Worry

702 103 2
                                    

Bulan semakin naik menandakan malam yang semakin larut. Hembusan angin malam semakin terasa menusuk membuat siapa saja enggan untuk sekedar keluar rumah jika tidak ingin merasa kedinginan.

Namun hal itu terkecuali untuk seorang Chanyeol. Pria berusia 28 tahun itu tidak ragu untuk melangkahkan kakinya keluar dari rumah dan duduk seorang diri di atas kursi taman di depan rumahnya.

Merenungkan sesuatu yang akhir-akhir ini selalu menarik seluruh atensinya. Seolah tersihir, ia tidak bisa menepis ataupun menghindar dari hal yang terus saja berdatangan di benaknya.

Itu sesuatu yang menggangu. Sangat menggangu. Tetapi manis di saat yang bersamaan.

Tunggu.

Manis di saat yang bersamaan?

Sebuah suara muncul di benaknya, "Kau sangat menyebalkan tetapi juga manis di saat yang bersamaan"

Gadis itu. Gadis itu selalu muncul di benaknya semenjak kehadirannya disini. Gadis bernama Lisa itu.

Teringat saat ia pertama kali menemukan gadis bermata bulat itu, saat itu Chanyeol sedang merasa penat dan pergi ke pantai, matanya tak sengaja menemukan sesuatu yang terdampar tak berdaya.

Siapa sangka itu adalah seorang gadis yang sangat cantik dengan senyum menawan. Meskipun sesekali hanya keluar umpatan atau decakan kesal dari bibirnya saat Chanyeol menghukumnya.

Anehnya meskipun selalu berdecak kesal gadis itu tidak membatahnya walau terkadang protes. Ia tetap melakukannya.

Kejadian berlalu begitu cepat dan secara bersamaan tumbuhnya perasaan aneh yang Chanyeol rasakan seiring berjalannya waktu.

"Chanyeol-shi!"

Suara gadis itu.

Chanyeol mengacak-acak rambutnya frustasi. Bahkan sekarang ia bisa membayangkan gadis itu memanggil namanya, terasa sangat nyata. Ini membuatnya gila!

Cukup. Dirinya tidak bisa terus menerus memikirkan Lisa seperti ini. Chanyeol bangkit berniat kembali ke dalam rumah karena cuaca semakin membuatnya menggigil.

Chanyeol dikejutkan oleh keberadaan Lisa saat dirinya berbalik. Gadis itu berdiri dengan baju tidur bermotif pisang dan sedang menatapnya polos.

"Sejak kapan kau berdiri disitu?", Chanyeol terkesiap.

"Sejak aku memanggilmu. Tapi kau mengabaikan aku huh, lupakan. Sedang apa disini? Palli masuk! Kau bisa mati membeku jika terus disini", Lisa memakai alas kakinya dan berlari kecil menjemput Chanyeol yang masih terdiam.

Menggenggam tangan pria itu lalu menariknya paksa untuk ikut bersamanya. Chanyeol seperti anak anjing yang diseret majikannya agar masuk ke dalam rumah.

"Aigo lihat! Pipi sampai telingamu memerah karena terlalu lama berada diluar", Lisa memegang wajah Chanyeol untuk mengecek kondisi pria itu.

Chanyeol menepis tangan Lisa pelan, menjauhkan tangan lentik gadis itu dari wajahnya.

"Nan gwaenchana", kata Chanyeol.

Aku rasa ini memerah bukan karena aku terlalu lama berada di luar.

"Kau yakin?"

Chanyeol menganguk.

"Baiklah", Lisa ikut menganguk. "Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu"

Lisa mengambil duduk diatas kursi ruang tamu, karena mereka berada disana saat ini. "Kemarilah ada yang ingin aku katakan"

Chanyeol menurut, mengambil duduk di hadapan gadis itu. "Katakan"

It's Okay To Not Be Lisa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang