"Huaa Anindya!! Lo gak kenapa napa kan? Lo dihukum apa aja sama pak Joko? Kok lo bisa telat? Maaf ya tadi gak bisa bantu waktu dimarahin Bu Ari," cerocos Elvira.
Setelah dari rooftop tadi Anindya memutuskan untuk duduk di kantin sembari menunggu jam pelajaran selesai, toh dia sudah tidak diperbolehkan masuk.
"Kalo nanya satu satu Ra," ucap Anindya setelah menegak minumannya.
"Lo gak papa kan, gak ada yang lecet kan?" Panik Elvira sembari membalik-balikan tubuh Anindya.
"Enggak Ra."
"Maaf ya Nin gue gak bisa bantu lo tadi."
"Gak papa ini salah gue juga."
"Eh kok lo bisa telat sih Nin?" ucap Elvira lalu duduk di depan kursi Anindya.
"Nungguin bapak ojolnya lama."
"Tumben naik ojol."
"Kalo naik bus tambah lama lagi bege!"
"Lah iya ya." Elvira menggaruk tengkuknya cengengesan.
"Kenapa gak bareng suami lo," ucap Elvira pelan.
"Dia udah ada janji sama Monic katanya." Pandangan Anindya berubah sendu.
"Wahh gak bisa dibiarin tuh!! Kok lo diem aja sih diginiin Nin!!" ucap Elvira emosi.
"Ya mau gimana lagi, masa harus sembah sujud!!"
"Gak gitu juga Siti!!" ucap Elvira sedikit berteriak pada kata terakhir.
"Iya mbak manggil saya?" Tiba-tiba muncullah Mak Siti sang penjaga kantin.
"Eh eh Mak Siti." Elvira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya mbak mau pesan apa?" tanya Mak Siti dengan wajah polos.
"Eh bakso aja Mak minumnya es jeruk," ucap Elvira spontan.
"Baik mbak ditunggu ya." Lalu Mak Siti melenggang pergi.
"Ppttff!" Anindya berusaha menahan tawanya.
"Apa lo ketawa-ketawa?!"
"Buhahaha, gak papa." Anindya menyemburkan tawanya.
"Mak Siti polos banget mukanya, hahaha," sambung Anindya.
"Ada untungnya juga, gue gak usah ngantri." Elvira mengedikkan bahunya.
Waktu berganti begitu cepat, jam pulang sekolah sudah tiba. Para siswa SMA Berlian sudah pulang satu persatu.
"Nebeng gue aja yuk Nin," tawar Elvira.
"Gak usah Ra, gue naik bus aja."
"Beneran nih?"
"Iya beneran, udah biasa juga."
"Ya udah gue duluan ya, hati-hati lo."
"Iya iyaa."
Setelah Elvira pergi Anindya pun segera melangkah ke halte depan sekolah. Menunggu bus yang akan ia tumpangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [END]
Подростковая литератураHidup menjadi anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan tak menjamin kebahagiaan Anindya. Hidup dengan dihantui bayang bayang masa lalu yang membuat ia dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan dengan anak kole...