10

122 20 0
                                    

-happy reading ☺️😉-

Disana terlihat seorang lelaki berjas duduk di tempat kerjanya sambil memutar kursinya ke kanan dan ke kiri. Seperti anak kecil yang sedang bermain dengan kursi kerja.

Tapi lelaki ini sepertinya melamun memikirkan sesuatu.

"Siall! Mau sampe kapan gw mikirin cewe itu?"

"Kenapa setiap hari!! Arghhhh!" kesal Jason

"Kenapa bayangan dia selalu muncul. Arghhhh"

Jason mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya benar-benar mengganjal jika gadis itu sudah ada di dalam pikirannya. Seperti yang ia rasakan kala itu. Gadis itu benar-benar familiar di matanya. Namun tidak ingat.

Ceklek.. pintu itu di ruang kerja Jason terbuka

"Jason.. papa manggil kita buat makan malem disana. Ayo kita pergi bareng" ucap Michelle Alicia

"Bilang gw sibuk, kapan kapan aja" ucap Jason

"Tapi ini hari libur jee. Makan malem ini ga bisa dilewatkan"

"Lo aja yang pergi. Gw ga mau"

"Bukan Cuma makan. Bakal Ngumumin tanggal pernikahan kita. Ini berharga buat kita. Ahhh aku ga sabar"

"Gw ga tertarik. Jangan maksa gw. Kalo Lo mau pergi silahkan pergi sendiri. Kalo ga mau silahkan pergi dari sini" ucap Jason

"Oke, aku gamau pergi. Tapi, biarin aku disini nemenin kamu"

"Lo ga denger gw nyuruh Lo apa? Apa perlu gw bawa Lo kerumah sakit untuk periksain kuping Lo? Pergii!" teriak Jason

"Jee kamu kenapa sihh? Aku disini niatnya baik loh. Kenapa kamu benci bangett sama aku?"

"Gw ga butuh niat baik Lo. Kalo Lo gamau pergi, biarin gw yang pergi"

"Jangan! Okeyy.. aku yang pergi. Aku bakal balik lagi kesini. See you"

Setelah Michelle Alicia keluar, Jason menghela nafasnya sedikit kasar. Wanita itu terus muncul saat boot nya sedikit tidak baik. Membuat darah tinggi nya naik saja!

Jason memanggil Bryan untuk datang ke ruangannya. Tak butuh waktu lama Bryan sudah berakhir di depan Jason sekarang.

"Kau masih ingat dengan seorang gadis yang aku temui di perusahaan waktu itu?" tanya Jason

"Iya tuan, aku mengingatnya" ucap Bryan

"Kalau begitu, Aku meminta bantuanmu untuk mencari gadis itu. Aku sudah mencarinya waktu itu, tapi dia tidak ada. Aku meminta kau untuk menemukannya secepatnya"

"Aku akan melakukannya, tuan. Secepat mungkin"

"Bagus. Tapi sebelum kau pergi, Aku ingin bertanya sesuatu padamu"

"Apa yang mau anda tanyakan tuan?" tanya Bryan

"Apa sebelum belum aku mengalami lupa ingatan, apa gadis itu sebelumnya pernah sama ku?" tanya Jason

"Sebenarnya aku tidak boleh mengatakan ini. Tapii-" sempat terputus

"Tapi apa? Kau disuruh oleh papat diriku untuk tutup mulut kan? Aku ini bos mu. Dan dia papa tiriku tidak ada hubungannya sama sekali dengan mu. Untuk apa kau mengikutinya!" bentak Jason

"Maaf tuan. Tapi dia mengancam ku" ucap Bryan.

"Jangan takut, aku berpihak padamu.. sekarang katakan yang sebenarnya" ucap Jason.

"Iya, dia namanya Claudia. Dia pernah bersama anda dulu. Namun, hanya sebatas pria dan wanita tidak memiliki hubungan apapun" ucap Bryan

"Apa yang aku lakukan dulu?"

"Waktu pertama kali, Tuhan selalu menyiksanya dan mengekangnya. Tapi, seiring berjalannya waktu anda menyayangi gadis ini sangat menyayanginya"

"Menyiksanya? Baik.. terimakasih"

"Temukan Claudia secepatnya. Aku nggak mau tahu dalam waktu dekat ini kau harus memberi tahu keberadaan gadis itu padaku" ucap Jason

~

~

~

"Gugup bangettt? Mau makan dulu. Keknya masih ada waktu" ucap Evans

"Gausah, gw blom laper. Nanti juga di pesawat kita bakal makan" ucap Claudia

"Okeyy, kalo ada apa apa langsung aja ngomong. Lo paham?" Claudia mengangguk

"Keknya gw mau ke WC dlu dehhh. Gw kesana bentar yaa ga lama kok"
Evans membalas dengan anggukan
Namun, hanya beberapa kaki Claudia melangkah, iya sudah berbalik badan dan kembali kepada Evans. Membuat Evans mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa? Kok Lo ketakutan gitu? Kenapa sama Lo?" tanya Evans

Claudia hanya menatap mata Evans, tidak mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari mulut pria itu.
Setelah dilihat ada seorang pria asing yang mendekat ke arah mereka berdua. Dia memakai jas, sama seperti Evans saat ini.

"Nathan? Kenapa Lo nyusul kesini?" ucap Evans

"Tenang, gw nggak bakal macem-macem. Gw di sini nyari lo"

"Lo pasti jebak kita kan! Buat nyulik Claudia lagi?"

"Gw bukan cowok jahat seperti yang kalian pikirin. Cuman gw dulu berpihak sama marshel karena uang" ucap nathan

Dilihat dari tingkahnya dan cara berbicaranya, Evans yakin Nathan sudah tidak seperti dulu lagi. Sepertinya ini akan menjadi sedikit serius. Evans mempersilahkan natal untuk duduk di samping kanannya. Dan di samping kiri nya terdapat Claudia yang masih was-was.

"Lo buat Claudia takut! Cepet minta maaf.. sialan emanggg"

"Hai Claudia! Apa kau ingin sebuah permen kapas? Sepertinya di bandara ini ada. Haruskah gw memberikan itu biar lo nggak takut lagi sama gw"

"Dia bukan anak kecil tolol"

"Heyy dude! Gw lagi usaha. Lo tenang aja. Gw pasti berhasil buat dia tenang. Gw ini dulu mantan badut anak-anak" (yeee ngaku aja lo nath)

"Badut anak anak? Hahaha.. kalau gitu pas gw ultah Lo bisa jadi badut semangka yang gw pajang di depan pintu kamar pintu?" ucap Evans

"Badut semangka pala Lo! Cari aja sendiri! Gw mah ogahh!"

Claudia yang melihat dua makhluk ini sedikit tersenyum dengan kelakuannya. Ternyata selain menakutkan Nathan ini juga seorang pelawak. Gadis ini ingin tertawa saja rasanya.

"Oh liat, Claudia cengengesan nohhh.. aduhhh maniss bangettt. Apa pipi gw merah?!" tanya Nathan

"Engga, pipilo warnanya kuning. Kayaknya manis boleh ga gw jilat" ucap Evan mendekatkan bibirnya pada bikin Nathan

"MAS KOWE LANANG LOH MASS! BAJING*N MAS!!" (nyantuyy donggg nathh)

"Kecilin suara Lo Bangs*t! Lo kek cewe yang Deket lampu merah tengah malem kalo teriak teriak" ucap Evans

"Pp-ppftt.." keluh Claudia

"Lo ketawa? Keknya seneng bangett sekarang. Bagus dehh, lain kali gue bakal jadiin Nathan sebagai badut penghibur" ucap Evans

Plakkk!!
Nathan menggeplak kepala Evans sedikit keras

"Oh shittt! Kepala gw tolol!"

"Gw bukan badut anjirr! Tapi gw maf-"




To be continued...

SIT DOWN!! [S2] (JASON WILIAM WINATA) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang