Jangan lupa untuk vote dan juga komentar!
Bukankah pagi ini matahari sudah menghangatkan bumi. Lalu kenapa kamu masih dingin layaknya malam.
~Luka Terbaik~
Sesampainya di kelas. Fresya duduk dengan tenang di bangkunya. Kemudian melipatkan tangannya di meja. Persis seperti siswa yang teladan. Melihat Fresya berbeda dengan yang biasanya, teman sebangkunya pun merasa aneh.
"Sya."
"Hmm."
"Lo gak lagi gila kan?"
"Dih, ko ngomong gitu si?"
"Ya abisnya lo beda banget, biasanya juga rese kalo lagi pelajaran," tutur Tania teman sebangkunya.
"Beda dong. Orang abis ketemu pangeran."
"Siapa? Virgi?" sahut Frisna yang berada di belakang tempat duduknya. "Dia kan pangeran gue, Sya!"
"Ngaku-ngaku lo!" seru Aurel yang duduk di sebelah Frisna.
"Emang iya ko. Percaya deh kalo Virgi nantinya bakalan jadi pasangan diakhir hidup gue nanti," ungkapnya penuh keyakinan.
"Halah, kalo lo mau itu terjadi ya lo berjuang. Jangan cuman diem aja. Kalo gitu terus kapan Virgi sadar kalo lo suka sama dia?"
Frisna nyengir lebar di depan Tania.
Dia kalah telak kali ini.Frisna Izza Afkarin. Atau biasa dipanggil Frisna ini memang sangat tergila-gila pada pesona Virgi. Namun dia hanya bisa memendam perasaannya dalam-dalam. Dia tidak ingin merepotkan orang yang ia sayang untuk bisa membalas perasaannya. Cukup hanya mengagumi tidak untuk memiliki.
"Eh iya siapa yang lo maksud pangeran, Sya?" alih gadis itu untuk menghindari dari pertanyaan yang menyangkut perasaannya.
"Elvan."
"Elvan? Mostwanted baru itu kan?"
"Fresya! Kenapa lo gak ngajak gue tadi si? Kesel deh!" teriak Frisna membuat semua orang langsung menatap Frisna dengan tatapan tajam. Apalagi Bu Tina, yang sudah melipat kedua tangannya di depan dada.
"Frisna Izza Afkarin! Siapa yang suruh kamu ngobrol dipelajaran saya?"
Mampus. Frisna terdiam ia melirik ke arah temannya. Tapi nihil mereka tidak bisa membantunya kali ini.
"Ini peringatan pertama ya! Kalo kamu mengulang kembali, Awas aja!"
Frisna menghembuskan nafas panjang. Lega rasanya. Kali ini dia berhasil lolos dari hukuman. Beberapa menit setelah itu Frisna memilih untuk menenggelamkan wajahnya di meja. Baru sebentar teriakan terdengar jelas di telinga gadis itu.
"Frisna Izza Afkarin! Berani ya kamu tidur di kelas!
***
Fresya keluar bersama temannya. Ia berjalan santai menyusuri koridor sekolah. Hari ini ia merasa moodnya cukup baik. Tapi tidak tahu bagaimana setelah ia mendengarkan gunjingan yang tengah dibicarakan oleh siswi di koridor itu.
Gadis itu mencoba untuk bertahan dengan cibiran pedas yang mereka berikan padanya. Sudah tentu, pasti mereka menyindirnya karena perlakuan nya kepada Elvan tadi.
Cih! Dasar cewek gak tahu malu!
Cantik si.. tapi sayang sombong!
Gue tau dia mostwanted tapi gak semua cowok disini diembat kali!
Kayak kalian gak tahu aja, dia itu cabe murahan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...