Hay prend, im come back!!
Kalian tau cerita ini dari mana?
(Tetep nanya padahal nggak ada yang bales🙂)
。◕‿◕。
Penilaian akhir semester baru saja selesai kemarin. Sementara ulang tahun sekolah akan dilaksanakan Senin mendatang. Hariyang sibuk bagi pengurus OSIS, tak terkecuali Bulan. Dia baru saja keluar dari ruang OSIS. Namun, telah dicegat oleh Pak Aksa. Seorang guru olahraga muda sekaligus pembina organisasi OSIS.
"Bagaimana Bulan, semuanya sudah dipersiapkan?" tanya Pak Aksa.
"Kami sepakat untuk mempersiapkan acaranya besok, Pak," balas Bulan.
Pak Aksa mengangguk tanda mengerti, lalu dia berujar. "Jika ada kendala kalian bisa temui saya."
Setelah percakapan mereka berakhir, Bulan dan Dean kembali ke kelas. Mereka disambut oleh kegaduhan yang diciptakan oleh Jazzel dan Tessa.
"Tessa pinjem kaca mata lo bentar dong," kata Jazzel sembari menarik benda itu dari wajah Tessa.
"Jangan dipegang lensanya ya!"
"Ini berapa?" tanya Jazzel yang mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V di depan wajah Tessa.
"Ya dua lah, bayi baru lahir juga tau kali," balas Tessa.
"Kok lo bisa tau sih? Kalau ini berapa?" Jazzel menekuk jari tengahnya.
"Ya tau lah, gue rabun bukan buta asal lo tau!" Nada bicara Tessa naik satu oktaf. Dengan kesal dia merebut kacamata itu dari genggaman Jazzel. "Sini balikin! Dasar, gaje!"
"Eh, eh jawab dulu dong! Ini berapa?" Jazzel masih ngotot. Tessa tak peduli dia tetap merebut kaca mata itu.
Tessa terdiam mengamati kaca mata yang berada di genggamannya. Beberapa detik berikutnya dia berujar. " Ih kok lensanya kotor sih, ini pasti lo pegang kan, tadi?"
Lelaki itu tersenyum polos. Demi apapun orang yang berkacamata pasti akan kesal jika lensanya dipegang oleh orang lain. Tessa meniup-niup benda itu lalu menggosoknya dengan dasi yang Jazzel kenakan. Sementara cowok itu hanya bisa pasrah dari pada nanti semakin panjang urusannya.
Murid baru itu memang satu kelas dengan mereka. Dia sudah mencuri perhatian sejak kali pertama masuk sekolah ini. Ditambah rumor tentang dirinya yang dikabarkan sebagai sepupu Alta. Sebagai siswa-siswi sekolah yang menjunjung tinggi penghibahan. Berita tak penting itu pun akan menjadi trending topik dimana-mana.
"Apaan nih rame-rame?" tanya Dean dari kejauhan.
"Minggir-minggir, sana balik ke tempat lo sendiri!" usir Bulan pada Jazzel. "Gila, capek banget gue. Baru aja selesai PAS udah ada kegiatan lagi."
"Siapa suruh jadi babu sekolah?" ledek Tessa.
"Eleh, nanti juga kalau ada apa-apa lo ngadunya ke OSIS juga, kan?" sahut Dean.
"Hoy, Jazz! Buruan minggir!" sungut Bulan.
"Gue sekarang di sini, lo aja yang pindah," balas Jazzel tanpa beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan untuk Altair
Teen FictionDia Altair, seperti namanya dia itu bintang. Tinggi dan sulit digapai, diam namun bersinar. Tumbuh dalam kebencian membuatnya menjadi seorang yang dingin, arogan dan suka semena-mena. Dia dapat melakukan apapun dengan semaunya. Namun semua berubah...