24

113 17 2
                                    

-happy reading ☺️😉-

"Terimakasih, tapi maaf.." Jason gelisah, menunggu Claudia melanjutkan kata katanya

"Maaf, aku ga bisa Nerima lamaranmu. Ini bukan waktu yang pas" Claudia menunduk, rasa bersalah kini ada pada dirinya.

Jason tersenyum seraya menutup ring box tersebut. Jujur, ini adalah kejadian yang Jason tidak inginkan. Namun, mau gimana lagi jika ini skenario yang diciptakan sudah begini.

Gadis itu tiba tiba memeluk Jason sambil menangis. Dengan sedikit rasa kecewa, Jason membalas pelukan itu seraya mengusap punggung Claudia agar sedikit tenang.

"Gapapa, aku tau ini terlalu cepat untukmu" ucap Jason

"Maaf aku juga mencintaimu. Aku memiliki perasaan sama denganmu. Tapi, untuk ini bukan waktu yang tepat. Mohon tunggu aku!" sambil menggeleng kan kepalanya dengan cepat.

"Iya, itu pasti. Aku pasti akan menunggu mu"

Claudia melepaskan pelukan tersebut dan menatap Jason. Jason perlahan mengusap sisa air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Dasar! Cengeng haha.." ucap Jason

"Aku ngerasa bersalah tau!"

"Its okeyy, baby. Mau dinner bersama malam ini?" Claudia mengangguk

*FLASHBACK SIANG*

Dua lelaki itu duduk berhadapan sambil meneguk segelas wine hingga habis. Sudah cukup lama mereka berdiam, akhirnya salah satu lelaki itu membuka suara.

"Udah inget gw? Buat apa lo ngajak gw ketempat beginian?" tanya Evans

"Gw lebih nyaman ditempat ini. Ada yang harus gw omongin sama Lo" ucap Jason

"Iya, ngomong aja langsung"

"Maaf untuk kejadian 5 bulan lalu" ucap Jason

"Oh itu, gapapa. Aku tau, jadi lo nggak perlu khawatir. Ngomong aja apa yang lo mau omongin sama gw"

"Claudia sama Lo kan?" tanya Jason

"Hm? Iya, Claudia sama gw. Dia ada di mansion ku" ucap Evans

"Gimana keadaan dia selama gw gaada disampingnya?"

"Dia terus nanyain keadaan Lo dan Lo ada dimana. Satu hari setelah Lo gaada disampingnya. Hampir seharian dia ga makan apapun. Mukanya pucet" ucap Evans.

"Astagaa, maaf. Trus sekarang gimana?" sambil menghela nafas

"Cukup membaik, sebelum aku membawanya ke London. Dia mengatakan bahwa bertemu denganmu di restoran. Tapi, Lo malah ngusir dia. Jujur aja, awalnya gw ga percaya. Gw ngira dia halu".

"Thank you udah ngelindungin dan jaga kalau dia buat gw selama ini. Apa yang harus gw lakuin sebagai tanda terimakasih gw ke Lo?"

"Gaperlu, tapi maaf. Aku menjaganya bukan untukmu melainkan untuk diriku sendiri" Evans menunduk

"Apa? Apa maksud Lo?"

"Iya gw suka dia. Sama kayak Lo, aku punya perasaan lebih sama Claudia" ucap Evans

Jason membuang mukanya seraya menyeringai dengan sedikit kesal.

"Gw gabisa marah sama Lo. Gimanapun juga, Lo sahabat gw, jangan berantem Cuma soal cewe"

"Gw rasa gw harus to the point aja" Evans mengangguk

"Gw mau ngelamar Claudia nanti malem. Gw butuh kerjasama Lo"

Evans membelalakkan matanya, apa? Dia tidak salah dengarkan. Jason bakal ngelamar Claudia nanti malem.

"Lo serius?" tanya Evans.

"Iya gw serius. Gw ga mau kehilangan dia buat yang kedua kalinya" ucap Jason

"Gitu ya, klo itu mau Lo lakuin aja. Lo butuh kerjasama gw gimana?"

"Bawa Claudia nanti malem ke pantai. Ini alamat pantainya. Cukup jauh dari tempat ini" ucap Jason seraya menyerahkan kertas berisi alamat.

"Suruh dia pake dress. Jangan bilang kalo gw mau ketemu sama dia. Cukup bilang aja kalo Lo mau ngajak dia keluar. Gw harap Lo bisa terima ini" ucap Jason.

Dengan berat hati Evans mengangguk. Toh, dari awal memang Jason menitipkan Claudia untuknya bukan dirinya. Claudia memang seharusnya dengan Jason bukan Evans. Tapi, perasaan ini malah tertuju pada gadis yang sudah ditandai oleh seseorang untuk lelaki itu nikahi.

"Iya gw usahain buat bawa dia ke Lo. Jangan pernah nyakitin dia lagi yaa" ucap Evans

"Pasti. Makasih dan maaf soal perasaan mu ke Claudia yang harus Lo hilangkan" ucap Jason.

"Gapapa, udah seharusnya gini kan?" Evans tersenyum

"Yaudah gw pergi dulu. Nanti gw hubungi lo lagi" ucap Jason.

"Iyaa" ucap Evans

"Huh, gaada kesempatan ya? Sudah cukup aku merasa sakit hati saat Claudia terus-menerus menanyakan Jason. Dan ini? Jason melamar Claudia. Haha.. tuhan ga ngijinin aku ya?"

Dirinya kembali menunduk sembari meneguk habis wine yang baru saja ia tuang ke dalam gelas.







To be continued...

SIT DOWN!! [S2] (JASON WILIAM WINATA) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang