|CHAPTER 33| HARI KELULUSAN

13.6K 723 15
                                    

Haii!!🤗
Apa kabar temen temen?!!

Jangan lupa tinggalkan jejak, biar aku tau yang baca bukan jurig..

Happy reading!! 🤗

~~

Hari ini hari yang paling ditunggu tunggu siswa kelas XII. Hari dimana mereka melepas masa putih abu-abu nya. Akhir dari tiga tahun yang telah mereka lewati. Dan awal dari kedewasaan yang sesungguhnya.

Hari kelulusan. Tak ada konvoy atau segala yang mengganggu masyarakat. Hari ini hanya hari dimana mereka di bebaskan untuk saling mencoret seragam mereka.

"Lulus gak lo bro!" Ucap Aska yang baru saja datang bersama Fadil tak lupa Elvira yang selalu di sampingnya.

"Lulus lah, calon Dady masa gak lulus, malu sama anak." Ucap Narendra.

"Astaghfirullah tobat lo Ren. Perawan mana yang lo buntingin Naren." Ucap Aska berlebihan.

"Bini gue lah." Ucap Narendra sambil merangkul pinggang Anindya posesif.

"Lo hamil Nin?" Anindya hanya tersenyum kikuk.

"Aaaa kok lo udah di coblos kagak bilang bilang gue sih Nin." Ucap Elvira histeris.

"Kenapa harus bilang bilang elo." Cibir Narendra.

"Ya biar spoiler rasanya gimana." Ucap Elvira cengengesan.

"Jadi lo muntah muntah terus Nindy tiba tiba pengen tumpeng waktu itu karena Nindy hamil?" Tanya Fadil.

"Mungkin."

"Kok lo gak bilang bilang kita sih." Tanya Elvira.

"Lah ini udah bilang." Jawab Narendra.

~~

Setelah puas saling menyoret baju masing-masing. Kini mereka sudah duduk anteng di meja kantin. Menikmati masa masa terakhir mereka di SMA.

"Jadi kalian mau lanjutin kuliah dimana?" Tanya Elvira sambil menyeruput jus jeruk miliknya.

"Gue di universitas xxx ambil jurusan arsitektur." Jawab Aska.

"Seriusan lo Ka." Tanya mereka terkaget.

"Iya lah emang kenapa?"

"Gak nyangka aja seorang Aska ambil jurusan arsitektur." Jawab Narendra.

"Kalo lo Fad." Tanya Elvira.

"Gue mau sekolah penerbangan."

"HAH?!!" Jawab mereka serempak.

"Katanya lo mau kuliah deket deket sini Fad?" Tanya Anindya.

"Gak jadi. Gue pengen wujudin mimpi gue jadi pilot." Jawab Fadil. Mereka pun mengangguk.

"Yah kita gak bisa main bareng Fadil lagi dong."

"Gak juga. Gue mungkin tiap bulan pulang jadi masih bisa main bareng kalian."

"Kalo lo Ra?" Tanya Anindya.

"Gue juga di universitas xxx ambil jurusan akuntansi." Jawab Elvira.

"Lo Ren?"

"Gue juga sama di universitas xxx ambil bisnis." Jawab Narendra.

"Kalo lo Nin?" Tanya Elvira.

"Gue istirahat setahun dulu, nungguin si twins lahir." Jawab Anindya.

Mereka mengangguk. Lalu..

"Ha? Twins?!" Tanya mereka kaget.

"Jago kan gue sekalinya jadi langsung kembar." Jawab Narendra bangga.

"Wih hebat amat lo Ren, sekali masuk langsung gol, dua lagi." Ucap Aska.

"Gue gak yakin cuma sekali masuk." Ucap Fadil menanggapi.

"Eh iya juga ya. Pati tiap malem kan? Ngaku lo." Ucap Aska.

"Suka suka gue lah, mau tiap malem, tiap jam, tiap menit. Bebas." Jawab Narendra sombong.

"Bagi tips dong Ren, biar langsung sekali jadi ada dua." Ucap Aska.

"Masalahnya lo mau praktek ama siapa anjir." Cibir Narendra.

"Nin spoiler dikit rasanya kayak gimana dong." Ucap Elvira pelan pada Anindya.

"Rasa apaan nih." Tanya Anindya was-was dengan kata ambigu dari Elvira.

"Rasanya dicoblos itunya Naren." Ucap Elvira frontal.

Narendra yang mendengar kata 'itunya Naren' pun langsung menatap Elvira horor.

"Itunya gue apa nih?" Tanya Narendra yang bingung dengan kata ambigu Elvira.

"Oh gue tanya sama Nindy gimana rasanya dicoblos ama itunya lo." Ucap Elvira frontal.

"Hah?!!" Sungguh mereka tak mengerti lagi dengan jalan pikiran Elvira.

"Lo mau ngerasain gimana rasanya?" Tanya Narendra.

"Rasanya punya lo? Ogah udah bekas." Jawab Elvira.

"Punya suami lo ya kali punya gue." Ucap Narendra.

"Bekas bekas gitu, gue yang nyicip mau ape lo. Lagian gue juga ogah bagi bagi punya gue buat lo." Ucap Anindya sensitif.

Mendengar itu Narendra tersenyum simpul. "Iyaa cuma punya kamu." Ucap Narendra sambil mengelus lembut rambut Anindya.

"Tenang Ra, kamu nyicip punya aku aja." Ucap Aska berbangga diri.

"Ogah punya kamu udah pernah dicicip orang lain."

"Enak aja masih tersegel ini."

"Udah udah, kok jadi bahas ginian sih. Jadi berdiri kan punya gue." Ucap Fadil menengahi.

"Lo normal Fad? Mana coba gue liat." Ucap Aska yang langsung melihat ke benda pusaka milik Fadil tersebut.

"Heh!! Lo nafsu ya liat liat punya gue." Ucap Fadil yang tengah sibuk menutupi miliknya.

"Nafsu liat punya lo? Dih jijik gue. Gue juga punya kalik, lebih gede malahan." Ucap Aska sombong.

"Segede apa sih paling cuma sepuluh senti. Gedean juga punya gue." Ucap Fadil.

"Kita bandingin yok. Punya siapa yang lebih gede." Ucap Aska seenak jidat.

"Heh!! Entar lo suka lagi."

"Dih najis."

"Yang belum pernah diem aja deh lu." Ucap Narendra menengahi.

"Iya iya yang udah pernah." Ucap Aska sinis.

"Nin punya Naren emang segede apa?" Ucap Elvira pelan tapi masih dapat terdengar oleh mereka.

"Hah?!!" Ucap mereka serentak.




.
.
.
Yuhuuu!!
I'm back!!

Maaf part ini dikit banget. Cuma 800+ kata😌🙏

See you next part!!🤗

Minggu, 31 Oktober 2021.

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang