Jangan lupa vote dan komen ya guys!
Jeri payah yang kadang hanya dilihat sebelah mata selain membuat kecewa bisa juga menyakiti hati yang patah.
~Luka Terbaik~
Terpaan angin malam membuat seorang gadis menarik resleting jaketnya ke atas. Cuaca malam ini sedikit menusuk kulitnya hingga menembus ke tulang, rasa dingin itu membuat langkah kakinya lebih panjang agar ia segera sampai pada tujuan akhirnya.
"Untung tadi milih pakai jaket. Kalo aja gua tetep pakai daster bisa-bisa membeku jadi es batu pas nyampe rumah," ucapnya bermonolog.
Ia tampak santai berjalan dengan dua tangannya yang sama-sama memegang kantong kresek berisi camilan serta susu strawberry yang cukup banyak. Gadis itu sangat menyukai susu strawberry hingga wajar saja jika ia membeli semua susu kotak yang berada di lemari kulkas pada mini market yang dikunjunginya. Ia sengaja membeli sebagai stok, rasanya malas sekali jika harus berbolak balik mengunjungi mini market hanya untuk susu kesayangannya itu. Terlebih lagi jarak antara rumah serta mini market itu bisa dibilang cukup memakan waktu dan satu hal lagi, ia tidak diberi fasilitas kendaraan oleh orangtuanya diluar jam sekolah. Ingin menggunakan ojek online tetapi ia memiliki trauma masalalu saat berpergian dengan cara tersebut. Mau tidak mau ia selalu berjalan kaki untuk membeli kebutuhan perutnya.
Sedikit bersenandung kecil, ia menggerakkan badannya mengikuti irama lagu. Tidak peduli dengan tatapan beberapa orang yang memandangnya seperti orang yang tidak waras karena bersenandung malam-malam dipinggiran jalan.
"Aslinya si ngga peduli, tapi lama kelamaan ko panas ya dilihatin mulu."
"Kayaknya mending lewat gang aja. Lebih cepet juga sampai ke rumah, eh tapi–"
Nyalinya sedikit menciut tatkala mengingat hal praduga diluar nalar. "Ah, sejak kapan gue takut sama hantu."
Tidak ingin terkalahkan oleh rasa takutnya. Gadis itu memasuki gang kecil dimana memang sedikit sepi. Masih ada beberapa rumah di sana, namun entah mengapa sesaat setelah maghrib datang jalanan itu seolah tidak berpenghuni melainkan orang-orang yang ada disana mengurungkan diri didalam rumahnya masing-masing.
Semakin masuk ke dalam semakin rendah nada suara yang keluar dari mulut gadis itu. Jantungnya yang berdegup kencang justru membuat kaki jenjangnya sedikit bergetar dengan dahi yang mulai berkeringat. Pertengahan jalan itu seketika menjadi minim cahaya, ia baru mengetahui jika ada beberapa aliran listrik yang tidak nyala di jalanan itu.
Sayup-sayup ia mendengar suara keributan dari tempatnya berdiri. Ia mencoba menajamkan indera pendengarannya dan tidak salah lagi saat sebuah erangan terdengar dari arah kanan.
"Argh! Lo–"
Bugh.
Suara hantaman keras itu membuat dirinya tidak bisa diam saja. Ia berlari kecil menuju sumber suara. Saat dirinya sudah yakin jika ada seseorang dibalik sebuah konter rusak, ia tidak langsung masuk kedalam sana melainkan kelimpungan dengan barang bawaannya. Entah dimana akal gadis itu, namun baginya menyelamatkan susu strawberry lebih ia nomor satukan daripada keselamatan orang lain. Mata elangnya itu berhenti pada sebuah drum besar dipojok konter, ia sempat berpikir untuk mengamankan barang miliknya di dalam sana.
"Kurasa ini tempat paling aman." Ia memasukkan semuanya ke dalam drum. Sayang sekali karena kecerobohannya saat itu, siku tangannya tidak sengaja menyenggol barang lain yang ia tidak tahu jelas isinya apa. Hal itu memicu sebuah suara yang membuat dirinya tertangkap basah saat itu juga.
"Woy!"
Dia dihadapkan dengan kedua wajah menyeramkan yang seolah siap untuk menyeret dirinya dari dunia. Tenggorokannya menjadi kering, beberapa kali ia meneguk ludah sampai pada akhirnya tangannya telah dicekal oleh salah satu dari mereka. Sepertinya ia telah terhipnotis atau mungkin dirinya saja yang tidak sigap untuk melakukan tindakan sebelum pada akhirnya ditangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...