"Andai tau malam itu adalah halaman terakhir baginya, aku tak mau menyudahi begitu saja."
~~~
Sesampainya Zee dirumah sakit, ia langsung menuju lobby untuk menanyakan keberadaan Fiony.Sudah tau ruang mana harus Zee datangi ia pun berlari dan tanpa sadar sampai menubruk beberapa perawat yang ada disana.
"Pah.." panggil Zee pada Gracio yang berdiri di luar ruangan.
"Zee.. Maafin Papah. Papah gagal"
"Gak mungkin! Papah pembohong!"
"Zee dengerin Papah"
Tanpa mendengarkan penjelasan lebih jelas dari Gracio, Zee buru-buru menyelonong masuk ke dalam ruangan.
Sampai akhirnya tubuh Zee terasa benar-benar lemas tak berdaya. Kakinya bergetar, langkah Zee terhenti dari jarak dua meter dari brankar Fiony saat melihat tubuh kaku Fiony terbujur diatas sana.
"Fio..." lirih Zee dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.
"Stop!" cegat Zee saat salah satu perawat hendak menutup wajah Fiony dengan kain putih.
Perawat tersebut menoleh. Melihat Zee yang melangkah dengan langkah tertatih menuju Fiony.
"Fio.."
Zee meraih tangan Fiony. Menggenggam tangan itu dengan erat. Tangan yang sudah dingin, pucat bukan tangan hangat Fiony yang sering ia genggam.
"Fio, ini cuma mimpi kan? Bangun, ayo bilang sama aku ini cuma mimpi"
"Please Fio, ini bohong kan? Kamu gak akan ninggalin aku kan?"
Tangan Zee yang satunya mengelus rambut Fiony.
"Sayang, bangun aku menang tanding kamu mau liat piala aku kan?"
"Kamu marah sama aku? Aku minta maaf, kamu boleh hukum aku. Kamu boleh teriakin aku manusia paling bodoh, terserah kamu Fio"
Zee tak hentinya meraung mengajak Fiony berbicara, sementara Fiony tentu saja tidak bisa lagi merespon.
"Fio sayang, kamu denger aku kan? Kamu bilang sayang dan cinta sama aku. Kita pernah janji gak akan ninggalin satu sama lain. Bangun sayang, bangun. Jangan tinggalin aku Fio"
"Fio aku mohon..."
"Aku tau kamu lagi ngerasain sakit yang luar biasa beratnya. Tapi please bangun kita sembuhin semuanya, aku bakal ngerawat kamu sampe sembuh"
"Kamu marah aku berhubungan sama Marsha? Aku bakal jauhin Marsha demi kamu"
"Bangun ya, please"
Zee benar-benar putus asa saat melihat tubuh kaku Fiony benar nyata didepan mata. Kesal, sedih, marah, semuanya bercampur menjadi satu.
"Please Fio aku gak siap. Aku gak bisa jalanin hidup tanpa kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Waktu [END√]
Teen FictionDiawalan cerita tidak ada perasaan diantara kita berdua, tapi seiring waktu takdir kita bertemu mengikuti narasi hidup.