih?"
"Terserah gue," jawab Alta singkat. Karena kesal Bulan memukul kaki Alta menggunakan sapunya.
Mata hatzel milik Alta menatap tajam kearah Bulan. Bulan mulai ketakutan. Cowok itu mulai mendekat. Refleksi Bulan melangkahkan mundur. Tanpa sadar, punggung Bulan sudah menempel pada tembok. Bulan benar-benar panik. Bahkan sekarang jarak antar keduanya hanya tinggal selangkah. Alta mengangkat tangan kirinya dan menyentil dahi gadis berhoodie pink itu, lalu melangkah pergi. Bulan menghembuskan nafas lega. Dia pikir Alta akan melakukan hal yang tidak-tidak. Dasar tukang su'udzon.
Bulan berjalan ke parkiran setelah selesai membersihkan gudang seorang diri. Alta? Huftt, cowok itu sudah pergi tanpa menyelesaikan pekerjaannya.
Sesampainya di parkiran Bulan melihat Alta sedang mengotak-atik sepada motor miliknya. Bulan menghampirinya, tetapi sebelum dia sampai Alta telah beranjak dari tempatnya. Yang membuat Bulan tidak habis pikir adalah Alta melepas ban depan miliknya lalu digelindingkan ke jalan.
"Eh eh, ban gue," kata Bulan sambil mengejar rodanya. Bulan mempercepat langkahnya. Beruntung benda lingkaran itu menabrak tiang listrik. Jadi Bulan tak perlu capek-capek. Gadis itu mengatur nafasnya, dadanya naik turun. Bulan mengambil rodanya dan segera kembali ke parkiran.
Untung saja sekolah sudah sepi, jadi tidak ada hal yang memalukan ini."Duh, harus ke bengkel nih. Itu cowok rese banget sih, awas aja besok," gumamnya lirih.
"Mau bareng nggak?" tanya seseorang dari belakang.
Bulan menoleh. "Kak Rey?" panggilnya tersenyum manis sambil merapikan rambutnya.
"Dulu gue juga sering digituin." Rey tersenyum.
"Bareng gue yuk!"
"Em.. nggak ngrepotin nih kak? Terus motor gue gimana?" ucapnya malu-malu. Emang ya, kalau sama gebetan mah beda.
"Kaya sama siapa aja, udah motornya tinggal aja. Ntar gue suruh orang buat antar ke bengkel." Rey menggandeng tangan bulan, lalu mengajaknya menaiki motor besar miliknya.
"Yess, kalau gini caranya boleh deh motor gue rusak tiap hari, asal bareng kak Rey," soraknya dalam hati. Rey memang dekat dengan Bulan meski tidak ada status yang jelas. Bulan mengenalnya sebagai senior saat MPLS dulu. Dia juga menjadi Ketua OSIS tahun lalu dan berujung jadi gebetannya. Tampan, berwibawa dan pintar. Perempuan mana yang tak tertarik?
Rey melajukan motornya melewati gerbang sekolah. Bulan berpegangan pada bahu cowok itu.
"Jangan di situ!" kata Rey sambil menarik pelan tangan bulan ke pinggangnya. Suasana sore hari yang teduh, langit mulai berwarna jingga, ditambah hembusan angin. sempurna.
"Tunggu di sini sebentar ya!" ucap Rey menghentikan motor hitamnya. Bulan membalasnya dengan anggukan.
Kini Rey memasuki toko kue dekat minimarket. Meninggalkan Bulan di parkiran. Beberapa saat kemudian Rey kembali membawa dua kantong plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan untuk Altair
Fiksi RemajaDia Altair, seperti namanya dia itu bintang. Tinggi dan sulit digapai, diam namun bersinar. Tumbuh dalam kebencian membuatnya menjadi seorang yang dingin, arogan dan suka semena-mena. Dia dapat melakukan apapun dengan semaunya. Namun semua berubah...