# 12. On His Memories

1.3K 162 2
                                    




Jae merasa ada yang meniup-niup telinganya beberapa kali, ia membuka mata dan menoleh gadis itu tersenyum disampingnya dan kini mencoba menggelitik leher Jae. Jae terhenyak 'Kenapa kamu ada disini?'  benaknya masih bertanya-tanya. 

Tiba-tiba ponselnya berdering dan gadis itu segera mengambilnya.

"Eh itu handphone ku, balikin" tapi gadis itu malah melompat dari tepat tidur dan menjauh, Jae segera mengejar gadis itu, ponselnya masih berdering. Mereka akhirnya kejar-kejaran di kamar yang cukup luas itu.

"Itu pasti dari Prof Kang aku lagi nunggu telponnya" rengek Jae tapi gadis itu tak peduli, ia hanya ingin bermain-main.

Ketika Jae akhirnya berhasil mengambil ponsel dari tangan gadis itu, deringnya sudah berhenti. Jae terduduk dipinggir tempat tidur sambil memandang layar yang mati dengan merengut. Gadis itu ikut duduk dan memeluk bahu Jae dari belakang.

"Kamu nakal!!... kamu tau kan Prof Kang sangat strick orangnya" Jae berpaling dan gadis itu cuma tersenyum sambil memasang wajah imut.

"Kamu harus dihukum" Jae lalu mengelitik gadis itu yang tentu saja segera menghindar tapi tangan Jae lebih cepat meraih pinggangnya dan sekarang gadis itu sudah berada dibawahnya. Dering ponsel kembali mengganggu mereka. Keduanya menoleh Jae lalu meraihnya tapi ternyata bunyinya bukan dari ponsel.

Jae terus menoleh mencari sumber bunyi, suaranya tambah nyaring dan... 

Jae terbangun. 

Kali ini dia benar-benar terbangun suara alarm yang membangunkannya. Ia menoleh tidak ada siapa-siapa disampingnya tidak juga Sakura gadis yang tadi muncul dimimpinya.



Jae terduduk menyadarkan punggungnya ke board tempat tidurnya dan menyadari kalo tadi dia bermimpi. Jae mengusap rambut yang acak-acakan ke belakang lalu menarik kedua kaki dan memeluk lututnya ia meletakan dahi ke tangan.

'Sebegitu kangen kah dia dengan kekasihnya sampai-sampai muncul dalam mimpi'  ia masih menelungkup sambil menahan air matanya.

Seorang pria akan menangis jika sendirian dan kini Jae juga melakukannya.




🍎

"Sayang bangun, bukankah kamu ada acara di kelas internasional?" Jae membangunkan Sakura yang masih saja meringkuk dibalik selimut.

"Nanti saja lagian aku bukan panitia"

"Tadi Jhonny menyampaikan pesan untuk mengingatkan kamu"

"Aaah aku ngantuk berat ini" Sakura muncul dari balik selimut dan malahan mendekat ke Jae lalu memeluk lengan Jae matanya kembali merem. Jae menyibak rambut Sakura dengan tangan yang sebelah dan mengusap pipinya.

"Beneran gak akan pergi?... kemaren kamu antusias banget pengen datang" Jae mendekap Sakura ke dalam pelukannya. Sakura akhirnya membuka mata dan memandang Jae dengan mata besarnya itu. Gadis itu mulai bergerak bangun dan malah menghujani Jae dangan ciuman di bibir, pipi dan lehernya.

"Hmmmp Sakura...stop it" Sakura akhirnya berhenti dan duduk.

"Jhonny sudah dimana? aku mau ikut nebeng ke tempat acara"

"Lah dia bilang tadi sudah standby di venue dan menyuruhmu segera datang"

"Aah pria tua itu merepotkan saja!" gerutu Sakura sambil beranjak dari tempat tidur.

"Siapa yang kamu maksud?"

"Temen lo !!" Jae ngakak. Dilihatnya Sakura merapihkan diri lalu meraih tasnya dan pamit pergi.



Jae sedang berada di klub seni saat kabar mengejutkan datang tentang kecelakaan taksi yang ditumpangi Sakura dan berita supirnya meninggal di tempat, sementara Sakura dengan luka yang parah dan masih hidup dibawa ke rumah sakit tapi akhirnya gadis itu tidak dapat bertahan.

Pagi itu adalah terakhir kalinya Jae melihat Sakura.

I can hear it callin'
From where you are
Loving the way you wanna talk.




Jae masih duduk menelungkup di tempat tidurnya. Hampir setahun lebih kejadian itu dan mimpi tadi mengingatnya kembali, ia sudah mencoba mengusir kesedihan itu dengan berbagai kesibukan yang selama ini dilakukannya, tapi kenapa akhir-akhir ini ingatan tentang Sakura seperti sering muncul kembali.

Ponselnya berdering Jae menoleh dan bergerak menerima panggilan itu.

"Dimana lo?"

"Apartment"

"Buruan turun, pestanya sudah mulai" suara musik terdengar dari sebrang telpon.

"Pesta apaan sih?"

"Ah overthinking lo, udah cepetan turun" ucapan Jhonny si penelopon ada benarnya, ia memang banyak pikiran dan hanya memendamnya sendiri.

"Ini pesta ultah gue, buruan bro!" Jhonny memutuskan sambungan telpon.


Jae baru tersadar ia ketiduran setelah memeriksa revisi tugas akhirnya. Ia terbangun oleh alarm yang mengingatkan untuk olahraga. 

Jae melihat ke jam di meja samping lalu bergegas turun dan merapihkan diri.

'Setidaknya aku bisa menghibur diri di pestanya Jhonny'








🍎

Pengen baca komen-komen deh


Heartbeat - Jaerose [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang