|CHAPTER 40| SAMSUL JAMAL

16.2K 668 0
                                    

Haii!!
Gimana buat hari ini?

Happy reading!! 🤗

~~

Pagi ini Anindya dan Narendra sudah berjanjian dengan Elvira, Aska, dan calon pilot kita Fadil. Anindya yang sedari kemarin merengek ingin bermain bersama ketiga temannya itu akhirnya terpenuhi juga.

Saat ini Anindya sedang menunggu ketiga temanya itu di ruang tengah, dengan Narendra yang sedari tadi bermain dengan perut buncitnya. Bahkan sesekali Narendra terkekeh tatkala melihat perut itu bergerak kesana kemari.

"Sayang, sakit gak kalo twins nendang gini?" tanya Narendra.

"Enggak, cuma ngilu dikit," jawab Anindya.

Ting tong..

"Ha? Siapa itu?" ucap Anindya berbinar.

Anindya pun segera membukakan pintu untuk tamu yang datang.

"Huaa Fadil! Gue kangen!" ucap Anindya lalu dengan tiba-tiba memeluk tubuh tegap Fadil.

Fadil membeku seketika. Wajahnya semakin pucat ketika mendapati Narendra yang memandanginya tajam, tak jauh dari tempatnya berdiri.

Fadil dengan spontan mengangkat kedua tangannya bak penjahat yang akan di tembak. "Bukan gue yang meluk," ucap Fadil tanpa bersuara.

Narendra yang mengerti pun mengangguk. "Bales aja," ucap Narendra pelan.

Mendapatkan lampu hijau Fadil langsung membalas pelukan Anindya. "Nin lo mau gue babak belur dihajar laki lo?"

Anindya yang baru sadar pun langsung melepaskan pelukannya. "Hehe maap. Lo nya sih jarang pulang. Katanya tiap bulan pulang, terus kita main bareng," cibir Anindya.

"Maaf gue sibuk," jawab Fadil.

"Iya yang mau jadi pilot. Ntar kalo udah jadi pilot bawa gue keliling di awan ya."

"Siap ibu boss. Ini gue bawa boneka." Ucap Fadil sambil menyerahkan paper bag yang ia bawa.

"Buat gue?"

"Bukan, tapi buat twins."

"Kalo twins laki gimana masa main boneka."

"Ya kalo twins laki, tinggal bikin adeknya lagi yang perempuan lah, ya gak Ren?"

"Yoi," jawab Narendra.

"Fad kita masak yuk, lo janji kan mau masak bareng gue?"

"Ha? Kapan?"

"Lo lupa?" ucap Anindya yang sudah berkaca kaca.

"Eh enggak! Enggak kok, mana ada gue lupa."

"Oke lah ayuk kita masak!" ucap Anindya lalu menggeret tangan Fadil ke dapur.

Fadil menatap Narendra salut. Bisa-bisanya pria itu kuat menghadapi mood Anindya yang berubah-ubah.

Anindya sudah rapi dengan celemek bunga bunga. "Kita mau masak apa nih?"

"Gue sebagai asisten chef ngikut aja," jawab Fadil lalu memakai celemek nya.

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang