5

136 21 1
                                    

-happy reading ☺️😉-

Ruangan kali ini penuh dengan aroma rokok yang sangat menyengat di hidung. Pria tua itu terus menghisap rokoknya sembari menutup panggilan dari seseorang.

Di pintu masuk terdapat seorang wanita yang baru saja pulang entah dari mana. Melepaskan heels-nya dan menaruhnya di rak sepatu.

"Sial! Bau apa ini. Kenapa kuat banget?!"

"Apa kau tidak suka. Pergi ke kamar mu!" ya itu adalah Michelle Alicia dan marshel.

"Ck! Selalu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Michelle Alicia

"Bicara saja, tidak susah. Jika tidak penting tidak usah. Apa kau inginkan aku membelikanmu Gucci lagi?" tanya marshel

"Ga, matikan dlu rokok mu itu"


Marshel menjatuhkan rokoknya di lantai dan menginjaknya dengan sepatunya.

"Sudah, apa yang ingin kau katakan?"

"Apa kau benar benar mencuci otaknya?! Obat yang kau berikan apa benar?" tanya Michelle Alicia

"Hmm, aku sudah menyuntiknya 2 kali waktu itu. Ada apa?" tanya marshel

"Kenapa dia sama sekali tidak berubah? Kenapa dia tetap saja membenciku?"

"Kau kurang menggodanya" ucap marshel

"Sudah, setiap kali akan menggoda nya dia selalu menolak ubahkan mendorongku! Ini sudah 3 bulan tapi tidak ada perubahan" ucap Michelle Alicia

"Lihat kedepannya saja. Pokoknya jangan berhenti mendapatkannya. Kau sudah mencintainya bukan?"

"Iya aku mencintainya. Hari ini aku pergi makan siang dengannya" ucap Michelle Alicia

"Kesempatan yang bagus bukan?"

~

~

~

Seorang waiter datang menghampiri Evans dan Claudia yang baru saja . Evans tersenyum sembari menerima sebuah buku menu dan membukanya.

"Lo mau makan apa?" tanya Evans

"Samain aja" ucap Claudia

"2 steak beaf, 1 potato salad, 1 strawberry milkshake and 1 rose wine" ucap Evans

"Baik, ada tambahan lain?" tanya waiter

"Tidak ada itu saja"

"Baik mohon ditunggu"

Waiter itu pergi dengan catatan menu yang ada di tangannya

"Apa habis ini ada rapat lagi?" tanya Claudia

"Gaada, habis ini kita langsung pulang. Gw mau ngerjain kerjaan gue di rumah aja" ucap Evans

Claudia mengangguk sambil mengedarkan pandangannya.


Lagi-lagi ia menangkap seseorang yang sangat mirip dengan Jason duduk membelakangi dirinya, di tempat duduk yang sama. Seakan-akan tempat duduk itu memang untuk dirinya seorang.


Tapi, di depan pria itu terdapat seorang wanita yang bisa dilihat dengan jelas. Itu..

Itu Michelle Alicia! Tidak.. tidak mungkin itu Jason dan Michelle Alicia. Apa mungkin? Gadis itu menggelengkan kepalanya untuk menghapus apa yang ia pikirkan.

"Ada apa, Lo pusing?" tanya Evans panik

"Ah gaada, kayaknya tadi ada serangga yang lewat tempat di depan muka gw. Jadi aku kayak gitu biar serangga itu pergi"

"Oh.. kalau ada apa-apa bilang gw ya" ucap Evans

Claudia kembali mengangguk dan menatap tempat duduk itu lagi. Pandangan Michelle Alicia seketika bertemu dengan Claudia. Dengan cepat Claudia mengalihkan pandangannya menatap ke luar jendela. Semoga dia nggak tahu!


Tak lama makanan yang dipesan oleh Evans sudah datang di meja mereka.

Claudia dan Evans segera memakannya dengan perlahan. Tapi, Evans diawali dengan meminum segelas wine. Tidak dengan Claudia yang langsung saja memotong dagingnya dan memakannya.

Lagi Dan lagi, kini mata Claudia menangkap wanita yang bernama Michelle Alicia. Iya berusaha menyuapi Jason. Dan ya, Jason menerima suapan itu.

Kesini makin kesini, gadis itu yakin bahwa itu adalah Jason. Mungkin jika ia memberitahu Evans pria itu tidak akan percaya. Dan menganggap dirinya sedang halusinasi.

Jujur saja, saat dirinya melihat Jason dan Michelle Alicia disana hatinya cukup sakit seperti disayat sayat tapi tidak berdarah. Namun terasa sangat menyakitkan.

Sudah bisa ditebakkk. Gadis ini masih menginginkan Jason dan tak rela jika Jason sudah menjadi hak milik orang lain.

Dia rindu saat di mana Jason memeluknya dengan erat kala itu. Pelukan itu terus membekas di tubuhnya. Pelukan itu masih terasa. 'Jason aku merindukanmu' batinnya


Sudah tidak bisa dibohongi lagi perasaan ini. Ia mencintainya. Mencintai seorang pria yang dulu menyakitinya. Bukannya benci, justru gadis itu sangat merindukannya. Lebih dari kata rindu sekalipun.


Tapi, saat ini yang berada di sisi-nya bukan dirinya. Melainkan wanita lain. Dia hanya bisa berharap jika Jason bahagia dengan gadis pilihannya. Meski bukan dirinya.

Gadis itu menundukkan kepalanya, membuat Evans sedikit heran. Iya berusaha memahami apa yang sedang gadis ini lakukan.

"Claudia Lo gapapa? Apa Lo sakit?" tanya Evans

Tidak ada jawaban dari gadis itu yang ada malah isakan tangis darinya.

"Claudia Lo nangis? Apa yang terjadi sama Lo.. apa perut Lo sakit? Ayo kita pergi ke rumah sakit" ucap Evans

"Tidak, Evans apa kita bisa pulang sekarang?" tanya Claudia

"Ayo kita pulang. Lo beneran nggak papa? Mau gw gendong?" tanya Evans

"Gausah makasih. Ayo pulang aja"


Evans menuntunnya hingga masuk ke dalam mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang. Takut kalo Claudia kenapa Napa"

Tidak biasanya Claudia seperti ini. Disetiap perjalanan Evans bingung ada apa dengan gadis yang sedang tertidur ini. Masih ada air mata sisa di pipinya.

Michelle Alicia yang berada di sana hanya tersenyum getir. Dia sadar bahwa itu Claudia dan sengaja melakukan hal itu di depannya.

"Ada apa sama Lo? Kenapa lo senyum-senyum sendiri. Apa yang lo lakuin? Senyuman lo seperti sudah melakukan hal yang merugikan" ucap Jason

"Ga ada, hanya saja aku tersenyum dengan kemesraan seseorang disana. Kapan kita akan melakukan seperti itu?"

"Bermimpilah sampai bulan memiliki sinar sendiri sekalipun. Kita tidak akan melakukannya" cetus Jason






To be continued...

SIT DOWN!! [S2] (JASON WILIAM WINATA) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang