Dua Puluh Tujuh

23 7 0
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

Fawnia sedang berada di ruang tamu bersama bunda dan Raina. Arga saat ini sedang pergi bersama temannya, karna adanya tugas kelompok yang tadi diberikan oleh dosennya.

"Kamu apa kabar, Nia?" tanya bunda.

Fawnia tersenyum kearah bunda. "Nia baik ko, bund," balasnya. Rasanya sedikit aneh, menyebut dirinya dengan nama Nia.

"Syukurlah kalau gitu, maafin bunda dulu ya," kata bunda yang merasa bersalah pada Fawnia.

"Ga perlu minta maaf, bun. Bunda ga salah ko."

Bunda hanya membalas ucapan Fawnia dengan senyuman, masih merasa tidak enak pada Fawnia.

"Kak Nia, bagi nomor wa kakak dong." Raina mengganti topik pembicaraan karna ia yakin Fawnia sedikit tidak nyaman dengan topik pembicaraan tadi.

"Siniin hp kamu, biar langsung kakak masukin nomornya," kata Fawnia meminta hp Raina. Raina langsung menyerahkan hp nya pada Fawnia.

Saat sedang asik berbincang bincang membahas segala hal. Terdengar suara motor Arga dari depan, Raina dengan cepat bangkit dari duduknya untuk membuka kan pintu.

Saat sampai di ruang keluarga ini, Arga mendudukan dirinya di sofa sebelah Fawnia.

"Udah selesai tugasnya, Ga?" tanya bunda basa basi.

"Udah bun. Cape banget otak Arga mikir," kata Arga mengeluh.

"Segitu doang udah ngeluh, cemen lo, Ga!" ucap Fawnia yang disebelahnya.

"Segitu doang, lo bilang?! Tugas yang harus dikerjain susah, Ni. Mana kemarin abis ngebut buat ngerjain tugas juga."

"Dih, biasanya pakai kamu, kenapa sekarang jadi pake 'lo'?!" tanya Fawnia heran.

"Cape mikir soalnya," balas Arga tidak nyambung.

"Gajelas lo, Ga!"

"Pacaran?" tanya Raina tiba tiba.

Arga dan Fawnia secara tiba tiba menegakan duduknya. Menatap kaget kearah Raina. Bunda yang melihat ekspresi mereka sedikit tertawa.

÷÷÷÷

Setelah pertanyaan yang diberikan Raina tadi, Fawnia langsung pergi pamit untuk pulang, sedangkan Arga pamit untuk mengantarkan Fawnia. Keadaan saat ini sedikit canggung.

"Ga!" panggil Fawnia yang belum naik ke atas motor Arga.

Arga menoleh, menatap Fawnia. "Kenapa, Ni?" tanyanya.

"Bisa anterin gue kerumah lama gue?" tanya Fawnia.

Arga tampak berpikir sejenak. "Rumah lama kamu?"

Fawnia menganggukan kepalanya. "Iya, rumah lama aku. Aku mau kesana, siapa tau aja mama udah pulang kesana."

Fawnia terakhir kali kerumah itu saat ia masih berada di kelas 3 smp. Sejak saat itu, ia sudah menyerah untuk mencari ibu nya disana. Entah ia juga tidak tahu apa alasan ia terus mencari di daerah itu. Harapan harapan itu terus bermunculan saat ia sedang disana.

Arga menganggukan kepalanya, menyetujui permintaan Fawnia untuk mengantarkan gadis itu ke rumah lamanya itu.

Dalam perjalanan menuju rumah itu, Fawnia hanya diam, begitupula dengan Arga. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

Fawnia tiba tiba terpikirkan sesuatu. Ia menepuk nepuk punggung Arga, meminta untuk Arga menepi sejenak.

"Kenapa, Ni?" tanya Arga sambil melepas helm nya.

"Gue takut, Ga. Kalau nanti mama tetap ga ada disana, gimana?" tanya Fawnia yang tampak sedih.

Arga menatap Fawnia, memegang salah satu bahu gadis itu. "Aku akan bantu kamu, buat ketemu sama mama kamu. Kamu ga perlu takut, ya," kata Arga tulus.

"Aku tau, nyari orang yang kita gatau dimana keberadaanya, emang sulit. Tapi kalau kita terus mencoba, pasti bakal ketemu kok," kata Arga melanjutkan kalimatnya.

==============================

Terimakasii sudah membaca Semoga suka yaa 😊

ABANDONMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang