Cerita Masa Lalu

43 7 11
                                    

Hai kidzz, aimkombekk!!

"Karena terkadang, antagonis tercipta dari korban yang terabaikan. Hingga menyebabkan dendam berkepanjangan"

。◕‿◕。

Mata Alta melotot sempurna sampai timbul garis-garis uratnya. Mungkin sebentar lagi akan copot. Alta tak pernah semarah ini sebelumnya. Siapapun yang melihat kondisi Alta saat ini pasti akan pergi menjauh saking takutnya.

Bagaimana tidak, siapa yang tak marah jika foto dirinya dan ibunya dipajang di mading dengan tulisan cacian. Terlebih lagi Alta tau betul siapa pelakunya.

Alta menarik paksa lembaran kertas itu dari mading. Susana pagi yang ramai semakin ramai saat ini. Terdengar bisik-bisik dari banyak murid yang ikut mengerumuni mading.

"Pantesan pernah ada isu kalau dia nggak punya bapak."

"Nggak nyangka ya, ternyata Alta itu anak haram."

"Iya, pantesan nggak punya attitude."

"Ini beneran nggak, sih?"

Telinga lelaki itu memanas, dia keluar dari kerumunan dengan cara mendorong beberapa orang untuk memberinya akses. Alta bersumpah tidak akan memberi ampun kepada pelakunya.

Dengan langkah terburu-buru dan penuh amarah. Alta menuju suatu tempat. Mencari pelaku dari kejadian ini.

Dia menemukan si dalang dari berita ini di koridor. Alta langsung mendorong lelaki itu sampai tersungkur ke lantai. "Lo, 'kan yang tempelin foto gue di mading?"

"Santai dong, lama nggak ketemu ternyata lo ada kemajuan juga ya."

"Nggak usah banyak omong deh."

"By the way, gue denger-denger nyokap lo yang pelacur itu sekarang sekarat ya? Itu mungkin karma kali ya."

Mendengar hal itu, amarah Alta semakin membuncah. Dia memukul Loren tanpa ampun. Pergerakannya yang cepat, membuat Loren tak dapat menangkis ataupun membalas serangan Alta.

Jika yang di ejek hanyalah dirinya, Alta mungkin tidak akan sebrutal ini. Namun, kerena menyangkut mamanya dia tak segan untuk membunuh lelaki itu. Mamanya lebih tinggi daripada harga dirinya sendiri.

Alta tipikal orang yang tempramen, jika ada seseorang yang membuat masalah dengannya dia akan menghajar habis-habisan tanpa banyak bicara. Selagi belum puas, dia tak mau berhenti. Bahkan ketika orang-orang meminta dia untuk berhenti.

Hal itu membuat lorong yang tadinya sepi menjadi ramai, orang-orang  yang tadinya hanya ingin melintas pun membuat kerumunan. Sorakan heboh mulai terdengar. Ada beberapa juga yang meringis ngilu menyaksikan Alta memukul Loren yang notabenenya akan baru di sekolah itu dengan brutal.

Di tengah perkelahian, Bulan, Jazzel dan Daniel datang. Dari kejauhan tampak Bulan berada di depan sementara kedua laki-laki itu mengikuti dibelakang. Mereka begitu tergesa-gesa.

"KAK ALTA, STOP!" teriak Bulan. Namun, teriakkan itu hanya dianggap angin lalu. Alta masih sibuk menghajar lelaki di hadapannya itu.

Ketika Bulan berada di balik punggung Alta, secepat kilat dia memeluk tubuh Alta dengan begitu erat. Membuat lelaki itu tak dapat bergerak sama sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rembulan untuk AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang