Bismillah..
Kalo feel-nya kurang aku minta maaf banget, karena aku juga masih belajar hehe
Happy reading 🤗
~~
"Engh!" Anindya merenggangkan otot-otot tangannya, pasalnya sudah hampir dua jam ia duduk di meja belajar, bergelut dengan buku-buku penuh rumus.
Anindya Kaylee Derandra. Seorang gadis pintar yang telah banyak menyabet piala serta piagam penghargaan. Anindya pikir jika ia berprestasi orang tuanya akan menganggapnya ada, tapi semua itu salah karena orang tuanya tetap gila kerja. Kerja, kerja, dan kerja hanya itu yang mereka pikirkan.
Orang tua Anindya, Risky dan Rania Derandra, merupakan seorang pengusaha dengan perusahaan dan tersebar di mana-mana. Juga, pemilik SMA Berlian, SMA swasta yang terkenal akan prestasi mereka.
Anindya melihat jam kecil di atas mejanya. Hampir pukul sembilan malam.
Tangan Anindya bergerak menutup buku. Bangkit meninggalkan meja belajar untuk turun ke dapur. Ia lapar.
Seperti biasa Anindya selalu telat makan malam di temani Bi Arum. Jujur saja, Anindya muak makan bersama orangtuanya. Terasa dingin dan jauh, walau, Mama Papa ada di hadapannya.
Gadis dengan piama berwarna navy ini melangkah perlahan menuruni tangga. Hingga kakinya berhenti melangkah saat mendengar suara dari ruang tengah yang terdengar ramai. Tumben sekali, biasanya jam segini Mama dan Papa sudah tidur-atau bahkan masih sibuk di ruang kerja masing-masing.
"Tumben, ada apa?" gumam Anindya heran.
Saat sampai di lantai bawah ia pun disambut hangat oleh mamanya yang membuat Anindya senang sekaligus heran. Pasalnya setelah kejadian itu, orang tua Anindya sudah tak memperdulikannya lagi.
"Eh Nindy udah selesai belajarnya nak, sini salim dulu sama om tante," ucap Mama Rania lembut.
Mendengar ucapan lembut sang ibu Anindya pun senang bukan kepalang, lalu ia bergegas ke ruang tengah guna menyalimi om dan tante yang terlihat asing itu.
"Kenalin ini om Dhimas sama tante Desi, temen papa," ucap Papa Risky mengenalkan rekan bisnisnya.
"Hai om tante," sapa Anindya lalu menyalami kedua rekan kerja orang tuanya.
"Aduh cantiknya, belum tidur nak?" ucap Tante Desi memuji.
"Belum Tante baru selesai belajar," jawab Anindya ke kenanya.
"Wah, pinternya."
"Hehe, enggak juga Tan," balas Anindya sedikit canggung. Apalagi, ia sudah mengenakan piyama, bersiap untuk tidur.
"Kalau gitu, Nindy masuk dulu ya Tante, om."
"Iya nak," jawab keduanya.
Setelah mendapatkan jawaban, Anindya pun bergegas ke dalam. Bukan, bukan masuk lagi ke kamarnya, tapi pergi ke dapur untuk makan malam.
"Bi Anumm." Anindya memanggil Bi Anum dengan nada mendayu.
"Eh Non Nindy, mau makan?" tanya Bi Anum yang tau segala kebiasaan anak majikannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [END]
Teen FictionHidup menjadi anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan tak menjamin kebahagiaan Anindya. Hidup dengan dihantui bayang bayang masa lalu yang membuat ia dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan dengan anak kole...