Part 13

1K 113 6
                                    

"Karena luka tercipta dari seseorang yang kita anggap istimewa."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~


Sesampai nya didepan kantin mereka berempat bingung mau duduk dimana namun Aldo memilih meja yang kosong bersebelahan dengan geng dari Fiony yang pasti tujuan nya ingin lebih dekat dengan Muthe.

Sebenarnya Zee malas dan ingin menolak tapi mau tidak mau dirinya harus mengikuti. 

"Kalian mau pesan apa, biar gue yang pesenin?" tawar Aldo

Zee, Deo, dan Sholeh mengernyitkan dahinya, terkejut dengan ucapan Aldo karena tidak biasa nya dia serajin itu.

"Gue mie ayam sama jus jeruk." ucap Deo.

"Gue jus jeruk sama mie ayam." ucap Zee.

"Gue Mie ayam sama.. " Sholeh menggantungkan kalimatnya berpikir sejenak "Mie ayam sama jus jeruk deh."

Aldo menghela nafas nya lalu tersenyum "Kalian bertiga pesan makanan yang sama, kenapa ribet amat sih. Yaudah gue pesenin dulu" dengus Aldo lalu pergi memesankan makanan untuk para sahabatnya.

Sholeh sibuk dengan Hpnya terlihat lihai sekali jari tangan nya mengetik, sepertinya Sholeh sedang chat-an dengan pacar nya. Sedangkan Deo ia memilih membaca buku novel, dimana pun Deo memang rajin sekali membaca buku bahkan ditoilet pun bisa saja dia membaca buku.

Kalo Zee sebenarnya dari tadi ia bermain Hp namun matanya sesekali melirik kearah Fiony karna melihat Gito yang tiba-tiba datang menghampiri Fiony.

"Dari pada minum jus doang, nih aku bawain nasi goreng udang."

Gito menaruh sepiring nasi goreng yang ia sengaja pesan untuk Fiony keatas meja, kemudian duduk berhadapan dengan Fiony.

"Maaf tapi aku udah kenyang." tolak Fiony.

Namun Gito tetap menyodorkan sendok untuk menyuapi Fiony "Cobain deh Fio udang nya, enak tau."

Gubrakk...

Tiba-tiba saja Zee mengehentakan meja, membuka tasnya dan mengeluarkan kotak bekal yang kemudian berdiri dari duduk nya menghampiri Gito dan Fiony.

Sholeh dan Deo hanya diam melihat kepergian Zee, mereka lebih tepatnya tak mau ambil pusing.

"Lo, jangan maksa bisa gak!?" cetus Zee yang sudah berdiri disebelah Fiony.

Gito melepaskan sendok yang ia pegang tadi lalu berdiri menatap Zee dengan sinis "Apa urusan lo?"

Zee sama sekali tidak memperdulikan Gito lalu memberikan kotak bekal kepada Fiony "Nih mending lo makan bekal dari Bunda Shani." lalu menaruh bekal itu dihadapan Fiony.

"Heh, lo siapa Fiony sih? Dari kemarin sok ngatur-ngatur."

Zee mengehembuskan nafas nya kasar "Sekarang gue yang tanya, lo siapa nya Fiony? Sampe maksa gitu." tanya Zee yang sedikit meninggikan suaranya.

Semesta dan Waktu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang