Jangan lupa untuk vote dan koment serta share cerita ini ke teman-teman kalian ya!
Sakit itu ketika dia yang dicinta menganggap kehadiran kita dihidupnya hanyalah sampah. Tetapi yakinlah jika esok nanti seseorang yang kita cinta akan mengutip kembali layaknya sebutir permata.
~Luka Terbaik~
"Baby Rafa.. I'm coming!" Lastri berlari menghampiri meja Rafa dan teman-temannya.
Rafa dan teman-temanya yang tengah makan terpaksa menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara Lastri terkecuali Elvan. Cowok itu memilih mengedahkan kepalanya di kursi dengan satu kaki naik ke atas paha sesekali menyerubut es kopi yang dipesannya tadi.
"Heh pukang lembu! I'm coming-i'm coming dasar kambing lo!" ceca Rafa. Cowok itu memilih untuk melanjutkan makannya daripada mengurus Lastri yang hanya membuat moodnya menurun.
"Baby Rafa ko gitu!" Dia merajuk kesal.
"Baby Rafa yang ganteng.. Lastri boleh duduk di sebelah baby ya?" Rafa menyentak tangan Lastri yang bergelanyut di lengannya.
Cowok itu menatap Lastri dengan tatapan yang sulit dipahami. Saat Rafa hendak membuka suara, ada suara lain yang membuat dia mengurungkan niatnya. Bukan suara Lastri. Melainkan suara gadis yang terlihat tersenyum manis, siapa lagi jika bukan Fresya.
"Elvan! gue gabung ya?" Elvan yang sejak tadi terdiam tenggelam dalam dunianya sendiri harus memberi jeda ketika seseorang bertanya padanya.
"Nggak!" jawab Elvan singkat-lalu membenarkan posisi tubuhnya.
Percuma juga jika Elvan melarang, Fresya tetaplah menjadi gadis yang keras kepala. Ia sengaja duduk di sebelah Elvan dan mempersempit jarak antara keduanya membuat Elvan mendengus, menjauhkan badannya dari gadis itu.
"Lo bisa ga sehari aja jangan ganggu gue?"
"Ga bisa dan gak akan pernah bisa buat berhenti ngelakuin itu!" balas Fresya membuat Elvan melotot tajam ke arahnya.
Elvan menghela nafas gusar. "Keras kepala banget si lo!"
"Lama-lama kepala gue bisa pecah gara-gara dengerin ocehan lo yang sama sekali gak penting buat gue!"
Elvan menatap lekat wajah gadis yang berada di sampingnya. "Lo denger baik-baik ... sampai kapan pun gue gak bakalan pernah suka sama lo! Jadi gak usah terlalu berharap!"
"Dan sampai kapanpun gue tetep bakalan suka sama lo! Dan gue yakin lo juga bakalan suka sama gue!" Gadis itu mengembalikan perkataan Elvan barusan.
"Sya.." Virgi berusaha mengode Fresya untuk diam karena dia tau bahwa temannya sudah berada dimode akhir kesabarannya.
Gadis itu memang harus diingatkan, jika tidak maka semuanya akan kacau karena ia tidak tahu jika perkatanya sudah membuat Elvan mati rasa. Elvan sendiri sudah pasti tengah meminimalisir kemarahannya yang ingin ia luapkan, seharusnya gadis itu tahu bahwa Elvan tidak suka diganggu dan tidak suka dibantah sebab karakternya sudah lama melekat dalam kehidupan Elvan.
"Kenapa si, Gi?" tanya Fresya yang beralih menatap Virgi. "Apa salah, gue deketin Elvan?"
"Jelas lo salah!" Fresya mengembalikan pandangannya pada cowok tadi.
"Lo itu pengganggu!" teriak Elvan lantang.
Keadaan kantin sekolah sudah sangat ramai. Murid-murid dari kelas bawah sampai atas SMK Cakrawala memenuhi area kantin bahkan banyak dari mereka yang mengehentikan aktivitas makan maupun jual beli hanya untuk melihat keadaan yang terjadi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...