"Sudah sering dibuat nya tersenyum kini, aku yang akan membawa kebahagiaan untuk mu."
~~~
"Maafin aku Fio, aku yang salah"
"Iya udah aku maafin, aku gak masalah kamu nolong siapa aja asal kan kamu jujur"
"Aku janji gak akan bohong lagi"
"Iya, kamu disini dulu sebentar"
"Jangan tinggalin aku Fio"
"Mana bisa aku ninggalin kamu"
"Terus, kamu mau kemana?"
"Itu cuma disana, kamu juga masih bisa liat aku kok. Kamu mau permen kapas itu kan?"
"Kok kamu bisa tau sih, kan aku gak bilang apa-apa"
"Aku diam bukan berarti gak tau apa-apa"
"Aku ikut nemenin ya?"
"Gak, kamu tunggu disini Zee aku kesana bentar. Ingat jangan ikutin aku"
"Fio.."
"Zee.."
"Fio.. "
"Bangun nak"
"Fio... Hah?! Huh... Huh... " Mata Zee terbuka napas nya naik turun.
"Kamu mimpi apa?"
"Gakpapa kok Bun, ini jam berapa?"
"Udah jam 9 Zee"
"Hah?! Kok gak bangunin Zee sih? Kan hari ini tanding" Zee bangkit dari kasur nya mengambil handuk dan segara pergi ke kamar mandi.
Bunda Shani menghela napas nya lalu mendekat kearah pintu kamar mandi.
"Yaudah, Bunda turun dulu""Iya Bun" sahut Zee sedikit berteriak.
***
Selesai nya Zee bersiap ia pun langsung keluar dari kamarnya karna berapa jam lagi pertandingan akan dimulai.
"Bun Zee pamit" sembari menyalimi.
"Iya kamu hati-hati, kamu bawa mobil kan?"
"Bawa motor Bun, gak mungkin lah bawa mobil udah mepet gini"
"Yah motor kamu tadi di bawa Pak Anto di suruh Papah kamu buat servis"
Zee menepuk jidat nya "Aduh... Ada-ada aja nih Papah. Yaudah, Zee bawa mobil. Assalamualaikum, doain Zee menang"
"Iya, Waalaikumsalam. Jangan ngebut"
Zee pun berlari menuju garasi rumah nya ia bergegas pergi ke mobilnya untuk berangkat.
***
Tin... Tin... Tin...
"Sial... Macet lagi" gerutu Zee sambil memukul setir mobil nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Waktu [END√]
JugendliteraturDiawalan cerita tidak ada perasaan diantara kita berdua, tapi seiring waktu takdir kita bertemu mengikuti narasi hidup.