Fight

404 52 0
                                    

"Noona, kau dari mana saja? Kami menunggumu" pekik Kim Tan yang pertama kali melihat Lisa datang.

Mereka kini sedang berkumpul di apartemen Jaewon.

Lisa tersenyum kecil. "Maafkan aku karena tidak membantu kalian membawa oppa Jaewon pulang. Aku memiliki sedikit perkejaan tadi"

"Mianhae noona, aku lupa jika kau seorang artis" ucap Kim Tan menyadari bahwa noona-nya bukanlah noona yang lupa ingatan dulu.

"Ouh kau pasti sibuk sekali" komentar Nam Gyu.

"Benar. Tidak apa-apa. Kami justru berterima kasih kau masih sempat datang di tengah kesibukan mu" kata Hyun Joo.

Lisa menatap mereka satu persatu dengan heran. "Hey aku tidak se sibuk itu. Aku bisa kapan saja menemui kalian, hanya saja hari ini yeah, cukup banyak yang harus ku selesaikan"

"Lalu, bagaimana? Apa semua urusanmu sudah terselesaikan?" Tanya Jaewon yang sudah terlihat lebih sehat.

"Hm, ya kurasa tidak ada yang perlu di khawatirkan" jawab Lisa. Matanya menelusuri setiap sudut apartemen Jaewon. "Oppa, kau tinggal sendiri disini?"

"Semenjak aku kembali, bibi pembantu setiap pagi selalu datang dan pulang jika pekerjaannya selesai. Setelah itu aku sendiri di apartemen ini"

"Wah, tidakkah sangat menyenangkan tinggal sendiri?" Tanya Kim Tan antusias.

"Aniya" ujar Lisa tidak setuju. "Sebelum bertemu kalian aku tinggal sendiri di rumahku, awalnya aku tidak merasakan itu karena sibuk bekerja dan pulang sesekali. Namun semenjak kembali ke sini setelah mengenal kalian, aku rasa tinggal bersama lebih menyenangkan"

"Tentu saja menyenangkan, kan ada Chanyeol" cibir Nam Gyu.

"Yak, aku serius!" Kesal Lisa.

"Oh, apa ucapan ku tidak benar?"

"Diamlah. Kau tidak tau apapun"

"Hentikan" lerai Jaewon.

"Hyung, kau masih bertengkar dengannya? Padahal kau kan pernah ngefans sama noona" celetuk Kim Tan.

"What? Kim Tan, apa yang baru saja kau katakan?" Lisa menoleh tertarik sambil menunjukkan smirknya.

"Hey Kim Tan! Siapa yang menyuruhmu mengatakannya?!"

"Oh, jadi kau salah satu fansku?"

"Aku? Fans mu? Ya tuhan, berhenti membual"

"Lihat, siapa yang sedang membual sekarang?" Lisa menaik turunkan alisnya.

"Ya dengarkan aku, aku tau kau baru saja sembuh dari amnesia mu. Tapi menghayal berlebihan itu tidak benar"

"Akui saja kenapa sih? Apa itu merendahkan harga dirimu?"

"Tentu saja merendahkan ku. Aku tidak percaya dulu pernah menjadi fans orang sepertimu"

"Kau pikir aku seperti apa huh?!"

"Sungguh, kau ingin tau orang macam apa dirimu?"

"Ya! Katakan, katakan"

"Lupakan, kau bahkan tidak lebih hebat dari gadis-gadis genit di club. Kau memainkan dua pria sekaligus. Setidaknya kau harus memiliki pilihan antara Chanyeol dan Jaewon, siapa yang akhirnya kau pilih? Kau tidak bisa sehari bersama salah satu di antara mereka dan besoknya bersama yang lain. Tidakkah kau memikirkan perasaan mereka? Aku sudah menahan untuk tidak mengatakan ini. Tapi Lisa-ya, kau sungguh kelewatan kali ini"

"Hyung!" Tegur Jaewon, Kim Tan, dan Hyun Joo secara bersamaan.

Lisa diam. Dia tau Nam Gyu keterlaluan dengan ucapan kasarnya barusan, namun apa yang dia katakan tidak sepenuhnya salah.

"Kau, menyamakan aku dengan jalang?" Pandangan Lisa kosong. "Tidak maksudku, jika mereka berdua menyukaiku atau bersikap baik kepadaku apa aku tidak boleh sebaliknya? Apa membalas kebaikan mereka itu sama saja aku seperti gadis-gadis genit dalam club? Jika aku memilih untuk bersikap baik kepada salah satu di antara mereka saja, kemudian yang lain terluka, bukankah tetap aku yang di salahkan?"

Jaewon menghampirinya. "Lisa-ya, hentikan"

"Katakan, apa yang bisa aku lakukan?! Apa yang akan kau lakukan jika kau berada di posisi seperti itu lalu mendengar seseorang meneriakimu seperti gadis jalang?!" Lisa menepis tangan Jaewon yang mencoba menenangkannya. Menatap Nam Gyu tajam.

"Nam Gyu-ssi, aku sangat terluka dengan ucapan mu barusan. Apa yang kau ketahui tentangku? Sedalam apa kau mengenalku?"

"Kau pikir mudah menjadi diriku? Jika kau tidak tau apapun, setidaknya jangan mengatakan hal buruk seolah kau tau segalanya. Aku tau kau bedebah, tapi aku tidak tau kau menjadi brengsek setelahnya"

Lisa melangkah pergi dengan buru-buru dengan menahan air matanya yang akan tumpah. Mengabaikan teriakan Kim Tan, Hyun Joo, serta Jaewon yang memintanya kembali. Hatinya terlanjur sakit.

Ia cukup lelah dengan kelakuan ayahnya di tambah mendengar perkataan kasar Nam Gyu. Tidak, apakah semua yang terjadi adalah salahnya? Jika Chanyeol dan Jaewon menyukainya apa itu juga salahnya?

Lisa berpapasan dengan Chanyeol saat berada di luar. Pria itu terlihat khawatir dengan dirinya.

"Lisa-ya, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"

"Chanyeol-ssi" panggil Lisa pelan, kepalanya menunduk kemudian mendongak menatap manik gelap Chanyeol. "Aku.. tidak tau apa yang membuatmu menyukaiku. Begitupun dengan Jaewon. Maka dari itu, bisakah kalian jangan lagi bersikap baik kepadaku? Atau aku akan merasa bersalah karena tidak bisa memperlakukanmu seperti sebaliknya, lagi"

"Apa yang sedang kau katakan? Aku tidak mengerti Lisa-ya. Katakan, apa seseorang baru saja mengganggu mu?"

Lisa menggeleng kecil. "Tidak", senyumnya terangkat. "Aku baik-baik saja. Kumohon, lakukan saja apa yang baru saja ku katakan. Kau akan segera mengerti apa yang ku maksud. Jadi, berikan aku waktu sendiri guna memikirkan langkah apa yang harus ku ambil agar bisa memahami perasaan ku, dan untuk mengakhiri semua kebingungan ini"

"Lisa" panggil Jaewon yang berjarak beberapa langkah dari balik tubuh Lisa.

Dengan cepat Lisa masuk ke dalam mobilnya. Menatap Chanyeol serta Jaewon sebelum menancap gas meninggalkan gedung tempat Jaewon tinggal.

Kau bahkan tidak lebih hebat dari gadis-gadis genit di club. Kau memainkan dua pria sekaligus.

Lisa tersenyum samar, kata-kata yang di ucapkan Nam Gyu kepadanya terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Ya dia benar, aku memainkan dua pria sekaligus, seperti jalang. Aku tidak marah karena dia mengatakan hal benar, namun haruskah dia mengatakannya di hadapan banyak orang? Haruskah mengatakannya di hadapan Jaewon?"

Lisa malu. Malu pada Jaewon. Malu pada Chanyeol. Ia sadar telah mempermainkan perasaan mereka, walaupun ia tak berniat seperti itu namun ia tidak bisa membenarkan apa yang sudah ia lakukan terhadap mereka.

Lisa bersikap seperti seorang kekasih kepada Chanyeol, namun juga selalu mengkhawatirkan keadaan Jaewon setiap waktu. Lisa menyukai Chanyeol, namun dia juga menyukai Jaewon.

Ya, menyukai Jaewon. Lisa tidak tau apakah ia benar-benar menyukai pria itu sebagai seorang pria atau sekedar teman. Yang pasti semenjak kecelakaan itu, Lisa kembali memikirkan apa yang selalu Jaewon lakukan terhadapnya. Dari awal mereka bertemu, Jaewon bahkan bersikap baik kepadanya. Berbeda dengan Chanyeol.

"Nam Gyu memang benar, aku tidak bisa bersama keduanya. Aku harus memilih salah satu di antara mereka"

Kakinya menancap gas membuat mobil yang ia kendarai semakin melaju dengan cepat. Biarkan ia menikmati waktunya sendiri untuk sementara waktu dengan seperti ini.

Karena cepat atau lambat dirinya harus memiliki keputusan. Memilih Chanyeol dan membiarkan Jaewon terluka, atau memilih Jaewon dan merelakan Chanyeol bersama yang lain.

Semua keputusan ada di tangannya, maka dari itu kita hanya tinggal menunggu waktu bukan?

•••••••
It's Okay To Not Be Lisa
•••••••

It's Okay To Not Be Lisa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang