|CHAPTER 27| DIKASIH JATAH

20.2K 851 1
                                    

Aku mutusin untuk up cerita ini sampai selesai hari ini juga tanpa revisi, jadi kalau ada typo mohon dikoreksi 🙏

Happy reading!! 🤗

~~

Mata Anindya perlahan mengerjap, pangan pertama yang ia lihat adalah wajah suaminya yang tengah terlelap di sampingnya.

Pipinya kembali memerah ketika ia mengingat kejadian kemarin malam. Jangan bayangkan mereka masih full naked saat ini, karena nyatanya Anindya sudah memakai tanktop dan hot pans miliknya, sedangkan Narendra hanya memakai boxer tanpa atasan.

Perlahan tapi pasti tangan Anindya berusaha mengelus rahang tegas Narendra, dengan mata yang setia mengamati lekukan wajah yang hampir sempurna itu.

"Belum puas lihatinnya hm?" Anindya yang terkejut mendengar suara serak khas bangun tidur pun menjauhkan tangannya dari rahang Narendra.

Cup..

Narendra mengecup lembut bibir mungil Anindya.

"Pagi sayang."

"P-pagi," jawab Anindya gugup.

Anindya lalu duduk untuk mengusir kegugupannya kali ini.

"Makasih ya," ucap Narendra dengan senyum lebar di wajahnya. Sedangkan Anindya hanya menjawab dengan anggukan.

Perlahan Anindya melihat jam kecil yang ada di nakas sebelah kasur mereka.

"Ha! Udah jam enam," ucap Anindya panik.

"Kenapa kalo udah jam enam?" tanya Narendra yang berada di sebelahnya.

"Kita bisa telat sekolah narenn," jawab Anindya.

Narendra tersenyum sambil mengelus rambut Anindya. "Gak usah sekolah dulu ya, kasian kamu capek semalem habis-."

"Stop jangan diterusin," ucap Anindya dengan pipi yang sudah merah.

"Hahaha, merah banget sih pipinya." Narendra terkekeh kecil sambil mengelus pelan pipi kemerahan Anindya.

"Hari ini gak usah sekolah dulu ya, nurut sama suami," perungat Narendra lembut.

"Gak bisa gitu Naren, kan bentar lagi ujian, gak boleh keseringan bolos."

Narendra menghela nafasnya sebentar, sungguh keras kepala sekali istrinya ini.

"Yaudah kalo itu mau kamu, tapi kalo ada apa apa bilang aku ya." Anindya mengangguk semangat.

"Heh ngapain!" Anindya kaget dengan Narendra yang tiba-tiba menyibak selimutnya dengan tangan berada di bawah tengkuk dan lututnya.

"Gendong kamu lah ke kamar mandi," jawab Narendra.

"Gak usah aku bisa sendiri," tolak Anindya.

"Yakin?" Alis Narendra terangkat.

"Kenapa diem katanya bisa sendiri," ucap Narendra ketika melihat Anindya masih diam.

"Kalo masih diem gak jadi sekolah aja ya," sambung Narendra.

"Sekolah!" balas Anindya cepat.

"Ya udah cepet gih mandi, aku siapin seragamnya dulu." Narendra lantas beranjak dari kasur.

"Aaaa Naren gendong," rengek Anindya sambil merentangkan tangannya. Membuat Narendra senyum kemenangan.

"Tadi katanya bisa sendiri hm?"

"Sakit," cicit Anindya pelan.

"Utututu masih sakit ya, maafin aku ya, kemarin aku mainnya kasar ya? Sini aku gendong." Kemudian Narendra menggendong Anindya ala bridal style sampai di kamar mandi.

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang