Huaa!! Aku gak nyangka banget bisa sampe chapter 20. Karena banyak cerita di draf aku yang kena writers blok:( dan stop di chapter 10.
Langsung aja..
Jangan lupa ramein bab ini dengan komentar dan vote dari kaliann..
Happy reading!! 🤗
~~
Disemangat kan oleh kaca
Lalu
Dipatahkan oleh kamera:(~~
Sudah lebih dari seminggu Anindya meninggalkan Narendra. Hancur. Satu kata yang bisa mendeskripsikan keadaan Narendra saat ini.
Ia hancur, ia sadar jika dirinya membutuhkan Anindya, ia sadar ia mencintai Anindya tapi itu semua sudah terlambat, Anindya sudah pergi hidupnya.
Narendra rindu jam weker hidupnya, yang membangun Narendra dengan cara berteriak tepat di telinga.
Ia rindu koki hebatnya, yang selalu memaksakkan hidangan kesukaannya.
Narendra rindu Anindya nya...
Semenjak ditinggal Anindya hidup Narendra sunyi. Ia meratapi semua kesalahannya dulu, ia menyesal, sungguh.
Bolehkah ia meminta Anindya nya kembali?
Tanpa Anindya, Narendra jarang makan, rumahnya yang dulu selalu bersih dan wangi kini tak lagi, rumahnya berantakan karena Narendra tak bisa mengurusnya.
"Arrggghh!!" Narendra membanting vas bunga yang ada di kamarnya hingga pecah berkeping-keping.
Sudah hampir satu bungkus nikotin ia habiskan untuk mengurangi rasa frustasinya
"Nindya, aku minta maaf." Sudah ratusan kali Narendra mengatakan maafnya.
Hingga ia tertidur dengan sendirinya, sebelum ia tertidur ia pindah ke kamar Anindya untuk tidur disana.
~~~~
"Ini anak pada kemana sih, maminya dateng gak ada yang bukain pintu," gerutu mami Desi.
Pasalnya sudah hampir dua puluh menit mami Desi datang ke rumah Narendra, tapi tak ada yang membukakan pintu.
Untung saja mami desi mempunyai kunci cadangan. Tanpa pikir panjang mami Desi mengeluarkan kunci cadangan dari tasnya.
Perlahan tapi pasti pintu rumah terbuka. Mami Desi dengan segera masuk kedalamnya.
"Naren!" teriak mami memanggil putranya.
"Nindy!"
"Ini pada kemana sih," gerutu mami.
Perlahan mami semakin melangkahkan kaki ke dalam rumah. Mami Desi heran kenapa rumah anaknya berantakan.
Mami pun memutuskan untuk naik ke kamar sang anak. Begitu terkejutnya mami ketika melihat keadaan kamar Narendra.
Puntung rokok berserakan dimana-mana, pecahan vas bunga yang berceceran di lantai dan barang barang yang tak tersusun di tempat semestinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [END]
Подростковая литератураHidup menjadi anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan tak menjamin kebahagiaan Anindya. Hidup dengan dihantui bayang bayang masa lalu yang membuat ia dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan dengan anak kole...