Too

634 96 10
                                    

"Hati-hati kau mungkin akan tersandung batu. Kau harus fokus", peringat Jaewon.

Lisa menganguk. Sejujurnya sedari tadi ia memang melamun dan lebih banyak diam.

Saat ini mereka sedang di dalam hutan untuk melakukan perjalanan menuju kota. Lisa memang memutuskan untuk tetap ikut dengan Jaewon walaupun Chanyeol telah melarangnya.

Pengakuan yang di lakukan Chanyeol berhasil membuatnya kepikiran.

Guna menjernihkan pikirannya gadis itu memutuskan untuk menjauh dari pria tersebut untuk sementara waktu dengan ikut bersama Jaewon.

"Kau baik-baik saja?", Jaewon menggenggam tangan Lisa tanpa permisi.

"Hm? Ya aku baik-baik saja. Apa ada masalah?"

"Aniya. Hanya saja kau terlihat memikirkan sesuatu dan lebih banyak diam. Apa kau menyesal ikut denganku?"

"Aih bukan seperti itu. Aku hanya memikirkan apa tidak apa aku ikut denganmu?"

"Tentu saja. Kenapa? Kau takut ayahku akan mengusir mu?"

Lisa terkekeh kecil. "Tidak juga"

"Oh sebentar, apa kau lelah? Kau bisa naik ke punggungku dan aku akan menggendongmu", tawar Jaewon.

"Ya aku tidak selemah itu. Kajja sebaiknya kita berjalan lebih cepat agar segera keluar dari sini"

Kini giliran Lisa yang menariknya.

Hanya butuh waktu beberapa menit mereka berdua telah keluar dari hutan dan kini menuju cabang kantor dimana Jaewon meletakkan mobilnya.

"Kau menyetir?", Tanya Lisa saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Hm. Apa ada masalah?"

"Tidak tidak. Kau bisa menjalankannya sekarang"

"Baiklah. Jika kau ingin buang air atau membeli sesuatu katakan padaku. Kita bisa berhenti nanti"

"Ne"

Mobil perlahan melaju tepat saat Jaewon mulai mengemudi. Membelah jalanan berbatu yang tidak rata karena menapaki jalanan pedesaan.

Lisa membuka sedikit kaca mobil di sampingnya untuk menikmati udara sejuk sembari memperhatikan pemandangan pedesaan di hadapannya.

"Boleh aku bertanya?", Lisa menolehkan wajahnya menatap Jaewon.

Pria itu meliriknya sebentar kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya. "Apa?"

"Orang tuamu memiliki kedudukan tinggi, tentu saja kau bukan orang yang terbiasa dengan hidup kekurangan. Tapi kenapa kau mau tinggal di dalam hutan dan menjadi seorang tentara?"

Jaewon berpikir sejenak. "Dulu aku bukanlah anak yang baik. Aku menghabiskan masa mudaku hanya untuk bersenang-senang. Aku rasa itu yang membuat ayahku mengirim diriku kesana", jawabnya tenang.

"Kau langsung menyetujuinya?"

Jaewon terkekeh. "Tentu saja tidak. Semua fasilitas yang aku dapatkan sedari kecil direnggut paksa. Itu membuatku marah. Sangat marah"

Jaewon melirik Lisa lagi sebelum kembali fokus mengemudi.

"Namun pada akhirnya aku tetap berakhir disana. Awalnya memang sangat sulit. Namun seiring berjalannya waktu aku bisa bertahan dan membuktikan kepada ayahku jika aku bisa berubah. Jadilah aku yang sekarang menyetir mobil di sampingmu", Jaewon tersenyum kecil.

Lisa tersenyum manis. "Kau pasti sudah banyak mengalami hal-hal sulit"

"Hm? Tidak juga. Setidaknya untuk sekarang. Aku senang bertemu denganmu"

It's Okay To Not Be Lisa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang