Part 10

1.2K 106 4
                                    

"Seegois apapun aku, percayalah aku masih takut akan kehilangan."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

D

idalam kamarnya nya Zee merasa bosan karena pada hari itu ia izin tidak masuk sekolah, yang di lakukan nya hanya bermain game Ps5 milik nya, menscroll tik tok, instagram, twitter, dan sosial media lainnya.

Tok... Tok... Tok...

"Zee?"

"Masuk aja Bunda gak dikunci"

Ceklek...

Disaat kegabutan dan kebosanan melanda Zee, Bunda Shani datang ke kamarnya membawakan nampan yang berisikan semangkok bubur, segelas air putih, dan tak lupa juga berbagai vitamin untuk Zee minum setelah ia makan.

"Dimakan ya Zee" ucap Bunda Shani yang diangguki oleh Zee.

Bunda Shani meletakkan nampan itu keatas nakas dekat tempat tidur Zee. Setelah meletakkan nampan, Bunda Shani tidak langsung keluar namun ia menghampiri anaknya yang tengah duduk dibawah beralaskan karpet bulu sambil bermain game Ps nya.

Bunda Shani duduk disebelah Zee yang masih fokus dengan game nya. Bunda Shani tersenyum karna melihat wajah Zee yang sangat serius sekali padahal itu hanya sebatas game.

"Zee, Bunda mau tanya sama kamu. Kenapa kamu selalu ngehindar kalo itu bersangkutan dengan Fiony?" tanya Bunda Shani lalu mengelus lembut kepala anaknya itu.

Mendengar pertanyaan itu Zee terdiam sejenak kemudian mematikan game Ps nya. Setelah mematikan gamenya Zee menghadap kearah Bunda nya dan menatap kedua bola mata milik Bundanya itu.

"Sekarang Zee yang tanya. Bunda pernah gak takut akan kehilangan?"

Bunda Shani tersenyum "Pernah kok, kata siapa Bunda gak takut akan kehilangan. Kamu pernah gak denger kalimat ini. Kalau kamu percaya dengan seleksi alam itu ada. Harusnya tidak perlu takut ditinggalkan. Tidak perlu takut dilepaskan dan dilupakan. Setiap ada yang pergi akan selalu ada yang datang. Kok jadi bahas kehilangan sih?"

Zee terdiam lalu menundukkan kepalanya apa yang dikatakan Bunda nya benar, tapi masih sulit baginya untuk menerima jika kehilangan itu menghampiri nya lagi.

"Bunda?" panggil Zee pelan yang masih menundukkan kepalanya.

"Iya kenapa Zee?"

Zee mendongakkan kepalanya kembali menatap Bundanya "Zee boleh peluk Bunda?"

Bunda Shani tersenyum lalu merentangkan kedua tangan nya "Sini peluk Bunda" Zee mendekati lalu menerima pelukan itu, hangat dan nyaman itu lah yang Zee rasakan.

"Kalo kamu ada apa-apa cerita ya, Bunda dan Papah siap dengerin kamu" sambil mengelus lembut belakang kepala anaknya, Zee hanya mengangguk didalam pelukan Bunda nya.

Semesta dan Waktu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang