Jangan lupa vote dan coment ya guys!
Hanya tersenyum getir seraya berlari dari kisah kelamnya.
~Luka Terbaik ~
Sepertinya keajaiban cinta itu memang ada. Sebuah awal baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya ternyata menjadi realita yang tidak terduga. Sedikit demi sedikit terasa sebuah perbedaan diluar percaya. Sepertinya pengorbanan yang sebelumnya telah dibayarkan oleh keajaiban yang saat ini tertera.
Bisa dibilang bahwa ini adalah ketidakmungkinan yang sempat melanda hatinya. Sebuah perandain yang kini telah menjadi nyata. Fresya merasa banyak perbedaan dari Elvan terhadap dirinya. Dulu sering sekali Elvan bersikeras terhadapnya, hanya sekedar mengobrol saja seperti ingin menolak. Tapi melihat dirinya sekarang membuat satu percaya bagi Fresya untuk tetap mencintai cowok disampingnya itu.
"Kita gabung sama temen-temen gue nggak apa-apa kan?"
Fresya mengangguk lalu berkata, "ia gapapa."
"Wah hebat bener sekarang, bawanya cewek ke tongkrongan," sindir Rafa saat mereka bergabung ke mejanya.
"Owh jadi urusan pentingnya itu buat ketemuan sama Fresya," ucap Davi ikut berbicara.
"Berisik lo berdua. Sini duduk sebelah gue," kata Elvan menyuruh Fresya yang sedang berdiri.
"Lo mau apa?"
"Jus mangga."
"Makan?"
"Gue masih kenyang, Van. Jus mangga aja."
Cowok itu mengangguk kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk memesan minuman.
"Temen lo yang lainnya ngga ikut, Sya?" tanya Virgi.
"Enggaklah nanti mereka gangguin gue pacaran lagi."
"Pacaran? Jadi lo sama Elvan udah pacaran, Sya?"
Fresya hanya bisa tertawa renyah. Entah bisa tercapai atau tidak ucapannya barusan.
"Semoga aja, gue butuh doa dan support dari kalian."
"Santai aja kita semua dukung lo kok," balas Davi.
Tiba-tiba Fresya teringat kejadian di UKS tadi.
"Oiya Rafa, gue minta maaf kalo ada ucapan Aurel yang buat lo sakit hati tadi."
Padahal aslinya Rafa sudah lupa dengan hal itu, tetapi karena Fresya mengatakannya lagi membuat dirinya menjadi mengingat Tania.
"Gapapa kok santai aja. Gue mah udah biasa dikatain sama cewek."
"Wajar sih, kan lo playboy," sindir Virgi.
"Suka hati lo aja, Gi."
Fresya memperhatikan kaki bagian bawah milik Rafa. Ia mengernyit saat melihat perban yang membalut kaki cowok itu.
"Kaki lo sakit, Raf?"
"Iya ini."
"Karena apa?"
"Dikeroyok dia sama genk motor."
Mata Fresya langsung mengarah pada Davi. "Dikeroyok sama Gara?"
"Gara?" tanya Virgi.
"Iya Gara, tadi Elvan baru aja ngobrol berdua. Keliatannya sih serius, tapi gue gak tau apa yang mereka obrolin tadi."
"Jus mangga lo," ucap Elvan meletakkan gelas itu didepan Fresya.
Fresya tersenyum manis. "Makasih, Elvan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...