37

86 17 0
                                    

-happy reading ☺️😉-

"Jadi apa yang kau inginkan" tanya Claudia kepada Jason.

"Kau ingat dengan lamaranku saat itu? Kau menolaknya dengan alasan bukan waktu yang tepat. Saat ini aku tahu maksud dari alasan itu. Saat inikan maksudmu? Membunuh marshel"

"Iya itu maksudku. Bagus jika kau sudah tahu, jadi aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar lagi dengan mu"

"Karena semua sudah selesai, berarti saat ini adalah waktu yang tepat. So, kau bersedia menerima lamaranku dan menjadi wanita yang berada di sampingku setiap saat?"

"Aku tidak bisa, maaf"

"Kenapa tidak bisa, ada apa lagi"

"Seharusnya tidak seperti ini, tujuan kita bukan ini"

"Aku sudah terlanjur mencintaimu dan bertujuan menjadikanmu istriku"

"Hapus rasa itu. Rasa perasaanmu terhadapku"

"Tidak bisa, dan tak akan pernah"

"Bisa, aku saja bisa. Kenapa kamu tidak?"

"Tunggu, berarti kamu juga mencintaiku? Kamu memiliki perasaan padaku?"

"Tidak, Aku sama sekali tidak mencintaimu, bodoh!"

"Tidak ada gunanya juga kau berbohong. Jika tidak, Kenapa waktu itu itu kamu memelukku dan mencariku?"

"Ck! Iya! Aku memiliki perasaan padamu, sialan!"

"Daripada kita harus berusaha untuk melupakan perasaan kita, Kenapa tidak berlanjut saja? Toh kita sama-sama mencintai. Jangan memaksa dirimu sendiri. Ikuti apa kata hatimu" ucap Jason

"Tapi, cinta tak harus memiliki, Jason"

"Cinta tak harus memiliki, lantas siapa masa depanmu yang pantas menjadi pendampingmu? Evans?"

"Jason-"

"Tidak usah diperjelas, aku sudah tahu. Kau bersamanya 5 bulan saat aku tidak pernah menemuimu saat itu. Lokasi menyimpan rasa pada Evans, begitu juga dengan sebaliknya"

"Aku tidak memiliki perasaan padanya, jangan mengada-ngada!"

Evans yang mendengar, perlahan menundukkan kepalanya sedikit. Menahan rasa sakit yang kini terasa di hatinya.

Kata-kata itu sukses membuat Evans menangis, namun air matanya tak terlihat. Dirinya menangis dalam hati, dalam diam. Cukup tahu pada akhirnya akan seperti ini.

Gadis itu, gadis yang pernah mengusik pikirannya kini mengalirkan darah di hatinya. Tidak, tidak sakit. Namun sedikit perih.


Jason yang sadar, sedikit menoleh kearah Evans. Sahabatnya itu pasti sakit mendengar itu, tapi dirinya juga. Sepasang sahabat itu sama-sama mencintai gadis yang sama, sulit.


Evans hanya berharap suasana seperti ini cepat berlalu.

"Kau tega?"

"Apa kau tidak kecewa denganku yang selama ini menyembunyikan identitasnya sebagai mafia kepadamu?"

"Tidak, kau tipeku. Gadis pemberani yang bahkan berbohong demi kebaikan. What's wrong, i like it"

"Aneh"

"Tunggu info pernikahan kita, secepatnya"

"Aku tidak mau, aku menolak"

"Tidak ada penolakan, dan aku tidak menerima penolakan"

"Aku tidak suka dipaksa!"

"Dan aku tidak suka ditolak" ujar Jason santai. Beranjak dari sofa menuju kamarnya.

"Kalian boleh pergi, tunggu kabar baik dariku"









To be continued...

SIT DOWN!! [S2] (JASON WILIAM WINATA) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang