Part 22

946 93 8
                                    

"Saling kecewa tapi enggan untuk menjelaskan."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Pagi itu merupakan pagi terakhir untuk semua murid di Puncak Bogor. Dimana semua orang disibukan untuk membereskan semua barang nya dan kembali kerumah tapi Zee malah termenung berdiri di luar balkon villa itu. 

Ketiga sahabat Zee sebenarnya bingung harus berbuat apa, karena Zee hanya diam saja tidak mau bercerita apapun itu kepada para sahabatnya. Deo, Aldo, dan Sholeh hanya bisa membantu mengemasi barang milik Zee kedalam tas nya, setidaknya bisa membantu walau hanya sekedar mengemas barang saja.

Dari atas balkon Zee tidak sengaja melihat kearah seorang perempuan yang wajah nya sangat ceria, ia pun tersenyum simpul. Namun,  tak lama dari senyuman itu pudar saat seorang laki-laki datang mengahampiri perempuan itu.

"Hayo ngelamunin apa?" tegur Aldo

"Gak kok. Udah yuk kita ke bus entar ditinggal"

Mereka berempat pun turun menuruni anak tangga menuju luar villa dan terlihat sudah ada beberapa bus menunggu untuk mengantarkan pulang.

Seperti hari Zee berangkat awal dirinya harus kembali menumpang di bus kelas Fiony. Ia berpisah dengan ketiga sahabatnya lalu pergi menuju bus kelas Fiony. Saat hendak menuju ke bus tak sengaja dirinya melihat Fiony yang sedikit keberatan membawa tas, dengan cepat ia mendekat kearah Fiony.

"Sini, biar sekalian gue bawain"

"Gak. Aku bisa sendiri" tolak Fiony yang terus melangkahkan kakinya begitu saja acuh dengan Zee.

Namun Zee terus mengikuti Fiony "Kenapa? gue ada salah?" 

"Kamu pikir sendiri"

Zee mengerutkan dahinya "Fio tunggu, lo kenapa sih?" cegat Zee menahan pergelangan tangan Fiony.

"Lepasin!" Fiony berusaha menepis tangan Zee namun cengkeraman dari Zee lebih kuat dari tenaga nya.

Bugh!!

Gito memukul keras wajah Zee "Gue udah bilang sama lo. Jangan kasar sama cewek. Anjing lo ya!!" 

Zee meringis kesakitan sembari menghapus darah segar yang keluar dari ujung bibirnya, dirinya tak membalas pukulan dari Gito lalu kembali mendekat kearah Fiony.

"Jelasin ke gue Fio, lo kenapa?"

"Kenapa aku yang harus jelasin semuanya? Seharusnya kamu yang jelasin semuanya. Jangan deketin aku lagi, aku pikir dengan kamu berperilaku manis sama aku itu memberi harapan bagi aku, tapi nyatanya kamu sendiri yang ngerusak harapan sejak lama ini aku tunggu" ucap Fiony yang berusaha untuk menahan air matanya.

"Fio, gue gak paham--"

"Jangan pura-pura gak paham Zee semua itu nyata. Semua yang kamu lakuin ke aku itu nyata, aku terus-terusan ngerasain sakit. Sedangkan kamu? Kamu, seenak nya mainin perasaan aku" sudut bibir Fiony yang mulai turun karena menahan isak tangis yang mungkin akan pecah.

Semesta dan Waktu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang