Jangan lupa vote dan komen guys!
Cinta? Jika terlalu dipaksakan mungkin akan mempermalu diri, namun jika dibiarkan akan menyakiti hati.
~Luka Terbaik~
Cinta berhasil memberikan nuansa yang berbeda pada masanya. Terkadang kita mendapatkan sesuatu yang manis diawal, namun ketika diakhir banyak sekali masalah pahit yang mengganggu hubungan mereka. Ada juga yang sudah merasakan pahit diawal, namun ketika mereka tetap memilih menjalaninya, tidak ada alasan bahwa mereka akan mendapatkan hasil akhir yang mengharukan. Semua fase itu telah diatur pada garis edarnya masing-masing.
Seperti seorang gadis yang sedang duduk berhadapan dengan pria yang dicintainya. Dia tidak pernah menyangka jika pada akhirnya dirinya mampu sedikit meluluhkan simpati yang selama ini ia kejar.
Ah, perasaannya seperti ditarik ulur. Kemarin dirinya seolah tidak dipedulikan, namun sekarang justru sebaliknya. Tapi Fresya tak ambil pusing, bukankah ini memang kemauannya sejak lama?
"Lo terlambat lagi?" Elvan menatap mata lawan bicaranya.
Fresya menggeleng pelan. "Engga, cuman tadi gue tidur pas pelajaran jadi dihukum deh."
"Oh." Hanya bisa menanggapi seperti itu. Elvan tidak terbiasa berbicara terlalu banyak dengannya.
"Lo tau gue dihukum kayak gini karena lo," ujar Fresya yang masih sibuk menyendok es krim vanilla nya.
"Karena gue? Apa yang salah sama gue?"
"Tadi pagi kenapa lo ga lewat kelas gue? Gue cariin lo tapi tetep nggak ketemu juga," keluh gadis itu dengan wajah kecewanya.
"Lalu apa hubungannya?"
Fresya mendesah, menghentikan aktivitas makannya. "Gue ngga semangat kalo belum ketemu sama lo. Itulah sebabnya gue sampai ketiduran di kelas."
"Tapi sekarang lo udah ketemu gue. Jangan patah semangat lagi, ya?"
Tidak. Fresya harus secepatnya menghirup udara agar dirinya tidak merasa sesak. Sayangnya ketika itu juga, pasokan udara di kantin seolah menipis. Ucapan Elvan benar-benar terdengar sangat lembut dan manis di telinganya.
Fresya tidak bisa lagi menahan senyum bahagianya. Sedikit malu-malu tetapi dia berhasil menampilkan senyum diwajahnya. "Iya."
"Manis."
"Hah?" Apakah barusan dia tidak salah dengar.
"Es teh gue, maksudnya," jelasnya lebih lanjut.
"Bukannya lo pesan es teh tawar?"
Damn!
Elvan memang tidak pandai menutupi kegugupannya.
***
"Nah tau rasa kan lo, Van." Rafa berdiri bersedekap angkuh melihat temannya yang sedang melakukan shit up.
"Berisik lo!"
Elvan hanya menerima pasrah hukumannya kali ini. Gara-gara dia keluar dari kelas terlalu lama, akhirnya dia mendapatkan hukuman untuk melakukan shit up selama 20× dan harus direkam dengan ponsel, kemudian ia disuruh untuk mengirim video tersebut kepada guru mapel nya.
Davi sejak tadi hanya berusaha keras untuk menahan tawa dan selebihnya dia memvideokan Elvan. Rasanya senang sekali bisa melihat pria itu kepanasan dan kecapaian. Entah teman macam apa memang mereka ini. Terlebih Virgi, dia hanya duduk sembari meminum minuman bersoda nya, kemungkinan besar dia memang sengaja melakukan hal itu di depan Elvan agar pria itu semakin merasakan gerah di tubuhnya. Elvan sedari tadi mengumpat, melihat ketiga temannya yang seolah sangat bahagia melihat dirinya sengsara seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Não FicçãoPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...