|CHAPTER 32| MEREKA BELOK

13.9K 736 11
                                    

Haii!!
Gimana kabar kalian hari ini?!!

Jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar 😚

Selamat membaca 🧡

~~

"Eh Nin pagi pagi dah di dapur aja lo." Ucap Elvira yang baru saja turun masih menggunakan piama nya.

"Dah biasa gue Ra." Ucap Anindya.

"Masak apa lo?"

"Capcay sama udang goreng tepung." Jawab Anindya.

"Sini gue bantuin." Tawar Elvira.

"Gak usah ini juga dah selesai." Tolak Anindya.

"Ooh yaudah gue bantu nyicip aja."

"Yeh lo mah. Nih cobain."

"Gimana?" Tanya Anindya lagi.

"Em enak banget Nin. Lo belajar masak dimana?"

"Belajar sama bik Anum." Jawab Anindya.

"Wih kapan kapan gue harus belajar sama bik Anum juga nih." Ucap Elvira.

"Lo lupa bik Anum ada di rumah papa?"

"Eh iya ya, kalo gitu gue gak jadi minta ajar bik Anum. Takut gue ketemu om Risky."

'haha gue juga Ra'. Sambung Anindya dalam hati.

"Siap siap sono, ntar kesiangan. Kalo bisa bangunin Fadil sama Aska."

"Dih takut gue ama mereka." Ucap Elvira.

"Takut kenapa?"

"Mereka tidurnya pelukan, gue takut mereka belok deh."

"Aska kan pacar lo Ra. Gak mungkin mereka belok lah."

"Mungkin aja hubungan mereka sembunyi sembunyi."

"Gak usah kebanyakan overthingking, jadi penyakit tau gak. Dah lah gue mau bangunin bojo gue dulu." Ucap Anindya melangkah ke lantai atas.

Sebelum Anindya sampai di kamarnya, ia melihat kamar yang Fadil dan Aska tempati terbuka sedikit. Dengan rasa penasaran yang ada ia langsung melihat ke dalam kamar. Alangkah terkejutnya ia melihat Fadil dan Aska berpelukan dalam tidur mereka.

"Bener kan." Ucap Elvira yang berada di belakangnya.

"Ish Ra ngagetin lo." Ucap Anindya.

"Hehe sorry, gue siap siap dulu byee." Ucap Elvira lalu masuk ke kamarnya.

Melihat Elvira pergi, Anindya pun bergegas melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Anindya masuk ke dalam kamar langsung disuguhkan kepompong yang berada di atas kasur.

"Ren bangun!" Ucap Anindya sambil menarik selimut yang membungkus Narendra.

"NAREN BANGUN!!" Uang Anindya.

Narendra mengerjap pelan, pemandangan pertama yang ia lihat pagi ini adalah Anindya yang tersenyum manis masih dengan piama tipisnya.

Narendra lalu duduk bersender pada kepala ranjang. "Pagi sayang." Ucap Narendra dengan suara serak khas bangun tidur.

Cup.

Narendra mengecup lalu melumat pelan bibir mungil Anindya.

"Morning kiss babe."

"Mandi yuk." Ajak Narendra.

"Kamu duluan aja, aku habis kamu." Tolak Anindya.

"Hm." Ucap Narendra tak semangat lalu masuk ke kamar mandi.

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang