Dua Puluh Lima

16 8 0
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

Fawnia menatap Arga yang kini sudah berada disampingnya. "Aku kaya orang banyak masalah ya, Ga?" tanya Fawnia tiba tiba.

"Hah? Maksudnya?" Arga sedikit tidak paham dengan maksud pertanyaan Fawnia yang tiba tiba itu.

Fawnia menatap malas Arga, bagaimana bisa pria yang tadi pagi mengatainya sedang tidak baik baik saja, sekarang malah tidak paham dengan maksud pertanyaannya barusan.

"Aku keliatan banget ga baik baik aja nya? Keliatan kaya orang yang punya masalah dan kaya orang sok kuat?" tanya Fawnia ulang.

Arga akhirnya paham dengan ucapan Fawnia, ia menatap kearah Fawnia, mengusap lembut kepala gadis itu. "Iya, kamu keliatan banget punya banyak masalah, dan selalu beragapan kamu baik baik aja," ucap Arga jujur.

Walau ia baru beberapa hari ini bisa kembali bertemu Fawnia, Arga bisa tau bahwa Fawnia sedang menyimpan banyak luka pada hatinya. Fawnia yang dulu adalah gadis yang ceria, gadis yang banyak tertawa, meskipun ia juga gadis yang gampang menangis dan juga marah.

Berbeda dengan Fawnia yang saat ini, menurut cerita Zahra. Fawnia yanh sekarang memiliki emosi yang sangat tidak stabil, berlaku impulsif, selalu melakukan sesuatu tanpa berpikir akibat dari perbuatannya. Fawnia tidak menyadari dengan perubahan sikapnya, baginya ia masih Fawnia yang dulu.

***

Fawnia menundukan kepalanya, menenangkan pikirannya dan mulai berpikir bahwa ia memang sedang tidak baik baik saja.

"Gue kangen mama, Ga," ucap Fawnia jujur, selama ini ia terus menutupi fakta bahwa ia sangat merindukan ibunya itu.

Arga turun dari ayunan, berjongkok tepat didepan Fawnia, ia genggam tangan Fawnia yang dingin. "Nanti kita cari keberadaan ibu kamu, ya. Jangan nangis. Oke?!"

Fawnia menahan tangisnya dengan susah payah, berharap mata nya tidak lagi mengeluarkan air mata.

"Ayo pulang. Disini dingin, nanti kamu sakit," ajak Arga, mengandeng tangan Fawnia.

÷÷÷÷

Fawnia makan malam bersama Arga, dengan makanan yang tadi sudah Arga bawakan.

"Enak banget.." kata Fawnia yang sudah selesai makan.

"Besok aku bawain lagi deh, masakan buatan bunda."

Fawnia menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Gak. Ntar ngereportin," ucap Fawnia menolak.

"Ga ngerepotin kali, bunda juga pasti seneng bisa masakin kamu."

Fawnia tetap menolak, ia tidak ingin merepotkan orang lain.

"Yaudah kalau emang gamau, atau gini aja, besok kamu main kerumah. Bantuin bunda masak, biar ga ngerepotin." Arga memberikan sebuah usulan.

Fawnia langsung menyetujui usulan dari Arga. "Oke, besok gue kerumah lo. Kirim aja alamatnya, gue pasti bakal dateng."

Arga baru ingat adanya tugas kuliah yang harus ia kumpulkan besok. Arga kemudian melihat jam tangganya. Sudah pukul 21.00 wib, Arga harus segera pulang, agar bisa segera menyelesaikan tugas itu.

"Nia, aku pulang dulu ya. Aku baru ingat, aku ada tugas kuliah buat besok."

"Kenapa baru ingat sekarang? Kalau ga selesai ntar gimana?! Kalau ada tugas tuh, harusnya dikerjain langsung. Sana pulang!"

Fawnia mengantarkan Arga sampai kedepan pintu, menunggu Arga pergi baru akan menutup pintunya. Saat sudah duduk diatas motornya, arga merogoh kantong celananya.

"Kenapa, Ga?" tanya Fawnia yang masih berdiri didepan pintu.

"Kunci motor, Ni. Ga ada di kantong," kata Arga memberitahukan.

"Kok bisa ga ada?" tanya Fawnia lagi.

Arga menggelengkan kepalanya. "Gatau."

==============================

Terimakasii sudah membaca Semoga suka yaa 😊

ABANDONMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang