LT || 19

441 36 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen guys.

Lingkaran pertemanan yang sejati memang sulit untuk ditempati, namun bukan berarti dengan mudah bisa terhianati.

~Luka Terbaik~

Suasana pagi di SMA Cakrawala belum terlalu ramai padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Sepertinya beberapa siswa masih sedikit kelelahan karena acara semalam yang baru saja digelar. Banyak siswa yang mengharapkan hari ini menjadi hari libur khusus sekolahnya, tetapi dengan tegas kepala sekolah tidak menyetujui akan hal tersebut.

Elvan, Virgi, Davi serta Rafa. Mereka berempat tengah singgah pada sebuah warung bubur ayam yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka. Elvan mengatakan kepada mereka semua untuk berkumpul sebentar, ada sesuatu yang ingin dia katakan kepada teman-temannya. Sebenarnya mereka semua juga masih ingin terlelap dari tidurnya, namun jika itu perintah Elvan tentu mereka tidak bisa menolaknya. Sepertinya juga hal yang ingin dia bicarakan cukup penting sebab biasanya pria itu tidak akan memerintahkan mereka untuk berkumpul selain membahas sesuatu yang serius.

"Bang yang satu jangan pakai kacang ya," pinta Davi kepada penjual bubur itu.

"Oke siap mas."

"Lo ngga pakai kacang biar ngga nambah jerawat ya? Makanya Dav lain kali kalo cuci muka itu pakai sabun muka bukan sabun mandi."

Davi melirik sinis. "Siapa juga yang pakai sabun mandi. Lo dengerin ya, gue itu emang dasarnya ngga suka sama kacang, bukan karena jerawatan bego!"

"Udah jujur aja gue tau sabun mandi di rumah lo itu 'kan multifungsi. Yang pertama lo pakai buat sabunin seluruh badan, yang kedua lo pakai sabun itu buat bersihin wajah. Nah, yang kedua ini salah nih, itu sabun 'kan udah lo pakai buat bersihin si Otong terus dipakai lagi buat bersihin area pembuangan emas kuning, lah lo malah jadiin sabun wajah. Gimana nggak demo tuh muka." Sungguh penjelasannya sangat tidak berbobot.

Yang punya otot-otot gede boleh ko Rafanya dikarungin terus buang ke sungai Amazon.

"Lo kenapa suka banget fitnah-"

"Hussttt! Gue belum selesai. Yang ketiga, lo jadiin sabun mandi itu buat cuci tangan kan?"

Rafa memencet hidung Davi dengan tangan kanannya. "IYUH! BERMINYAK."

Segera dia mengambil tissue yang tersedia di meja. "Menjijikan."

Tangan Davi dengan ringannya mendorong kebelakang dahi pria di depannya. "Otak lo sekolahin!"

"Anjing lo! Gue hampir aja kejungkal." Davi tidak main-main saat mendorong dahinya kebelakang. Hampir saja Rafa kehilangan otak kesayangannya yang meski otak itu menjadi kesengsaraan orang lain.

"Tunggu-tunggu ko lo bisa nyimpulin kaya gitu? Jangan bilang lo sendiri peraktekin pas di rumah?" terka Virgi.

Dia benar tidak tahu malu. "Ya iyalah, bukan kah itu suatu penghematan?"

"GOBLOK." Spontan Virgi mengucapkan kalimat itu. Sedangkan Elvan hanya menggelengkan kepalanya. Nyatanya dia harus memiliki kesabaran berlipat untuk berteman dengan pria seperti Rafa.

"Santet lo semalem ngga mempan si, Gi," sahut Davi.

"Ya tapikan setelah gue pakai buat boker langsung gue bilas tuh sabun jadi zat-"

"Permisi. Ini bubur tanpa kacangnya dan ini bubur dengan topping lengkap." Penjual itu meletakkan mangkuk buburnya pada meja yang mereka tempati.

"Nah, sabun itu gue bilas biar zat emas kun-"

Luka Terbaik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang