"Tak ada yang lebih menyakitkan daripada dikecewakan oleh seseorang yang kau pikir takkan pernah menyakitimu."
~~~
Zee sudah menjemput Marsha dan mengantar pergi ke sekolah tepat waktu, tapi permasalahannya ada di dirinya. Ia terlambat lagi dan lagi ke sekolah.
Kini Zee berada di luar gerbang sambil mengetuk-ngetukan helm nya yang masih ada di kepalanya berpikir bagaimana caranya ia masuk sekolah dan bisa mengikuti pelajaran.
Sedari tadi celingak-celinguk melihat keadaan sekitar yang sepi. Dirinya kemudian mulai mendekat kearah pos satpam.
"Pak Udin" panggil Zee yang sedikit berbisik.
Pak Udin sadar ada yang memanggil nya lalu mencari ke sumber suara itu dan menemukan Zee tengah berdiri di luar gerbang sekolah namun dekat pos satpam.
Pak Udin mendekati Zee "Apa?"
"Nih saya ada sedikit rezeki tadi, barang kali mau dibuat beli kopi atau rokok." sambil menyodorkan uang seratus ribuan pada Pak Udin.
Pak Udin hanya diam melihat uang yang ada di tangan Zee itu.
"Oh bagus ya." ucap Kepala Sekolah sekaligus guru killer di sekolah itu yang menghampiri Zee dan Pak Udin.
Zee terkejut langsung menarik tangan nya kembali lalu memasukan uang nya ke dalam saku jaketnya.
"Eh Bu Melody, apa kabar?" lalu melepaskan helm nya dari kepala.
"Kobar, kabar. Kamu tuh loh gak capek apa buat orang emosi?"
"Dari emosi jadi cinta, Bu Melody yang cantik." ucap Zee tanpa merasa bersalah.
Bu Melody tersenyum tapi senyuman tidak bahagia "Jangan gitu Zee Ibu jadi malu, Pak Udin tolong bukain gerbang nya kasian Zee diluar."
Pak Udin melongo tidak percaya "Beneran Bu Melody?"
"Iya bukain aja kasian ini murid kebanggaan sekolah."
Zee yang berada diluar gerbang pun tersenyum bahagia "Gak sia-sia gue muji Bu Melody." Batin nya.
Srettt...
Gerbang itu terbuka lalu Zee mendorong motornya masuk ke dalam area sekolah.
Zee menyalimi Bu Melody "Terimakasih Bu Melody yang cantik, Zee pamit kekelas dulu ya." sambil tersenyum.
Saat Zee ingin menaiki motornya hendak ia parkirkan namun di tahan oleh Bu Melody yang menarik Tas Zee. Ia pun terkejut dan reflek mestandarkan motornya.
Bu Melody yang sedari tadi geram dengan tingkah Zee dan sudah tidak bisa lagi menahan nya. Lalu Bu Melody menjewer kuping Zee cukup kencang.
"Aduh Bu... Awhh... Sakit." sambil memegang telinga nya yang dijewer Bu Melody. Pak Udin yang melihat ikut meringis saat Zee dijewer seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Waktu [END√]
Teen FictionDiawalan cerita tidak ada perasaan diantara kita berdua, tapi seiring waktu takdir kita bertemu mengikuti narasi hidup.