Dua Puluh Delapan

19 10 0
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

Fawnia dan Arga sudah hampir sampai di dekat rumah lama Fawnia. Dari jauh terlihat, seperti ada seorang wanita yang masuk ke dalam rumah itu. Entah mengapa Fawnia berpikir dan berharap penghuni rumahnya itu adalah mamanya.

Fawnia menunjuk rumahnya itu, sambil berkata pada Arga. "Ga, itu mama," katanya penuh semangat.

Arga juga melihat seorang wanita masuk kedalam rumah itu, tapi entah mengapa ia berpikir bahwa itu bukanlah Nita, ibu Fawnia.

Saat sampai, Fawnia langsung berlari menuju pintu, mengetuk pintu itu terus menerus serta memanggil manggil nama mamanya. Arga meminta untuk mengetuk pintu itu dengan lebih pelan dan jangan terlalu keras memanggil mamanya. Ia tau Fawnia sangat merindukan mamanya, tapi ia takut jika ternyata wanita yang mereka lihat tadi bukanlah ibunya Fawnia, melainkan orang lain. Dan mereka menggangu penghuni rumah ini.

Pintu itu terbuka, seorang wanita yang sepertinya berumuran 45 tahunan muncul. Menatap bingung kearah Fawnia dan Arga.

"Kenapa ya, mengetuk pintu rumah saya seperti tadi?" tanyanya, yang cukup terganggu dengan kelakuan Fawnia dan Arga barusan.

"Rumah ibu?" tanya Fawnia bingung. "Ini rumah saya dan mama saya. Kenapa ibu bisa bilang ini rumah ibu?" tanya Fawnia lagi dengan nada tidak suka.

Wanita itu menatap risih ke arah Fawnia, seorang pria yang sepertinya seumuran dengan Arga muncul dari balik pintu.

"Kenapa ma? Kalian siapa?!" tanya pria itu.

"Ini, Dimas. Perempuan ini, ngaku ngaku kalau ini rumah dia," kata wanita itu memberi tahukan.

"Ini emang rumah saya bu! Saya ada kok buktinya," jawab Fawnia.

"Nia, tenang dulu. Jangan emosi," kata Arga yang akhirnya bersuara.

"Mama masuk aja, biar Dimas yang urus masalah ini," kata Dimas sambil meneyuruh ibu nya untuk masuk. Setelah ibu nya masuk, Dimas langsung bertanya kenapa Fawnia berkata bahwa ini adalah rumahnya.

"Maaf mba, kenapa anda bisa bilang ini rumah anda? Secara saya sudah tinggal disini sejak tiga tahun yang lalu." Dimas bertanya dengan sopan, tapi pernyataan Dimas yang menyebutkan bahwa ia sudah hampir tiga tahun berada dirumah itu membuat Fawnia tidak percaya.

"Tiga tahun?" tanya Fawnia yang masih tidak percaya.

Dimas menganggukan kepalanya, membenarkan pertanyaan Fawnia barusan. "Kami sudah tinggal disini sejak tiga tahun yang lalu, jadi ini rumah milik saya dan bukan milik mbanya."

"Kalian beli rumah ini dari siapa?" tanya Arga, ia yakin Fawnia saat ini sedang bingung dengan apa yang barusan diberitahukan oleh pria dihadapannya.

"Ibu Nita, pemilik lama rumah ini," jawab Dimas santai. Mendengar nama Nita disebut, membuat Fawnia langsung mengangkat kepalanya menatap pria itu.

"Sekang dia tinggal dimana?" tanya Fawnia.

Dimas menggelengkan kepalanya, menandakan ia tidak tahu. "Saya gatau, karna setelah pembayaran rumah ini lunas, dia langsung pergi. Tapi kayanya dia masih tinggal di sekitar sini."

"Makasih info nya. Ayo Ga, kita keliling daerah sini." Fawnia langsung menarik tangan Arga untuk kembali ke motor. Sebelum pergi Arga mengucapkan terima kasih pada Dimas. Kemudia melajukan motornya meninggalkan rumah itu.

Dimas menganggukan kepalanya, lalu berjalan masuk kedalam rumah. Ia tidak terlalu peduli dengan kedua orang yang tadi datang kesini.

==============================

Terimakasii sudah membaca Semoga suka yaa 😊

ABANDONMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang