Haii!!🤗
Apa kabar hari ini?!!Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Tandai typo!!
Happy reading!!🤗
~~
Seminggu telah berlalu, ujian kelulusan pun telah selesai dua hari yang lalu. Kini kelas XII telah bebas. Tak terasa sebentar lagi mereka lulus.
Narendra dan Anindya saat ini masih setia rebahan di kasurnya, karena Anindya mengeluh sakit kepala dari semalam.
"Masih pusing hm?" tanya Narendra sambil memijit kecil pelipis Anindya. Anindya hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Gak usah sekolah aja ya," tawar Narendra.
"Sekolah," tolak Anindya dengan suara pelan.
"Kamu lagi sakit sayang. Lagian sekolah juga buat classmeeting doang."
"Karena classmeeting aku pengen berangkat sayang. Cuma setahun sekali loh, lagi pula ini classmeeting terakhir kita."
"Ya udah kalo itu mau kamu, tapi kalo ada apa-apa bilang aku ya." Anindya mengangguk.
"Mandi sana," titah Narendra.
~~
"Langsung ke lapangan atau ke kelas dulu?" tawar Narendra.
"Lapangan aja Vira ada di sana."
"Ya udah yok."
Setelah sampai di lapangan Anindya dan Narendra sedang mencari keberadaan Elvira.
"Vira dimana sayang," ucap Narendra.
"Nah itu dia," ucap Anindya.
"Dah kamu duduk sini aja sama Vira, jangan kemana mana," titah Narendra.
"Kamu main?" tanya Anindya.
"Iya bentar lagi," jawab Narendra.
"Aku kesana dulu ya, kamu di sini aja sama Vira."
"Ra gue titip bini gue, kalo ada yang lecet gue bacok lo."
"Buset galak bener lo," cibir Elvira.
Cup..
Narendra mengecup singkat pipi Anindya lalu pergi begitu saja.
"Aaaaa!!" teriak Elvira histeris.
"Berisik Ra!" ucap Anindya.
"Kok lo biasa aja sih dicium Naren?"
"Udah biasa," ucap Anindya pelan.
"Ha?! Lo bilang apa?"
"Budek!" cibir Anindya.
"Bukan budeg tapi lo-nya yang pelan," balas Elvira.
"Dah diem tu pacar lo udah main," ucap Anindya saat melihat tim kelas Narendra sudah main.
Permainan basket antara kelas Narendra XII IPS 4 dan kelas sebelah XII MIPA 2. Permainan pun selesai di menangkan oleh XII IPS 4. Sorak suporter XII IPS 4 pun bergemuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [END]
Novela JuvenilHidup menjadi anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan tak menjamin kebahagiaan Anindya. Hidup dengan dihantui bayang bayang masa lalu yang membuat ia dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan dengan anak kole...