Jangan lupa untuk vote dan koment!
Entah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Jatuh cinta pada pandangan pertama? Benarkah seperti itu?
~Fresya Gweny Shafira~
Lelaki berkaus hitam yang baru saja datang ke kamar putrinya, menghela nafas jengah karena lagi dan lagi dia mendapati putrinya yang masih tertidur pulas pada ranjang tidurnya. Bagaimana bisa putrinya ini masih terlelap di dalam mimpi, padahal pancaran matahari sudah menembus pintu jendela kamarnya.
Ia melangkah maju merengkuh tubuh gadis itu dan mengusap pelan rambut hitam legamnya. "Bangun, Nak, udah siang ini."
Dan masih belum ada jawaban, hingga pada akhirnya lelaki itu mengulang kembali untuk membangunkan putrinya. Fresya pun mengerjap berat matanya. Masih posisi berbaring, ia melihat papahnya di sampingnya.
"Papah," ucapnya.
"Kamu liat jam berapa sekarang?" Lelaki itu menunjukkan jari telunjuk nya ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 06.45, seketika matanya terbelalak.
"Jam tujuh kurang seperempat. Mampus! Fresya bisa telat kalau gini, Pah." Segera ia turun dari tempat tidurnya dan mengambil handuk lalu berlari kecil ke arah kamar mandi.
Lelaki itu terkekeh pelan melihat tingkah putrinya itu.
***
Fresya Gweny Shafira. Bisa dipanggil Fresya. Ia merupakan putri dari Adam Prawira yang merupakan pengusaha terkenal di Jakarta. Meskipun terlahir dari keluarga yang serba ada tidak membuat dia sombong. Ia juga amat cantik serta pintar didalam bidang Matematika.
Menurutnya matematika itu sebenarnya menyenangkan dan sedikit menantang tetapi apabila ada kesulitan dan tidak bisa memecahkannya ia merasa sangat benar-benar seperti orang bodoh namun, jika ia berhasil memecahkanya menjadi kebanggan tersendiri baginya.
Tidak heran kalau ia menjadi banyak sorotan mata lelaki dan menyandang gelar sebagai 'The most wanted girl'.
Fresya, nama gadis itu tentu tidak asing bagi para guru di sekolahnya. Dia sudah menyumbang banyak kejuaraan untuk mewakili sekolahnya. Hanya saja ada satu hal buruk yang membuat para guru di sana geleng kepala. Datang terlambat sepertinya sudah menjadi kebiasaan Fresya sejak pertama ia menginjak sekolahnya itu. Mulai dari hukuman ringan hingga hukuman yang berat sama sekali tidak membuat dirinya kapok. Mungkin saja gurunya telah bosan terhadap perilaku Fresya, keputusan terakhir yang biasanya digunakan untuk menghukum Fresya yaitu berlari mengitari lapangan. Fresya sangat menikmati hukuman itu malah ia pikir hal itu baik untuk tubuhnya. Jadi ia bisa berolahraga setiap harinya. Memang benar-benar aneh.
Dengan gusar ia melirik kembali jam ditangannya. Oh shitt ... lima menit lagi gerbang di sekolahnya akan ditutup. Bagaimana bisa dia lupa bahwa hari ini adalah mapel Bu Dinar, guru killer dengan banyak topik ceramahnya mampu membuat telinga kita bosan saat mendengarnya. Tatapan yang galak serta menghunus tajam membuat para siswa menakuti dirinya. Sepertinya Fresya akan mendapatkan asupan dari Bu Dinar pagi ini.
Sampailah Fresya di depan pintu gerbang SMA Cakrawala, saat itu keadaan diparkiran sekolah sudah terlihat sepi. Ya, dapat dipastikan bahwa para siswa-siswi telah berada di kelas mereka masing-masing.
"Stop!" teriak gadis yang tengah berlari ke arah gerbang.
Sang penjaga gerbang itu akhirnya menghentikan aktivitasnya ketika mendengar gadis itu berteriak. Tanpa basa-basi Fresya menyelinap masuk ke dalam. Beberapa langkah setelah dia menginjakan kakinya ke dalam. Ia berhenti dan berbalik. "Makasih om ganteng!" lalu ia melanjutkan kembali larinya menuju ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...