Jangan lupa untuk vote dan komen guys.
"Pengin ganteng tapi udah cakep"
~Adhiyatsa Rafa Pratama~
"Hai kak Rafa!"
Pemilik nama tersebut segera membalikkan tubuhnya. Mendapati seorang gadis berkacamata di depan sana.
"Nurul?" tanya pria itu memastikan.
Gadis itu mengangguk malu-malu.
Buset perasaan di foto mulus banget ini kenapa jadi keliatan keriput. Skip yang pandang fisik.
"Sini," ucapnya sangat lembut.
Rafa memang sempat mengirimkan pesan kepada gadis itu untuk menemui dirinya di rootpoft sekolah. Hanya butuh satu hari gombalan mautnya berhasil membuat gadis lugu itu jatuh hati. Memang dalam hal memikat perempuan dia bisa dinobatkan sebagai juara.
"Kamu lagi jam kosong juga?" Cielah aku-kamu katanya. Manis bener.
"Iya nih, kak. Kakaknya juga?" tanyanya balik, tapi tidak berani menatap ke arah Rafa. Tidak kuat melihat terlalu lama ketampanan yang Rafa miliki.
"Iya. Eh, bentar. Itu ada sesuatu di rambut kamu."
Percayalah ini hanyalah modus belaka. Rafa sebenarnya hanya ingin mengusap rambutnya agar semakin membuat gadis itu tergila-gila dengannya.
"Lembut ya."
Wajah gadis itu sudah merah merona menahan gembira. Dia tampak menikmati setiap belaian tangan Rafa di kepalanya. Hampir saja pekikan keluar dari mulutnya yang sedari tadi ia tahan setengah mati agar tidak menjerit.
"Eh, ko ada yang basah." Perasaannya menjadi tidak enak.
Benar saja saat tangannya terangkat ternyata ada cairan putih melekat pada tangannya. Dengan berat hati dia menciumnya dan seketika matanya membulat.
"TAI BURUNG."
Rafa segera mengelapkan tangannya ke tembok guna membuang kotoran itu. Tidak peduli jika nanti dia akan terekam Cctv sekolah karena melakukan hal tersebut.
"Eh- anu itu ... gue cabut dulu ya, Nurul."
"Tapi kak-"
Belum selesai Nurul mengatakannya, Rafa sudah terbirit-birit pergi dari gadis itu.
Nurul menghela nafasnya jengah. Hanya gara-gara kotoran burung yang membuang sembarangan di rambutnya, membuat dia gagal pdkt dengan Rafa.
Bukannya dia membersihkan rambutnya malahan kotoran itu diusap-usapkan agar menyatu pada setiap helai rambut.
"Vitamin rambut gratis, lumayan."
Nurul yang gila.
***
Tidak menyerah begitu saja Rafa segera mengirim pesan kepada perempuan lain. Bukan dia namanya jika satu hari tidak memiliki pacar. Kemarin dia baru saja putus dengan pacarnya, alasannya sangat sepele baginya. Mantan pacarnya itu memutuskan dirinya hanya karena tidak sengaja mengatakan nama perempuan lain saat tengah malam gadis itu menelfon. Lagipula salah dia sendiri menelfon nya saat mengantuk berat, jadilah semua kebohongan terungkap dan hal itu memicu sakit hatinya sendiri. Itu lo nya aja yang brengsek, Rafa! Hih gemes.
"Halo?" Rafa mengangkat sebuah telfon.
"Dimana? Hah dibelakang ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terbaik
Non-FictionPermainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika s...