Lima Belas

25 16 0
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

"Lo siapa?! Ngapain lo disini, hah?!" tanya Zahra tanpa basa basi.

Arga menatap bingung Zahra, ia tidak tau siapa gadis aneh yang tiba tiba ngegas di hadapannya ini. "Lo yang siapa?" tanya Arga balik.

"Gue sahabatnya Fawnia, saudara Fawnia!"

"Gue juga sahabatnya dia!"

Zahra tiba tiba teringat dengan sahabat masa kecil Fawnia, seseorang yang menemani Fawnia namun tiba tiba pergi disaat Fawnia membutuhkan seseorang.

"Oh. Jadi lo, orang yang ga punya perasaan, yang ninggalin Fawnia pas dia butuh."

"Gue pergi juga ada alasannya."

Zahra terus berdebat dengan Arga, tiba tiba ia teringat Fawnia saat ini lebih penting. Dengan cepat Zahra berlari kearah pintu, mencari kunci cadangan yang pernah Fawnia berikan.

"Kok lo punya kunci rumah ini?" tanya Arga bingung.

"Ntar gue jelasin. Yang penting sekarang Fawnia." Pintu itu sudah terbuka Zahra dan Arga buru buru menuju kamar milik Fawnia, tampak disana Fawnia dalam keadaan tidak sadarkan diri dilantai.

Arga mengangkat tubuh Fawnia ke tempat tidur. Zahra berlari mencari minyak kayu putih, setelah menemukannya, ia oleskan minyak kayu putih itu ke kepala dan tangan Fawnia.

÷÷÷÷

Arga memilih untuk menunggu diluar. Ia takut, Fawnia akan kembali seperti tadi jika melihat dirinya berada disini.

Zahra keluar dari kamar Fawnia, menutup pintu itu lalu berjalan kearah Arga.

"Gimana Nia? Dia udah sadar?" tanya Arga penasaran.

"Udah, tapi gue suruh buat tidur lagi aja. Badannya panas soalnya," ucap Zahra menjelaskan.

"Nah, sekarang jelasin kenapa dulu lo ninggalin Fawnia?!"

"Sebelum gue jawab itu. Gue mau tanya, lo dapat kunci rumah ini dari mana?"

Zahra mengeluarkan sebuah kunci, memperlihatkan kepada Arga. "Kunci ini? Gue disuruh Fawnia buat nyimpenin kunci cadangan rumah ini. Tu anak suka lupa taro kunci rumah soalnya."

"Oke kalau gitu."

"Yaudah, jelasin sekarang! Kenapa lo ninggal Faw."

"Kenapa sih, lo tuh pengen tau banget soal ini," tanya Arga.

"Ya, siapa tau gue bisa bantu lo. Bantu buat baikan sama Fawnia. Emang lo gamau baikan sama dia? Dia kangen banget tau sama lo."

Arga tampak berbikir sebentar, ia menghela nafasnya. Arga memilih untuk menceritakannya, mungkin benar. Gadis di sebelahnya ini dapat membantu agar ia dan Nia dapat berbaikan.

"Waktu itu orang tua gue lagi ada masalah, jadi mereka mutusin buat pisah. Mau ga mau, ya gue harus nerima keputusan mereka." Arga mulai menceritakan kejadian saat ia meninggalkan Fawnia.

"Akhirnya gue ngikut nyokap buat pindah kota. Dan jujur, gue gatau sama sekali kalau hari itu juga, neneknya Nia meninggal. Gue taunya pas udah sampai bandara, gue pengen balik lagi kesini tapi gabisa, ga ada waktu."

Zahra mendengarkan cerita dari Arga dengan baik baik, mencerna setiap kalimat yang Arga ucapkan. Setelah mendengarkan cerita Arga, Zahra paham bahwa masalah ia dan Fawnia tidak sepenuhnya salah Arga, Arga pun saat itu dalam keaadan yang sulit.

Zahra memegang pundak Arga, memberikan semangat pada pria itu. "Sabar ya. Gue pasti bakal bantu lo buat baikan lagi sama dia. Lagian dia tuh kangennn banget banget sama lo. Dulu aja hampir tiap hari dia bilang kangen Arga, gue dengernya sampe bosen."

==============================

Terimakasii sudah membaca Semoga suka yaa 😊

ABANDONMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang