#30

852 83 77
                                    

Kian Santang dan Croesus beristirahat sejenak di bangku kapal setelah melewati pertarungan yang cukup menguras tenaga mereka.

"Raden, luka mu harus segera diobati!"ucap Croesus sembari melihat ke pipi kanan Kian Santang yang terdapat luka cakaran harimau.

Kian Santang meraba lukanya perlahan, "Ini hanya luka kecil jadi tidak perlu diobati"

"Kau serius tidak ingin mengobati lukamu?"

Kian Santang menodongkan pisau ke leher Croesus, "Tutup mulutmu atau kau akan ku buang ke lautan!"

Croesus mendorong mundur tangan Kian Santang yang tengah menodongkan pisau ke lehernya, "Baiklah, jika itu mau mu raden. Aku tidak akan menanyakan soal luka mu kembali!"

Kian Santang kembali menyimpan pisaunya di balik pakaiannya.

Saat Kian Santang dan Croesus tengah beristirahat, tiba-tiba mereka mendapat penyerangan berupa lesatan anak panah dan tepat menancap di depan mereka.
Kian Santang langsung bangkit dan mencabut anak panah tadi lalu menatap di sekelilingnya.

Croesus bangkit dari tempatnya lalu mendekati Kian Santang dan menepuk bahunya sembari menunjuk ke arah depan. "Raden ...."

Kian Santang mengalihkan pandangannya ke depan dan terlihat, sebuah kapal layar yang sangat besar sedang berlayar mendekati kapal mereka.
perlahan kapal layar misterius itu mulai mendekati kapal Kian Santang dan Croesus.

"Raden, aku tidak bisa melihat jelas siapa saja yang berada di dalam kapal misterius itu!"ucap Croesus.

Kini, kapal layar misterius itu sudah berada tepat di depan kapal layar Kian Santang dan Croesus.

Kian Santang dan Croesus melangkah maju ke sudut depan kapal mereka dan melihat ke arah kapal layar misterius itu.

"Siapa kau dan kenapa kau menghadang perjalanan kami?"tanya Kian Santang dengan nada tinggi kepada seorang pria berjanggut yang tepat berdiri di sudut kapal miliknya.

"Aku Sudarsana, ketua dari perkumpulan penjahat di wilayah ini. Aku sebagai pemilik wilayah ini tidak terima kalau kau dan temanmu ini berani masuk ke wilayahku!"jawabnya dengan lantang.

"Wilayah ini adalah milik Prabu Sanjaya bukan dirimu!"balas Kian Santang.

"Berani sekali kau bocah tengik, akan kuhabisi kau dan temanmu itu sekarang juga!". Sudarsana menunjuk ke arah Kian Santang, "Habisi mereka!"ucapnya kepada

Satu persatu anak buah Sudarsana melesatkan anak panah yang telah di beri api ke arah kapal Kian Santang dan Croesus.
Anak panah berapi yang di lesatkan oleh anak buah Sudarsana berjumlah besar dan membuat Kian Santang harus menggunakan pedang Bharata nya.
Ia mengeluarkan pedang Bharata nya dan mengangkat pedangnya ke atas dan seketika sebuah perisai terbentuk melingkar melindungi dirinya dan Croesus.
Lesatan anak panah berapi yang dilontarkan oleh anak buah Sudarsana tidak berhasil melukai Kian Santang dan Croesus karena perisai yang dibuat oleh Kian Santang membuat anak panah itu langsung hancur saat menyentuh permukaan perisainya.



"Resi, aku mohon beritahu diriku kenapa resi menginginkan putraku Kian Santang?"tanya Siliwangi meyakinkan resi astagina.

Resi astagina mengalihkan pandangannya, "Tanah pasundan membutuhkan Raden Kian Santang, gusti prabu!"jawabnya.

"Maksud resi, aku sama sekali tidak mengerti?"

Resi astagina menghela nafasnya, "Aku membutuhkan bantuan Raden Kian Santang untuk mengumpulkan ke sepuluh cincin keabadian, gusti prabu!"

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang