Lost

2.7K 209 8
                                    

"Lisa! Apa-apaan ini? Kau tau kan siang ini ada pemotretan majalah dan kau tidak bisa membatalkannya seperti ini!", Teriak wanita berusia 30 tahun yang baru saja memasuki kamar seorang gadis yang sedang sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah koper berwarna kuning keemasan.

Lisa yang di teriaki oleh manajernya seperti itu tampak acuh seolah tidak ada yang mengajaknya berbicara.

"Unnie menurutmu mana yang lebih cocok untukku?", Bukannya menjawab Lisa malah bertanya dan menunjukkan satu bikini berwarna merah di tangan kirinya dan satu bikini berwarna kuning di tangan kanannya dengan wajah polos cantiknya yang memperlihatkan kebingungan.

Se Ra manajer Lisa hanya bisa menunjuk bikini berwarna merah dengan wajah memerah yang menahan amarah akibat perkataannya tidak di tanggapi. 3 tahun bekerja bersama Lisa membuatnya paham betul bagaimana sifat seorang Lisa.

"Hm aku tau semua warna memang cocok untukku", ujar Lisa sambil melempar bikini berwarna kuning ke arah sembarangan dan memasukkan bikini merah ke dalam koper.

"Min Ra-ya mau sampai kapan kau di dalam kamar mandi huh? Cepat keluar dan bereskan barang-barangku ini!", Lisa berteriak kepada asistennya yang sudah 15 menit berada didalam kamar mandi.

Lisa melangkah keluar dari dalam kamarnya setelah merapikan penampilannya. Tanktop putih dengan hotpants berbahan levis di padukan dengan jaket jeans, dan tak lupa kacamata hitam favoritnya. Semua yang dipakai Lisa merupakan barang branded karena moto hidupnya adalah 'no branded no Lisa'.

Setelah menuruni banyak anak tangga dan sampai di lantai dasar, Lisa baru menyadari seseorang dari tadi telah mengikutinya, siapa lagi kalau bukan managernya Se Ra.

Lisa membalikkan tubuhnya menatap Se Ra sambil menurunkan kacamata hitamnya menampilkan tatapan tidak berdosa.

"Aku ingin liburan, kau mau ikut?", Tanya Lisa.

Se Ra menarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan, "Lisa kau harus menghadiri pemotretan siang ini", ujar Se Ra dengan wajah memelas.

"Tidak bisa", Lisa berbalik sambil memakai kacamatanya kembali dan berjalan keluar rumah.

"Lisa kumohon kali ini saja dengarkan aku", Se Ra segera mengejar Lisa.

Lisa berdecih tidak memedulikan Se Ra yang terus memohon kepadanya. "Kau berbicara seolah-olah aku tidak pernah mendengarkan dirimu", jawab Lisa

"Memang!", Seru Se Ra di dalam hati, ya tentu saja di dalam hati. Ia tidak punya nyali untuk mengatakan secara gamblang kepada Lisa.

"Lisa tolong jangan seperti ini, aku sudah terlanjur menandatangani kontraknya", ujar Se Ra.

"Kalau begitu batalkan", jawab Lisa enteng.

"Tidak semudah itu Lisa", Se Ra terus mengikuti Lisa sampai gadis itu berhenti di depan mobilnya dan berbalik menatapnya.

"Well kau saja yang jadi model majalahnya kalau begitu", setelah mengucapkannya Lisa segera masuk kedalam mobil dan menutup pintu dengan cukup keras.

Min Ra asisten Lisa baru saja keluar dari rumah Lisa sambil membawa koper dan barang-barang milik gadis itu kemudian segera memasukkannya kedalam mobil. Setelah menutup bagian belakang mobil, Min Ra membungkuk singkat kepada Se Ra sambik tersenyum manis dan melambaikan tangan serta berlari kecil untuk memasuki mobil.

Se Ra menghela nafas pasrah saat melihat mobil yang ditumpangi Lisa telah berjalan menjauh. Meninggalkan Se Ra sendiri yang tidak tau harus berbuat apa.

"Yak Lisa-ya pergi saja dan tak usah kembali lagi huh!", Ujar Se Ra kesal sambil menghentakkan kakinya.

•••••

Lisa saat ini sedang menikmati suasana pantai yang tenang dengan bikini merah yang melekat sempurna di tubuhnya sembari menyeruput kelapa muda di genggaman tangannya.

Setelah meminum separuh es kelapa mudanya, gadis itu berdiri sambil merentangkan kedua tangannya untuk merasakan hembusan angin pantai yang hari ini terasa cukup kencang.

Melihat sepinya pantai ini karena ia mengunjungi pulau private yang di mana tidak sembarang orang bisa datang kesini membuat ia bisa menikmati waktunya sendiri di pantai tanpa ada gangguan orang lain termasuk Se Ra.

Memikirkan Se Ra membuat Lisa tersenyum kecil membayangkan bagaimana stresnya Se Ra saat Lisa tiba-tiba pergi liburan dan membatalkan beberapa kontrak kerja seperti saat ini.

Lisa memicingkan matanya melihat kearah jauh dimana ia bisa menemukan sunset yang sangat cantik terpampang nyata seolah sedang memanjakan matanya. Ah Lisa sangat menyukai sunset!

Ia sering menghabiskan waktunya saat kecil berenang di pinggir pantai saat matahari akan terbenam seperti ini.

Memikirkan masa kecilnya membuat Lisa ingin mengulangi kebiasaannya saat kecil dulu.

Dengan langkah pasti gadis berusia 24 tahun itu mendekat ke arah pantai kemudian menyentuh airnya terlebih dahulu untuk mengukur suhu air sebelum memutuskan untuk menyeburkan diri.

Belum ada satu menit berenang Lisa dapat merasakan air pantai tidak setenang sebelumnya. Ah bahkan badan Lisa kini menjadi tidak stabil karena ia rasa ombak kecil mulai berdatangan dan itu cukup membuatnya terombang-ambing.

Sebelum Lisa menjadi pusing karena ombak yang seolah terus membuatnya terombang-ambing, ia memutuskan untuk segera mendarat.

Sialnya ombak ini membawa Lisa semakin jauh dari daratan dan itu cukup membuat Lisa panik. Semakin lama ombak menjadi semakin besar dan kencang. Lisa merasa ia sudah meminum banyak air pantai dan keseimbangan tubuhnya benar-benar tidak bisa ia kendalikan.

Lisa berusaha bertahan sebisa mungkin dan menaikkan tangan meminta pertolongan. Ia lupa bahwa Pantai yang ia kunjungi berada di pulau private sehingga tidak ada orang yang akan melihatnya.

Lisa terus meronta-ronta berharap seseorang melihatnya hingga pandangannya mulai menggelap.

Bersamaan dengan itu ombak yang sangat besar datang secara perlahan dan pasti melahap seorang gadis yang sudah tidak sadarkan diri itu.

•••••

Se Ra yang saat ini baru saja keluar dari kamar mandi itu dengan cepat segera menjatuhkan dirinya diatas kasur empuk miliknya.

"Ah lega sekali", gumamnya.

Se Ra telah menangani semua pekerjaan Lisa yang dibatalkan secara sepihak oleh gadis itu termasuk pemotretan majalah tadi siang dengan tuntas. Walau sedikit mendapat cibiran dan omelan tadi.

Ini bukan kali pertama Lisa bertindak seperti hari ini, gadis itu terlalu sering membatalkan pekerjaan secara sepihak hanya karna hal-hal pribadi seperti ia sedang malas atau ia tiba-tiba tidak ingin.

Tapi baru kali ini gadis itu membatalkannya karena ingin pergi liburan, bisa di maklumi karena gadis itu terlalu banyak bekerja selama ini.

Se Ra pikir Lisa memang perlu berlibur dan Se Ra memaafkannya untuk kali ini karena sudah membuatnya kerepotan untuk sekian kalinya.

Dering ponsel membuat atensi Se Ra yang tadinya memikirkan Lisa kini beralih ke benda pipih yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

Se Ra melangkah gontai untuk mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubungi ponselnya.

Disana tertera nama Min Ra sedang melakukan panggilan telepon untuknya.

"Cih pasti mau pamer".

Se Ra dengan malas mengangkat telepon dari Min Ra, "Hm ada apa menelepon?", Ujar Se Ra ogah-ogahan.

"Unnie bagaimana ini hiks", Terdengar suara Min Ra yang sedang terisak di seberang sana.

"Hey hey ada apa? Kau kenapa?" Tanya Se Ra berubah cemas.

"Bos Lisa, Bos Lisa, unnie!".

"Katakan apa yang terjadi?!".

"Bos Lisa menghilang".

Tut.

•••••••
It's Okay To Not Be Lisa
•••••••

It's Okay To Not Be Lisa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang