|CHAPTER 11| GAK PANTAS HIDUP

17.5K 917 33
                                    

"Ka!" Narendra memanggil Aska.

"Ada apa gerangan sih kawand?" jawab Aska hiperbola.

"Lo lagi deket ama Vira kan?" tanya Narendra.

"Ya begitu lah," ucap Aska cengar-cengir.

"Nih." Narendra menyerahkan kotak bekal yang ia bawa.

"Wih makasih, tau aja gue laper," ucap Aska kepedean.

"Bukan buat elo njing," balas Narendra ngegas.

"Terus buat sapa?"

"Tolong lo kasihin ke Vira-" Belum juga ucapan Narendra selesai, sudah dipotong oleh Aska.

"Lo mau ngegebet Vira juga Ren. Terus Anindya mau lo kemanain."

"Makanya kalo gue ngomong jangan lo potong dulu Samsul!!" ucap Narendra sembari menjitak kepala Aska.

"Tolong lo titipin ke Vira, buat Nindya," titah Narendra.

"Ooh gitu kek dari tadi!! Gue pastiin makanan ini sampai dengan selamat."

"Awas aja sampe lo makan."

"Astaghfirullah haladzim, shouzon aja sama gue."

~~~

"Nindyyy!!! Yuhuuuuu!!" Teriak Elvira dari depan kelas.

"Jangan teriak Ra, berisik tau!" ucap Anindya menasehati.

"Nih Nin." Elvira menyerahkan kotak bekal yang ia dapat dari Aska tadi.

"Apa nih?"

"Sarapan dulu nih."

"Dari?"

"Aska," jawab Elvira polos.

"Aska?" tanya Anindya dengan alis mengenyit.

"Hooh gue dapet dari Aska, katanya dari Naren," jelas Elvira.

Mendengar itu Anindya langsung mengambil kotak bekal dari Elvira tadi.

Makan!! Nyuruh-nyuruh gue makan tapi lo nya belum makan-_

Begitulah kira-kira note yang ada di atas kotak bekal. Anindya tersenyum menatap note tersebut. Apakah ini berarti Narendra sudah membuka hati untuknya?

"Ekhem ekhem! Yang lagi kasmaran mah beda, senyum-senyum terus," sindir Elvira.

"Eh Ra, lo lagi deket sama Aska ya?" ucap Anindya mengalihkan perhatian.

Mendengar nama Aska, Elvira jadi senyum-senyum tidak jelas. Entahlah bagaimana ceritanya Elvira mau dengan Aska yang notabene adalah buaya kelas kakap.

"Eh Sumiati! Kok malah jadi lo yang senyum-senyum. Hayoo mikirin apa? pasti lagi mikirin Aska kan? Hayoo ngaku," goda Anindya.

"Ish apaan sih lo Nin, kan jadi maluu," ucap Elvira sambil menutup mukanya dengan telapak tangan.

"Cie-cie Viraa." Anindya semakin gencar menggoda sahabatnya itu.

"Cerita dong kok lo bisa deket sama Aska."

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang