"Yuuhuuu bundaaaa!!! Anakmu yang paling cantik ini sudahh pulanggg!!" teriak Elvira menggelegar mengagetkan seisi rumah.
Sungguh Anindya malu dengan tingkah sahabatnya ini. Tolong katakan di mana kamera? Anindya ingin rasanya melambai ke arah kamera saat ini juga.
"Husst kak jangan teriak teriak! Adek kamu baru tidur itu loh!" ucap bunda Elvira yang berada di ruang tamu.
"Eh putri bunda dateng," ucapnya setelah menyadari kehadiran Anindya.
"Kan Vira udah bilang tadi," ucap Elvira sambil memutar bola matanya.
"Bukan kamu tapi Nindy!" balas bunda seraya berjalan kearah Anindya.
"Ya Allah jadi anak tiri gue," gumam Elvira lirih.
"Bundaa," ucap Anindya sembari memeluk bunda Elvira. Merasakan hangatnya dekapan bunda yang tak pernah lagi ia dapatkan pada sang mama.
"Nindya gimana kabarnya? Udah lama gak main kesini," tanya bunda.
"Maaf bun, Nindy jarang kesini. Anindya sehat, bunda sendiri?"
"Seperti yang kamu lihat," jawab bunda diakhiri kekehan.
"Ekhem ekhem! Udahan ya temu kangennya, dilanjutkan nanti kan bisa," lerai Elvira.
"Yaudah kalian bersih-bersih sana habis itu makan," titah bunda.
"Shiiiapp bundah!!" teriak Elvira hiperbola lalu pergi ke atas.
"Kok kamu betah sih temenan sama toa Nin," ucap bunda sembari tertawa.
"Harusnya yang tanya gitu Nindy bun, kok bunda betah sih punya anak kayak gitu." Akhirnya mereka tertawa bersama.
"NINDY AYOOK!!" teriak Elvira yang sudah berada ditangga.
"Yaya! Bunda Nindy ke atas dulu ya." Bunda pun hanya menganggukkan kepala.
~~
Saat ini Anindya sudah berada di kamar Elvira, menunggu sang pemilik kamar yang tengah mandi. Sembari memainkan pipi gembul seorang bayi laki-laki berusia dua bulan. Alvaro Manggala, adik kandung Elvira.
Ceklek..
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sesosok gadis dengan balutan kaos polosnya.
"Sana Nin gantian," ucap Elvira sambil melemparkan handuk bersih.
"Iya."
Anindya lantas masuk ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya. Sedangkan Elvira tengah sibuk memandangi wajah kecil sang adik.
"Masa gue udah 17 baru punya adik sih," cicitnya. "Bunda juga tuh, pake kebobolan segala."
Tak lama pintu kamar mandi terbuka. Anindya yang sudah rapi dengan baju milik Elvira bergegas duduk di sebelah Alvaro.
"Haii dedek Alvaro besok kalo udah gede Varo jangan kayak Kak Vira ya," ucap Anindya sembari mentoel-toel pipi gembul Alvaro.
"Dia adek gue harus kayak gue dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [END]
Teen FictionHidup menjadi anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan tak menjamin kebahagiaan Anindya. Hidup dengan dihantui bayang bayang masa lalu yang membuat ia dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan dengan anak kole...