"Kamu hanya perlu menerima. Menolak, menyangkal, cuma bikin kamu lelah."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~
Zee terus menarik Fiony tanpa memperdulikan langkah kakinya yang terseok-seok. Fiony mulai merasakan jantung nya yang memompa lebih cepat dari biasanya.
"Zee!" pekik Fiony.
Zee pun berhenti lalu membalikkan tubuhnya agar dapat menghadap Fiony.
"Jangan dekat sama si berengsek Gito"
Fiony terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Zee.
"Jangan salah paham, gue ngelakuin ini karena gak mau jadi sasaran Papah kalo ada apa-apa sama lo" ucap Zee menatap dingin Fiony seakan tidak ingin membuat Fiony berharap lebih padanya.
"Iya, Zee"
"Ngapain juga lo kekantin, bukan nya tadi sudah gue kasih bekal buatan Bunda Shani?"
"Freya ajak aku kekantin dan kebetulan aku lagi pengen makan, makanan kantin"
"Sekarang lo balik ke kelas, nanti gue samperin kekelas. Kita makan bareng dikelas lo" ucap Zee dingin dan datar lalu pergi begitu saja melewati Fiony yang masih terdiam.
Bagaimanapun Zee tetap lah Zee yang berhati batu. Dan Fiony tetaplah Fiony yang selalu mencintai Zee sekasar apapun cara ia memperlakukan nya.
***
Fiony menidurkan kepalanya di atas meja, menunggu Zee datang. Setidaknya hari ini Fiony bisa mengobrol dengan Zee dan mengobati sedikit rindunya.
Berapa menit Fiony menunggu, Zee tak kunjung datang. Fiony pun berinisiatif untuk kembali ke kantin untuk memastikan bahwa Zee tidak lupa dengan janjinya.
"Kenapa tadi pergi?" ucap seseorang saat Fiony sedang melintasi koridor menuju kantin.
"Gito? Ngagetin aja. Tadi ada urusan sebentar" ucap Fiony sembari celingak-celinguk mencari keberadaan Zee.
Gito tersenyum lalu kembali merangkul Fiony untuk mengajak pergi dari sana. Namun, langkah Fiony terhenti saat mendapati Zee yang sedang berjalan tidak jauh dari tempat Fiony berdiri dengan membawa kantung makanan di tangan kanannya. Segera Fiony melepaskan tangan Gito lalu menghampiri Zee.
"Zee, ini gak seperti yang kamu pikirkan"
Zee mengangkat alisnya tanpa menjawab.
"Aku tadi cuma bermaksud nyariin kamu ke kantin, terus ketemu Gito, dia--"
"Gue gak peduli" potong Zee lalu menatap lurus kedepan.
"Zee"
"Terserah lo mau deket sama siapa, asal jangan ngebebanin gue kalo ada apa-apa" ucap Zee dingin kemudian melanjutkan langkahnya pergi dari tempat itu.