Delapan

45 32 24
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

Siang ini Fawnia sudah berada di depan kafe milik Zahra itu. Fawnia tidak langsung ia hanya berdiri di dekat pintu masuk, mempersiapkan diri sebelum bertemu Zahra. Saat ua merasa sudah cukup ia melangkahkan kakinya memasuki kafe ini, berjalan mendekat ke arah Zahra; yang kini sedang sibuk melayani pelanggan.

"Maaf."

Hanya satu kata itu yang Fawnia ucapkan, setelah mengucapkan itu Fawnia langsung membantu pelayan lainnya untuk mencatat atau mengantarkan pesanan pengunjung kafe. Zahra yang melihat itu hanya tersenyum, lalu melanjutkan kegiatannya.

÷÷÷÷

Saat ini, pengunjung kafe sudah tidak seramai tadi, sehingga Fawnia dan Zahra tidak perlu lagi membantu para karyawan untuk mencatat ataupun mengantarkan pesanan. Mereka kini sedang berada di rooftop, keduanya hanya diam, tidak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya keduanya sama sama mengucapkan kata maaf.

"Maaf."
"Maaf."

Mereka saling pandang beberapa detik, lalu saling menoleh ke depan secara bersamaan.

"Gue, kangen lo Ra," ucap Fawnia.

"Gue juga Faw, ga ngobrol sama lo, gue jadi ngerasa kesepian."

÷÷÷÷

Fawnia dan Zahra kini sedang berada di rumah keluarga Zahra. Tadi Zahra mengajak Fawnia untuk mampir kerumahnya karna Ibu nya Zahra sudah lama tidak bertemu Fawnia.

"Faw, kok kamu baru main kesini lagi sih?" tanya Ibunya Zahra.

"Faw lagi agak sibuk tan, maaf ya baru main kesini lagi," ucapnya lalu memeluk Ibunya Zahra yang berada di sebelahnya. Fawnia sudah seperti anak sendiri bagi lina/ibunya Zahra.

"Fira kangen kaka Fawnia," ucap adiknya Zahra yang baru berusia 8 tahun ini.

"Kaka juga kangen banget sama Fira, kangen main bareng kamu."

÷÷÷÷

Sore sudah berganti menjadi malam, Fawnia yang kini masih berada di rumah Zahra, tengah asik bermain piano bersama Fira. Zahra memang memiliki piano namun jarang digunakan karna Zahra maupun Fira belum lancar memainkannya. Sehingga saat Fawnia datang, Fira akan selalu memintanya untuk mengajari bermain piano.

Fawnia yang sudah menyelesaikan bermain piano, memilih untuk pulang kembali kerumah karna tidak mungkin ia meninggalkan rumahnya terlalu lama.

Fawnia menyalami kedua orang tua Zahra serta mencubit pipi milik Fira, lalu pergi melangkahkan kakinya meninggalkan rumah itu. Ia nyaman disana, karna saat ia bersama keluarga Zahra, Fawnia sedikit bisa meresakan kehangatan keluarga, tidak merasa kesepian serta sendirian.

Namun saat sudah kembali kerumah miliknya, ia akan kembali merasakan kesepian, merasa sendirian, dan merasakan kesedihan. Fawnia sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini.

Saat sudah berada dalam rumah, Fawnia pergi kekamarnya menuju meja yang memiliki laci, di laci itu terdapat beberapa obat milik Fawnia dan foto nya bersama kedua orang tua nya. Setelah mengambil 1 butir obat, fawnia pergi menuju dapur untuk mengambil air putih.

Fawnia memang jarang meminum obatnya, karna ia tidak ingin ketergantungan terhadap obat obatan, ia ingin sembuh dari masa lalunya tanpa melibatkan obat obatan. Setelah meminum obat itu, Fawnia memilih kembali ke kamar, sambil membawa segelas air minum.

Dikamar ini Fawnia ingin merekam vidio yang sedang ingin mengcover sebuah lagu, ia bernyanyi sambil memainkan gitar miliknya.

Saat sudah selesai mengcover sebuah lagu, ia menyelesaikan rekamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat sudah selesai mengcover sebuah lagu, ia menyelesaikan rekamannya. Ia berniat meng-upload vidio nya ke Instagram pribadi miliknya.

Waktu sudah menunjukan pukul 21.45 wib. Fawnia mengambil 1 butir obat tidur, lalu meminumnya. Ia ingin tidur cepat hari ini, ia juga berharap mimpi buruknya tidak muncul kembali malam ini.

==============================

Terimakasii sudah membaca hehe Semoga suka yaa😊

ABANDONMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang